

SARGA.CO - Warna-warni topi joki mungkin terlihat sederhana di lintasan. Tapi di balik tiap warna, tersimpan kisah panjang. Terdapat sejarah klasik hingga fungsi penting di arena balap kuda modern. Simak uraian selengkapnya berikut ini.
Ketika sederet kuda pacu bersama joki masing-masing bertanding di lintasan, ada satu perlengkapan yang selalu mencuri perhatian selain silk atau baju sutra warna-warni, yakni topi joki. Benda kecil ini bukan sekadar pelengkap pakaian, tapi bagian penting dari identitas sekaligus perlindungan seorang joki.
Jika kini topi joki berfungsi sebagai pelindung demi keselamatan, sejarahnya jauh lebih panjang. Menurut
The Dictionary of Fashion History, topi joki pertama kali dibuat dari beludru, lengkap dengan visor dan tali pengikat.
Memasuki abad ke-19, desainnya berkembang menjadi lebih ringan dengan bahan sutra atau silk. Saat itu, topi mulai berfungsi bukan hanya sebagai pelindung, tetapi juga sebagai simbol. Warna dan pola yang dipakai memberi identitas, mewakili stable atau pemilik kuda.
Seiring regulasi keselamatan, bentuk topi joki pacuan kuda modern kini dibuat sedikit lebih besar agar bisa menutupi helm pelindung. Jadi, topi joki yang kita lihat hari ini adalah kombinasi tradisi panjang dan inovasi teknologi untuk keselamatan di lintasan.
Dari sinilah peran warna dan motif semakin penting. Mengutip The Jockey Club, tradisi silks dengan warna serta corak unik sudah dikenal di Eropa lebih dari 500 tahun lalu. Pola-pola seperti bintang, garis, atau lingkaran bukan hanya berfungsi sebagai dekorasi, semuanya didaftarkan resmi agar tidak ada dua pemilik kuda dengan desain serupa.
Topi joki kemudian diselaraskan dengan warna silk tersebut. Hal itu bertujuan agar penonton dan komentator lebih mudah mengenali kuda yang sedang berpacu. Beberapa kombinasi bahkan menjadi ikonik. Cukup sekali lihat, penggemar pacuan kuda bisa langsung mengetahui siapa pemiliknya.
Dengan begitu, mereka lebih mudah memfokuskan diri untuk mendukung joki dan kuda andalan masing-masing.
Jika di panggung internasional terdapat aturan resmi mengenai warna baju dan topi joki, Indonesia juga menerapkan hal serupa. PORDASI (Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia) melalui Komisi Pacu menetapkan warna topi joki sesuai dengan nomor pelana.
Selain topi, Komisi Pacu juga menetapkan standar warna untuk baju joki yang totalnya terdapat 12 pilihan dan berlaku untuk keduanya.
Berikut daftar warna topi yang menjadi standar PORDASI berdasarkan nomor pelana:
Dengan sistem ini, identifikasi joki di lintasan jadi lebih cepat, dan penonton bisa segera tahu di mana posisi joki favorit mereka.
Aturan mengenai warna baju joki di Indonesia pada dasarnya masih mengikuti standar internasional. Mengacu pada Peraturan dan Petunjuk Pelaksanaan Kejuaraan Nasional Pacuan Bab XXIII, setiap pemilik kuda atau stable berhak memiliki baju sendiri, dengan syarat warna maupun simbolnya tidak boleh sama atau menyerupai yang sudah terdaftar sebelumnya.
Kewenangan untuk menentukan sah atau tidaknya sebuah warna ada pada Komisi Pacu atau Dewan Steward. Jika ada perubahan desain atau warna baju, pemilik wajib melaporkan dan memperoleh persetujuan resmi dari Komisi Pacu.
Bagi mereka yang baru mengenal pacuan kuda, perbedaan warna topi joki sering menimbulkan rasa penasaran. Menjawab hal tersebut, tim SARGA.CO menemui Recky Tuwo, yang berperan sebagai judge atau hakim pacuan kuda.
Recky menjelaskan bahwa steward maupun penonton kerap kesulitan melihat nomor pelana kuda, yang sebenarnya menjadi salah satu penanda utama setiap peserta dalam sebuah race.
“Nomor pelana kadang tidak terlihat jelas, apalagi saat kuda berlari berdempetan. Karena itu, topi joki yang berwarna-warni membantu membedakan kuda,” ujarnya.
Itulah sebabnya, dalam setiap race yang diikuti maksimal 12 kuda, masing-masing joki mengenakan topi dengan warna berbeda yang telah ditentukan sebelumnya.
Menurut Ricky, penting bagi penonton, komentator, maupun panitia untuk menghafal warna topi tersebut sebagai penanda setiap nomor pelana kuda. Standarisasi warna tersebut juga memudahkan mereka untuk segera mengenali kuda atau pun joki tanpa harus bergantung pada detail lain yang lebih rumit.
Lebih dari itu, warna-warna ini memberi energi visual bagi pacuan kuda. Setiap warna secara tidak langsung menghadirkan dinamika, mempertegas rivalitas, dan menambah daya tarik tontonan. Di samping itu, setiap topi di lintasan bukan hanya bagian dari seragam seorang joki, tetapi juga bagian dari cerita besar olahraga berkuda.
Nantikan informasi terbaru seputar pacuan kuda hanya di SARGA.CO, dan ikuti keseruannya di Instagram (@sarga.co), 𝕏 (@sarga_co), TikTok (@sarga.co), YouTube (Sarga. Co), Facebook (Sarga.co), serta website news.sarga.co.
Install SARGA.CO News
sarga.co