SARGA.CO—Jones Paendong bukan nama baru di lintasan pacu Indonesia. Sejak debut nasionalnya pada 2007, ia menorehkan beragam prestasi gemilang. Pernah dinobatkan sebagai Joki Kuda Terbaik Indonesia 2017, kini Jones kembali membidik impian terbesarnya, mengamankan podium utama Indonesia Derby.
Sebelum dikenal sebagai salah satu joki terbaik Indonesia, Jones Paendong memulai perjalanannya di dunia pacuan kuda sebagai seorang groom. Di usia belia, ia menjalani rutinitas merawat kuda di sela kesibukannya bersekolah.
“Dulu para pelatih kuda dekat dengan rumah saya. Jadi sepulang sekolah, saya mampir ke kandang kuda. Dari situ sih awalnya menjadi groom. Sampai pada akhirnya terjun di dunia pacuan sebagai joki,” kenangnya.
Tahun 2006 menjadi titik balik. Jones memutuskan merantau ke Pulau Jawa untuk meniti karier sebagai joki profesional di level nasional. Namun, langkah awalnya itu dimulai dengan mengikuti sejumlah kelas dengan jarak lintasan pendek.
“Awalnya dulu dari Manado ke Pulau Jawa, tahun 2006. Mulai coba di trek-trek kecil, sekitar 300 meter. Waktu itu di Jawa Timur,” ujar joki kelahiran 1990 itu.
Latar belakang keluarga yang akrab dengan dunia berkuda membuat langkah Jones menjalani dunia pacuan lebih mudah. Sebelum tampil di lintasan nasional, ia sudah aktif mengikuti berbagai kejuaraan tingkat regional di kampung halamannya, Tompaso, Sulawesi Utara.
“Keluarga, khususnya Opa dan Oma dari pihak bapak punya kuda sendiri. Dunia berkuda memang sudah mendarah daging dari Opa,” terang Jones.
Sebelum bergabung dengan Miranda Stable dan mewakili kontingen Sulawesi Utara seperti saat ini, Jones terlebih dahulu berkarier di berbagai tempat.
Pada tahun 2016, ia sempat membela kontingen Jawa Timur dalam ajang Pekan Olahraga Nasional (PON), di bawah naungan Cahaya Bulan Stable.
Namun jauh sebelum itu, Jones telah meniti karier di luar negeri. Ia pernah menjadi joki di Timor Leste selama dua tahun, tepatnya pada 2011–2012.
Menurutnya, tidak ada perbedaan yang signifikan antara balapan di Timor Leste dan di Indonesia dalam hal kelas pertandingan. Ia bahkan sempat turun di berbagai kelas dengan jarak lintasan yang beragam.
“Dulu waktu di Timor Leste pernah bertanding di kelas berjarak 2.200 meter, Kelas B – 1.800 meter. Pernah juga di Kelas D Pemula. Masih banyak lagi sih,” terangnya.
Salah satu momen paling membanggakan dalam kariernya di Timor Leste adalah ketika ia dipercaya untuk mengendalikan kuda milik Xanana Gusmao, Perdana Menteri Timor Leste kala itu.
Kini, memasuki dua dekade kiprahnya di lintasan pacu, hanya satu impian besar yang terus ia kejar. Jones ingin menorehkan namanya di jajaran para juara Indonesia Derby.
Pencapaian luar biasa Jones pada tahun 2017 membawanya meraih gelar Joki Kuda Terbaik di Indonesia.
Gelar itu ia peroleh berkat serangkaian kemenangan di berbagai kelas sepanjang tahun tersebut. Sebut saja di Kelas D - 1.400 M, Kelas D Sprint - 1.000 M, Kelas C - 1.600 M, dan masih banyak lagi.
Meski begitu, ia tak lantas berpuas diri. Mengamankan podium di Indonesia Derby tetap menjadi target utamanya hingga kini.
"Saya ingin menjadi juara Derby, tapi belum tercapai. Makanya saya semangat untuk terus bertanding. Masih panjang jalannya," ungkapnya antusias.
Seperti diketahui, Indonesia Derby merupakan salah satu gelar paling bergengsi di arena pacuan nasional. Setiap kuda dan joki yang berhasil menempati podium utama di kelas ini akan diabadikan dalam sejarah pacuan kuda Indonesia oleh PORDASI.
Di gelaran IHR: Piala Raja Hamengku Buwono X 2025, Jones bersama kudanya, Monochrome berhasil menduduki podium utama Kelas 3 Tahun Derby Div. I - 1.400 M. Sebuah pencapaian yang semakin mendorong motivasinya untuk mencapai juara Indonesia Derby selanjutnya.
Menjadi yang terbaik di Kelas 3 Tahun Derby Div. I - 1.400 M bukanlah perjalanan yang mulus tanpa rintangan.
Menurut Jones, pesaing terberat di kelas tersebut adalah Tokugawa Eclipse dan Suntora Nagari, dua kuda dengan kemampuan luar biasa di lintasan.
Namun, berkat chemistry yang solid antara Jones dan Monochrome, keduanya mampu tampil dominan dan mengamankan kemenangan dengan performa yang impresif.
Terhitung sebagai joki senior, rutinitas latihan Jones sejak awal karier hingga kini tak banyak berubah. Ia tetap konsisten berlatih dan terus mengasah kemampuannya agar semakin matang di lintasan.
“Harus tetap belajar, mau membenahi kesalahan. Itu aja sih,” pesannya.
Meski fokus utamanya saat ini masih tertuju pada karier sebagai joki dan ambisi memenangkan Indonesia Derby, Jones sudah menyiapkan mimpi besar untuk masa depan.
Joki yang lahir di Tompaso itu ingin menjadi trainer, membagikan pengalaman serta pengetahuan yang telah ia dapatkan kepada generasi penerus joki.
“Ke depannya saya mau menjadi trainer,” ungkapnya.
Terkait latar belakang keluarga yang kental dengan dunia pacuan kuda, Jones mengaku tidak memaksakan sang anak untuk mengikuti jejaknya.
Kendati demikian, Jones mengakui jika sang anak memiliki ketertarikan di dunia tersebut.
“Anak saya sangat suka kuda, tapi saya tidak memaksa dia. Mending dia fokus sekolah, siapa tahu nanti bisa punya kuda,” terang Jones sambil tertawa.
Perjalanan panjang Jones Paendong sebagai salah satu joki terbaik di Indonesia tidak selalu mulus. Namun, keyakinan dan kerja kerasnya membuktikan bahwa setiap usaha membawa hasil.
Selain itu, Jones juga mengajarkan pentingnya untuk tidak cepat puas dengan pencapaian yang sudah diraih. Setiap kemenangan baginya bukanlah akhir, melainkan langkah baru menuju target yang lebih tinggi.
Tak hanya cerita Jones, masih banyak kisah di balik lintasan pacu Indonesia. Dapatkan informasi terbarunya melalui Instagram (@sarga.co), 𝕏 (@sarga_co), TikTok (@sarga.co), YouTube (Sarga.Co), Facebook (Sarga.co), dan website news.sarga.co.
Install SARGA.CO News
sarga.co