SARGA.CO—Kelas A Super Sprint – 1.300 meter menjadi salah satu sorotan dalam Indonesia’s Horse Racing (IHR): Kejurnas Pacuan Kuda PORDASI ke-59 Seri II 2025.
Di kelas bergengsi itu, terjadi duel sengit menuju garis finis antara Dominator dan Princess Gavi. Pada akhirnya, Princess Gavi keluar sebagai pemenang dengan keunggulan tipis atas Dominator.
Berhasil menempati posisi kedua di Kelas 3 Tahun Derby - 2.000 meter pada IHR: Indonesia Derby 2025, nyatanya bukan akhir bagi Princess Gavi. Selang tiga bulan setelah aksi impresifnya itu, Princess Gavi kembali menunjukkan dominasi di lintasan pacu dengan mengikuti Kelas A Super Sprint - 1.300 meter.
Kelas A Super Sprint merupakan salah satu kelas prestisius yang dipertandingkan di Kejuaraan Nasional Seri II dalam Kalender Pacu Nasional PP. PORDASI. Setiap kuda yang berhasil memenangkan kelas ini akan diabadikan namanya sebagai salah satu kuda terbaik dalam catatan PORDASI.
Potensi Princess Gavi sudah terlihat sejak debutnya di JATENG Derby 2024, ketika ia finis di posisi kelima pada Kelas 2 Tahun Perdana A/B – 800 meter. Sejak itu, anak dari Agrippa dan Queen Jasmine ini terus menunjukkan konsistensi dengan selalu menempati tiga besar di berbagai kategori, mulai dari Kelas Remaja hingga Kelas Derby 3 Tahun.
Kini, ia menegaskan statusnya sebagai salah satu kuda tercepat di Kelas Super Sprint.
Menjadi salah satu kuda yang diperhitungkan dalam Kelas A Super Sprint, Princess Gavi dihadapkan pada sejumlah rival tangguh yang sudah lebih dulu dikenal sebagai ‘spesialis jarak pendek’.
Nama seperti Dominator dh. King Talago menjadi tantangan terberat bagi Princess Gavi untuk menaklukkan kelas bergengsi ini.
Start dari gate pertama, Princess Gavi tetap tenang ketika para pesaingnya berebut posisi terdepan. Dominator langsung melesat memimpin, diikuti Satria Ardiaa dan beberapa kuda lainnya. Sementara Princess Gavi memilih bertahan di posisi belakang di bawah kendali sang joki, Hanny Suoth.
Dominator memimpin dengan stabil dan sempat meninggalkan lawan-lawannya cukup jauh. Namun, memasuki tikungan terakhir, Princess Gavi mulai melakukan manuver tajam, menyalip satu per satu kuda di depannya.
Detik-detik menuju garis finis menjadi momen penentu siapa yang akan keluar sebagai juara. Dominator, yang sejak awal memimpin di bawah kendali Esra Tesa Tamunu, akhirnya harus mengakui kecerdikan strategi Hanny serta ketangguhan Princess Gavi.
Kemenangan ditentukan melalui photo finish, dengan hidung dan kaki Princess Gavi yang lebih dulu melintasi garis finis dibanding Dominator.
Keputusan Dewan Steward kemudian memperkuat hasil tersebut, menetapkan Princess Gavi sebagai pemenang Kelas A Super Sprint dengan selisih yang amat tipis.
Dengan kemenangan tipis namun berarti ini, Princess Gavi semakin mengukuhkan namanya di jajaran kuda elit Tanah Air. Kemenangan itu mempertegas dominasinya di nomor-nomor bergengsi dalam kalender pacu nasional.
Hanny, joki yang dipercaya mengendalikan Princess Gavi, mengakui bahwa kuda andalannya memiliki potensi besar di berbagai kelas.
“Princess Gavi ini memang luar biasa,” ungkapnya bangga.
Ia juga menambahkan bahwa persiapan menjelang pertandingan kali ini tidak memerlukan perlakuan khusus, karena Princess Gavi sudah dalam kondisi prima dan siap berlaga.
Terkait insiden Princess Gavi yang sempat menabrak pintu starting gate sesaat sebelum pertandingan dimulai, Hanny menyebut hal tersebut sebagai kendala umum yang kerap dihadapi para joki. Namun, ia menegaskan bahwa gangguan itu tidak terlalu berpengaruh pada jalannya lomba.
“Kalau sprinter, semua joki pasti ingin langsung lari ke depan,” ungkap Hanny.
“Untungnya Princess Gavi nggak terlalu telat start-nya,” tambahnya.
Menghadapi situasi di starting gate, Hanny mengaku mendapat saran dari sang pelatih agar tetap tenang dan tidak terburu-buru.
“Kita jangan gugup, yang penting pelajari dulu bagaimana lawannya,” ujar joki yang sudah berkarier di lintasan pacu sejak 1991 itu.
Ia juga mengakui bahwa Dominator merupakan rival terberat Princess Gavi di Kelas A Super Sprint. Karena itu, strategi joki menjadi kunci utama dalam mengatur ritme kuda di lintasan, terutama menjelang garis finis.
“Sebenernya Princess Gavi dan Dominator itu sama waktu masuk finis, di hidungnya. Tapi Princess Gavi menang di kakinya,” jelas Hanny.
“Princess Gavi ini kalau didorong, dia tahu kapan harus ke finis. Makanya dia nunduk. Masuknya bareng, tapi kaki duluan Princess Gavi,” lanjutnya.
“Tapi Dominator tetap kuda yang bagus,” tutupnya.
Hanny juga menambahkan, jika Princess Gavi mendapat posisi start di barisan depan, hasilnya mungkin akan lebih mencolok lagi.
“Bukan saya meremehkan Dominator, tapi saya tahu betul kondisi Princess Gavi,” ujar Hanny sambil tersenyum tipis. “Saya yang rawat dia, jadi saya tahu persis bagaimana kudanya,” lanjutnya.
Princess Gavi dikenal sebagai kuda pacu dengan kemampuan impresif, dan hal itu kembali ia buktikan lewat penampilannya di berbagai kelas pertandingan.
Kemenangannya di Kelas Super Sprint tentu menjadi sumber kebanggaan, tidak hanya bagi sang joki Hanny, tetapi juga bagi seluruh tim King Halim Stable.
“Princess Gavi ini kudanya istimewa,” ujar Hanny.
“Saya sudah sering ikut Kejurnas dengan banyak kuda, tapi baru kali ini menemukan kuda seperti Princess Gavi. Dia mudah diatur. Jadinya tidak buang-buang tenaga,” tutupnya.
Dengan kemenangan berkelas ini, Princess Gavi semakin memperkuat reputasinya sebagai kuda pacu masa depan. Penampilannya di IHR: Kejurnas Pacuan Kuda PORDASI ke-59 Seri II 2025 menjadi bukti bahwa kombinasi strategi, ketangguhan, dan kerja sama solid masih menjadi kunci utama untuk menaklukkan lintasan pacu Indonesia.
Temukan cerita di balik lintasan lainnya dengan mengikuti Instagram (@sarga.co), 𝕏 (@sarga_co), TikTok (@sarga.co), YouTube (Sarga.Co), Facebook (Sarga.co), dan website news.sarga.co.
Install SARGA.CO News
sarga.co