SARGA.CO—Masa kejayaan kuda pacu di lintasan relatif singkat karena performanya menurun seiring usia. Oleh karena itu, keputusan pensiun dari lintasan pacu tak hanya bergantung pada kemampuan, tetapi juga menjadi bagian dari strategi hingga memunculkan nilai komersial.
Hal ini menimbulkan pertanyaan, kapan waktu ideal bagi kuda pacu untuk pensiun dan berkarier sebagai pejantan atau indukan? Berikut penjelasannya.
Di skala internasional, sudah banyak studi dan data yang menunjukkan bahwa puncak performa seekor Thoroughbred berada di usia empat hingga lima tahun.
Menurut penelitian berjudul The Effect of Age on Thoroughbred Racing Performance yang dilakukan terhadap ras Thoroughbred di Amerika Serikat, usia puncak performa rata-rata adalah 4,45 tahun.
Umumnya, kuda pacu memulai debutnya di usia dua hingga tiga tahun. Mereka pensiun sekitar di usia lima tahun. Hal itu bergantung pada kondisi fisik dan tingkat kompetisi yang diikuti.
Sementara itu, riset di Australia berjudul Drivers of exit and outcomes for Thoroughbred racehorses participating in the 2017–2018 Australian racing season juga menyebutkan bahwa banyak kuda berhenti balapan di usia sekitar lima tahun.
Aturan di beberapa negara menetapkan batas maksimal usia balap. Di Australia, misalnya, kuda di atas usia 12 tahun tidak lagi diizinkan ikut lomba resmi.
Mengutip AQHA, faktor yang memengaruhi waktu pensiun beragam, mulai dari kesehatan, peluang karier berikutnya, hingga strategi breeding. Tidak jarang, kuda jantan dengan performa luar biasa dipensiunkan lebih cepat untuk menjaga nilai reproduksinya.
Secara umum, bisa dikatakan kuda pacu biasanya pensiun di usia empat hingga enam tahun jika semuanya berjalan normal.
Ketika masa mengikuti pacuan selesai, sebagian besar kuda jantan dan betina akan beralih ke tahap breeding.
Bagi pejantan, masa ini bisa datang sangat cepat. Menyadur laman Racing Guide, banyak kuda dengan performa luar biasa langsung pensiun di usia muda untuk menjadi pejantan, bahkan sejak mereka menginjak usia tiga atau empat tahun.
Di sisi lain, kuda betina umumnya masih bisa melahirkan hingga usia 15 sampai 20 tahun. Meskipun tingkat keberhasilan reproduksi menurun seiring bertambahnya usia.
Keputusan untuk memulai masa breeding biasanya didasarkan pada performa di lintasan, silsilah genetik, kondisi fisik, dan peluang ekonomi yang dimiliki oleh pemilik stable.
Di Indonesia, data resmi mengenai usia pensiun kuda pacu memang belum banyak dipublikasikan. Di samping itu, sistem breeding di Indonesia masih berkembang.
Keputusan pensiun dari seekor kuda pacu di Tanah Air sangat bergantung pada keputusan pemilik, potensi pasar, serta kondisi masing-masing kuda.
Sementara itu, beberapa kuda pacu di Indonesia masih berkompetisi di usia yang lebih tua karena adanya kelas pertandingan berdasarkan tinggi kuda. Kelas tersebut memungkinkan kuda berusia di atas tiga tahun tetap berpartisipasi.
Namun, arah perkembangan pacuan kuda di Indonesia kini semakin jelas, di mana kuda berprestasi mulai dipersiapkan untuk melahirkan generasi pacuan berikutnya.
Sebagaimana dijelaskan AQHA, keputusan untuk pensiun dan masuk ke dunia breeding sebaiknya tidak hanya didasarkan pada usia. Faktor lain yang tak kalah diperhatikan, yakni performa, kesehatan, dan nilai genetik kuda.
Ketika performa kuda di lintasan pacu mulai menurun, waktu pemulihan semakin panjang, atau kemenangan semakin jarang, itu bisa menjadi sinyal untuk pensiun dan memasuki masa breeding.
Untuk pejantan dengan reputasi tinggi, keputusan untuk pensiun lebih dini sering kali justru menguntungkan. Sebab, hal itu menjaga kondisi tubuh dan nilai genetiknya di pasar breeding.
Sedangkan bagi kuda betina, masa produktif biasanya berakhir setelah melahirkan beberapa anak kuda (foal) dan menunjukkan tanda-tanda penurunan fertilitas.
Lantas, kapan seekor kuda pacu harus berhenti menjadi pejantan atau indukan? Dirangkum dari laman Kick Up, tidak ada aturan pasti kapan seekor pejantan atau indukan kuda harus benar-benar ‘pensiun’.
Keputusan ini juga bergantung pada faktor kesehatan, usia, kesuburan, nilai komersial, dan kesejahteraan kuda itu sendiri.
Masih menurut sumber yang sama, pejantan bisa tetap aktif hingga usia 20-an. Akan tetapi, banyak juga yang pensiun lebih awal karena kualitas sperma menurun, kondisi tubuh tidak lagi mendukung, atau permintaan pasar berkurang.
Keputusan untuk berhenti dari lintasan dan memasuki masa breeding sebagai pejantan atau indukan, setiap kuda pacu bisa mewariskan gen sekaligus darah juara bagi generasi berikutnya. Tentunya semua itu bisa terwujud melalui manajemen yang baik.
Dengan demikian, masa pensiun seekor kuda pacu menjadi fase yang bermakna, dan tetap penuh kontribusi.
Dapatkan informasi lainnya seputar dunia pacuan kuda di Instagram (@sarga.co), 𝕏 (@sarga_co), TikTok (@sarga.co), YouTube (Sarga.Co), Facebook (Sarga.co), dan website news.sarga.co.
Install SARGA.CO News
sarga.co