SARGA.CO—Setiap tahun, PORDASI menyelenggarakan berbagai kejuaraan yang mempertandingkan sejumlah kelas yang dibedakan berdasarkan kelompok umur dan ketinggian. Di antara banyaknya kelas tersebut, terdapat tiga yang paling prestisius dan menjadi incaran para kuda pacu terbaik di Tanah Air. Berikut penjelasan selengkapnya!
Secara garis besar, PORDASI menyelenggarakan dua kelompok utama dalam klasifikasi pertandingan pacuan kuda, yaitu berdasarkan umur dan ketinggian.
Untuk kelompok umur, kelas dibedakan menurut usia kuda yang berumur dua, tiga, dan empat tahun. Setiap kelompok umur melibatkan kuda jantan maupun betina. Namun, terdapat satu kelas khusus untuk kuda betina berusia tiga tahun, yaitu Kelas 3 Tahun Betina 1.600 meter yang dikenal dengan nama Pertiwi Cup.
Sementara itu, kelompok ketinggian diklasifikasikan berdasarkan tinggi badan kuda tanpa mempertimbangkan usia. Dengan kata lain, kuda dari berbagai kelompok umur, mulai dari dua tahun ke atas, dapat ikut berkompetisi selama memenuhi standar tinggi dan persyaratan yang ditetapkan.
Khusus untuk kelas berdasarkan umur, terdapat pembagian lebih lanjut ke dalam kategori Kejurnas (Kejuaraan Nasional) dan Non-Kejurnas, yang masing-masing memiliki klasifikasi tinggi sebagai berikut:
Keseluruhan kelompok kelas tersebut, baik umur maupun ketinggian, biasanya akan terbagi menjadi 13 kelas atau lebih.
Mengacu pada Peraturan Pacuan dan Petunjuk Pelaksanaan Kejuaraan Nasional Pacuan Kuda yang diterbitkan oleh PORDASI, Pasal 120 menjelaskan tentang Barrier Draw. Dalam proses ini, pengelompokan dilakukan oleh Steward saat acara Barrier Draw berlangsung.
Selain menentukan pengelompokan atau kelas, pada kesempatan yang sama juga ditetapkan nomor pelana, nomor gate, serta waktu start untuk setiap race. Perlu diketahui bahwa nomor gate harus ditentukan melalui sistem undian.
Dari kelompok kelas di atas, terdapat tiga kelas yang dijadikan sorotan dan menjadi incaran setiap kuda pacu yang bertanding. Tak hanya soal besarnya hadiah, tapi juga ajang adu gengsi dan perebutan prestise. Hal ini dikarenakan ketiga kelas tersebut merupakan kelas unggulan dengan tingkat kompetisi tertinggi.
Tak heran ketiganya juga menjadi barometer prestasi bagi para pemilik, pelatih, dan joki untuk menorehkan nama mereka di tingkat nasional. Apa saja kelas tersebut? Berikut penjelasannya.
Dikenal sebagai salah satu ajang paling prestisius dalam kalender pacuan nasional, kelas ini diikuti oleh kuda berusia tiga tahun yang telah menunjukkan performa terbaik sepanjang musim.
Umumnya, hanya kuda pacu berusia tiga tahun yang dianggap eligible, yaitu usia emas yang menandai puncak performa atletik seekor kuda pacuan.
Selain batasan usia, performa pada balapan sebelumnya juga menjadi aspek penilaian penting. Kuda yang telah berlaga dalam seri resmi dan mencatat waktu kompetitif memiliki peluang lebih besar untuk terpilih.
Kemenangan di Kelas Derby bukan hanya simbol supremasi kecepatan, tetapi juga bukti keberhasilan proses pelatihan yang matang. Karena itu, setiap kuda yang menjuarai kelas ini otomatis masuk dalam jajaran kuda terbaik di lintasan pacu nasional.
Kelas 3 Tahun Derby - 1.600 meter merupakan bagian dari Kejuaraan Nasional Seri I yang diselenggarakan oleh PORDASI, sekaligus menjadi puncak dari rangkaian perebutan gelar Triple Crown atau Piala Tiga Mahkota.
Artinya, kuda yang berhasil memenangkan dua seri sebelumnya dan kemudian menaklukkan Kelas 3 Tahun Derby berjarak 1.600 meter akan dinobatkan sebagai peraih gelar Triple Crown, penghargaan tertinggi dalam pacuan kuda tingkat nasional.
Namun, jika seekor kuda hanya mampu menjuarai Kelas Derby, ia tetap berhak menyandang gelar Juara Derby, sebuah prestasi yang tak kalah bergengsi dari Triple Crown.
Hingga tahun 2025, tercatat 51 kuda yang berhasil menaklukkan Kelas Derby, empat di antaranya menyandang gelar Triple Crown. Terbaru, King Argentin menorehkan sejarah sebagai pemenang Kelas Derby sekaligus peraih gelar Triple Crown 2025.
Pada nomor jarak pendek, Kelas A Super Sprint dengan jarak 1.300 meter menjadi salah satu kelas paling bergengsi dalam kalender pacuan kuda nasional. Ajang ini mempertemukan kuda-kuda terbaik untuk saling beradu kecepatan, akselerasi, dan kekuatan dalam merebut kemenangan.
Memiliki jarak yang sama dengan kelas jarak pendek biasa, Kelas A Super Sprint menjadi simbol prestise dan kebanggaan bagi setiap kuda pacu yang berhasil menaklukkannya.
Kelas ini menuntut kecepatan eksplosif sejak awal pertandingan, pengambilan posisi yang presisi, serta stamina optimal dalam durasi yang singkat. Di sinilah kecermatan pelatih, kemampuan joki, dan insting kuda benar-benar diuji.
Di Indonesia, Kelas Super Sprint tidak hanya soal kecepatan, tetapi juga konsistensi dan karakter. Setiap tahunnya, Kelas A Super Sprint - 1.300 meter digelar sebagai bagian dari rangkaian Kejuaraan Nasional Seri II.
Sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 2009, Kelas A Super Sprint telah melahirkan deretan kuda dengan kemampuan berlari jarak pendek yang luar biasa.
Queen Thalassa menjadi salah satu kuda yang berhasil meraih dua kemenangan, masing-masing pada tahun 2019 dan 2024. Dua kemenangan tersebut semakin menegaskan posisinya sebagai salah satu legenda di arena sprint.
Nama besar seperti Djohar Manik juga mencatat dua kemenangan beruntun pada tahun 2014 dan 2016. Gelar itu sekaligus mengukuhkan dirinya sebagai salah satu kuda dengan catatan impresif sepanjang kariernya di lintasan pacu nasional.
Terbaru, Princess Gavi keluar menjadi juara Kelas A Super Sprint - 1.300 meter. Hal itu menjadi bukti konsistensinya untuk mendominasi di berbagai kelas pacuan kuda nasional.
Star of Stars juga menjadi bagian dari Kejuaraan Nasional Seri II dan dikenal sebagai ajang pembuktian sejati bagi para kuda juara.
Di kelas ini, kemenangan tidak semata ditentukan oleh kecepatan. Dibutuhkan stamina sekuat baja, strategi lintasan yang matang, serta pengalaman panjang untuk bisa tampil sebagai yang terbaik. Tak heran, para juara di kelas ini kerap dikenang sebagai legenda lintasan.
Sepanjang sejarahnya, daftar pemenang Star of Stars di Indonesia diisi oleh nama-nama besar yang berulang kali menorehkan prestasi gemilang.
Sebut saja Saud yang mewakili kontingen Jawa Tengah. Ia tercatat sebagai kuda paling dominan dalam sejarah ajang ini dengan lima kemenangan beruntun pada periode 2010 hingga 2014 bersama joki Jendri Turangan.
Menyusul kemudian Djohar Manik, yang juga menjadi perwakilan Provinsi Jawa Tengah. Ia memenangkan kelas ini pada tahun 2015, 2017, dan 2018 bersama dua joki berbeda.
Memasuki tahun 2021, dominasi di Kelas A Star of Stars berpindah ke kontingen Jawa Barat melalui perolehan prestasi Queen Thalassa dan Queen Divona. Kedua kuda dari King Halim Stable ini tampil impresif.
Queen Thalassa memenangkan kelas ini pada 2021 dan 2023. Sementara sang adik, Queen Divona meneruskan jejak sang kakak menjadi jawara Star of Stars pada 2024.
Di tahun 2025, Naga Sembilan dh. Leonidas membuktikan diri di partai jarak jauh setelah bersaing sengit dengan Queen Divona dan Triple SS. Kuda dari Red Stone Stable itu berhasil mengamankan podium utama Kelas A Star of Stars - 2.200 meter.
Ketiga kelas pertandingan di atas menjadi puncak dari kompetisi tahunan yang mempertemukan kuda-kuda pacu terbaik di Tanah Air. Setiap kelas tersebut tidak hanya menjadi ajang unjuk kecepatan dan ketahanan, tetapi juga simbol prestise dan kehormatan di dunia pacuan kuda Indonesia.
Pasalnya, kuda pacu yang berhasil meraih podium utama di salah satu dari ketiga kelas bergengsi tersebut akan tercatat dalam sejarah PORDASI. Tak lain sebagai bentuk pengakuan tertinggi bagi para legenda lintasan pacu.
Menurut keterangan Danang Eko Yulianto, S.Pt., M.Si., selaku Sekretaris Komisi Pacuan PP PORDASI, pencapaian tersebut menjadi kebanggaan tersendiri bagi seluruh tim, sekaligus menandai kuda yang bersangkutan sebagai bagian dari sejarah pacuan kuda nasional.
Tidak heran, kemenangan di kelas-kelas utama ini tidak sekadar soal catatan waktu tercepat, tetapi juga tentang warisan dan reputasi yang melekat di dunia pacuan.
Pada akhirnya, ketiga kelas itu menjadi ajang pembuktian bagi deretan kuda terbaik yang berusaha untuk menunjukkan kemampuan dan konsistensinya di lintasan.
Ingin mendapatkan insight seputar pacuan kuda lainnya? Ikuti informasi terbarunya melalui Instagram (@sarga.co), 𝕏 (@sarga_co), TikTok (@sarga.co), YouTube (Sarga.Co), Facebook (Sarga.co), dan website news.sarga.co.
Install SARGA.CO News
sarga.co