test

SARGA.CO—Membicarakan dominasi pacuan kuda di Tanah Air, sulit rasanya melewatkan King Halim Stable yang kian jadi sorotan setelah King Argentin meraih Triple Crown Indonesia 2025. Namun, jauh sebelum era King Argentin, sejumlah kuda andalan stable ini sudah lebih dulu menunjukkan dominasinya di podium nasional.

Sejak saat itu, stable ini berhasil mencetak berbagai prestasi bergengsi. Sejumlah pencapaian tersebut di antaranya Indonesia Derby pada 2016 serta 2018 hingga 2021, bersama sejumlah gelar nasional lainnya. Hingga saat ini, King Halim Stable konsisten menunjukkan dominasinya di lintasan Tanah Air sebagai perwakilan kontingen Jawa Barat.

Dominasi mereka juga tampak di berbagai ajang prestisius, mulai dari Piala Tiga Mahkota, Pertiwi Cup, Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024, hingga Kejuaraan Nasional ke-58 Pacuan Kuda PORDASI 2024 Seri II.

Pada 2023, prestasi gemilang kembali ditorehkan dengan gelar juara di Piala Tiga Mahkota PORDASI Seri II, Pertiwi Cup, JATENG Derby, serta Piala Raja Hamengku Buwono X ke-13. Seluruh pencapaian tersebut mempertegas konsistensi sekaligus kualitas tinggi yang dimiliki kuda pacu di stable ini.

Kini, salah satu kuda muda andalannya, King Argentin, tengah menjadi sorotan. Berkat kemenangan beruntun di ajang Indonesia’s Horse Racing Cup: Triple Crown Serie 1, Indonesia’s Horse Racing Cup: Triple Crown Serie 2, dan Indonesia’s Horse Racing (IHR): Indonesia Derby 2025, kuda berwarna Jragem itu berhasil mengabadikan diri sebagai sejarah pemegang Triple Crown di Indonesia. 

Kemenangan di Kelas 3 Tahun Derby - 2.000 meter pada ajang Indonesia’s Horse Racing (IHR): Indonesia Derby 2025 menegaskan King Argentin sebagai salah satu kuda pacu terbaik di Indonesia. Sang joki, Jemmy Runtu, menyebut kuda jantan ini memiliki pola lari fleksibel dan unik.

Bukan hanya cepat, King Argentin juga memiliki dorongan alami untuk terus berlari. Di lintasan, ia mampu menyesuaikan strategi dari sang joki. King Argentin bisa memimpin sejak awal, menunggu di belakang, atau menjaga tempo hingga finis. 

Fleksibilitas inilah yang mengantarkannya meraih gelar tertinggi di dunia pacuan kuda, yakni Triple Crown.

Sementara dari pihak ibu, Queen Jasmine, ia mendapat warisan dari Lord At War dan Cal Harbor, yang memperkuat stamina sekaligus kemampuan akselerasinya. 

Di lintasan, Princess Gavi bukan tipe kuda yang langsung berebut posisi depan sejak start atau biasa. Ia cenderung tampil tenang dan menjaga ritme di awal lomba, menunggu momentum yang tepat untuk mengakselerasi. 

Strategi ini terlihat jelas ketika ia berlaga di IHR: Indonesia Derby 2025. Saat itu, ia memilih tetap terkendali sementara kuda lain bersaing di barisan depan.

Salah satu kekuatan utama Princess Gavi adalah akselerasi tajam mendekati garis finis. Pola ini membuatnya efektif sebagai closer yang mampu mendobrak dari tengah ke depan pada fase krusial. 

Strategi ini diperlihatkan saat ia mengunci posisi runner-up di belakang King Argentin pada IHR: Indonesia Derby 2025.

Sprinter merujuk pada kemampuan impresif kuda dalam berlari jarak pendek, berkisar 800 - 1.200 meter.

Jika ditelusuri dari silsilahnya, darah juara mengalir kuat dalam diri Fiona Of Khalim. Dari jalur ayah, War Senator, ia mewarisi pengaruh Lord At War dan Lady Winborne. 

Sedangkan dari jalur ibu, Conrad, ia menurunkan ketangguhan Sabeil asal Selandia Baru serta Blandford Park dari Amerika. 

Lebih istimewa lagi, melalui garis ayahnya, Fiona Of Khalim memiliki keterkaitan dengan Secretariat, legenda pacuan dunia sekaligus peraih American Triple Crown 1973. Semua ini menegaskan potensinya sebagai salah satu kuda muda berprospek cerah di Indonesia.

Salah satu kekuatan Fiona Of Khalim adalah kesabarannya menunggu momen. Ia tidak terburu-buru memaksa di awal, melainkan menunggu celah di fase akhir, tepatnya saat lawan sudah mulai terkuras tenaganya.

Kuda betina berwarna Napas ini termasuk kuda yang ‘nyaman’ menempel di posisi depan. Ia memanfaatkan akselerasi tajam di lintasan menuju garis finis untuk mengamankan kemenangan.

Sama seperti beberapa kuda King Halim Stable sebelumnya, ia juga masih terhubung dengan legenda dunia, Secretariat. Warisan darah juara itu ia peroleh dari garis keturunan sang ibu. 

Queen Divona menorehkan kemenangan impresif di Kelas A Terbuka jarak 2.000 meter pada IHR: Indonesia Derby 2025. 

Performa impresif itu membuktikan keunggulannya dalam menjaga ritme, hingga membaca situasi. Queen Divona juga mampu mengeksekusi finishing kick atau dorongan kecepatan terakhir di momen krusial, yakni ketika mendekati garis finis. 

Selain itu, kekuatan Queen Divona terletak pada progresinya yang konsisten. Queen Divona bisa dikategorikan sebagai mid-pack stalker with strong finishing kick atau kuda yang memiliki kemampuan strategis dengan akselerasi impresif menuju garis finis. 

Artinya, Queen Divona merupakan kuda yang menjaga energi di paruh awal, bergerak progresif di tengah, lalu memanfaatkan finishing burst atau ledakan kecepatan untuk menutup balapan secara dominan.

Maxi Of Khalim memperlihatkan identitasnya sebagai strong finisher sejati lewat performa di kelas pemula. Strong finisher merupakan kuda yang mampu mempertahankan konsistensi di lintasan hingga akhir pertandingan, hingga akhirnya mengamankan podium kemenangan.

Dengan gaya balap yang penuh perhitungan, ia membuktikan bahwa kemampuan menahan ritme dan melepas daya ledak di momen krusial adalah senjata utamanya untuk menaklukkan lintasan.

Kekuatan utama Maxi Of Khalim adalah daya ledaknya di lintasan akhir. Dengan langkah lebar dan bertenaga, ia mampu melewati lawan satu per satu bahkan ketika rombongan depan cukup rapat. 

Finishing kick tersebut menegaskan kapasitasnya sebagai kuda dengan stamina terjaga sekaligus kecepatan tajam di penghujung balapan.

Sebagai finisher yang dominan di akhir lomba, kuda hasil persilangan Dynamoor Kid dan Indah Sumbar ini cenderung mengamati tempo dari barisan tengah hingga belakang sebelum melancarkan akselerasi terakhir.

Di samping itu, ia cenderung menjaga energi untuk dipakai di saat krusial. Hal tersebut menjadikan War Kudeta sebagai ancaman serius bagi lawannya di lintasan.

Salah satu ciri khasnya adalah memilih jalur dalam sebagai lintasan serang. Strategi ini membuatnya bisa memotong jarak lebih efisien saat rival-rivalnya menutup posisi di luar.

Keunggulan utama War Kudeta adalah finishing burst yang dilepaskan di 200 meter terakhir. Dengan akselerasi singkat tapi sangat bertenaga, ia mampu menyusul kuda-kuda di depan dalam waktu singkat.

Sejak starting gate dibuka, ia langsung menguasai posisi terdepan dengan kecepatan konsisten, menjaga momentum hingga lawan-lawannya kesulitan menemukan celah untuk menyalip.

Gaya frontrunner seperti ini membuatnya sangat sulit ditandingi bila stamina terjaga hingga garis finis. Namun, strategi ini juga menuntut daya tahan tinggi karena risiko terkuras sebelum akhir selalu ada.

Kuda betina hasil indukan Mr Comanche dan Princess Missoni ini menunjukkan strategi yang matang dan disiplin. Ia memilih ritme stabil sejak start. Di samping itu, Aurora tidak terburu-buru menekan lawan dan tetap tenang di tengah rombongan. 

Bersama joki Hanny Suoth, Aurora menunggu momen tepat untuk menyerang dari sisi luar lintasan. Pendekatan ini memungkinkan ia menghemat tenaga, sehingga ketika memasuki lintasan akhir.

Akselerasinya meledak dan mampu menyalip lawan, termasuk Victoria Of Khalim, kuda pacu yang juga mewakili King Halim Stable pada kelas yang sama. 

Gaya berlari Aurora Of Khalim mencerminkan kuda tipe closer, yang memaksimalkan potensi sprint di fase akhir lomba dan menyalip lawan-lawannya.

Victoria Of Khalim memiliki karakter frontrunner yang cukup kuat. Bertanding di kelas yang sama dengan Aurora of Khalim, Victoria mengambil inisiatif sejak start, memimpin barisan depan dengan kecepatan tinggi.

Namun, strategi ini menguras energi lebih cepat, sehingga ketika memasuki lintasan akhir, posisinya mulai tergerus. Ia akhirnya harus puas finis di posisi keempat.

Kendati demikian, Victoria menunjukkan ketangguhannya dengan meraih posisi kedua pada kejuaraan JATENG Derby 2025 di Kelas 2 Tahun Perdana A/B berjarak 1.000 meter.

Kuda betina hasil indukan Dynamoor Kid dan Poseidina ini memiliki kemampuan menjaga ritme yang impresif. Queen Thalassa tidak mudah terpancing oleh tempo cepat di awal, melainkan membangun pergerakan konsisten untuk menekan rival di paruh akhir race.

Meski identitas utamanya sebagai long-distance runner atau spesialis di kelas jarak jauh, Queen Thalassa juga terbukti kompetitif di kelas sprint. Hal itu menunjukkan fleksibilitasnya, di mana ia bisa menurunkan tempo cepat sekaligus memanfaatkan akselerasi tajam bila dibutuhkan.

Deretan prestasi yang ditorehkan King Halim Stable melalui kuda-kuda andalannya menjadi bukti nyata konsistensi dan kualitas tinggi yang mereka miliki. 

Mulai dari fleksibilitas King Argentin, ketenangan Princess Gavi, ledakan Fiona Of Khalim, hingga stamina panjang Queen Thalassa, setiap kuda membawa identitas khas yang memperkaya warna strategi di lintasan pacu Tanah Air.

Di luar daftar kuda pacu di atas, King Halim Stable masih menyimpan banyak potensi kuda terbaik yang siap menghadirkan kejutan di lintasan nasional.

Sebab, setiap kuda pacu punya cerita, dan pacuan kuda Indonesia masih terus menulis sejarahnya. Jangan lewatkan insight terbarunya di Instagram (@sarga.co), 𝕏 (@sarga_co), TikTok (@sarga.co), YouTube (Sarga.Co), Facebook (Sarga.co), dan website news.sarga.co.