

SARGA.CO - Sorak-sorai penonton di Lapangan Pacu Kuda Sultan Agung, Bantul, DIY, menggema saat King Argentin diumumkan sebagai juara Indonesia’s Horse Racing (IHR): Indonesia Derby 2025 di Kelas 3 Tahun Derby "Indonesia Derby" - 2.000 M.
Terlepas dari euforia lahirnya pemegang Triple Crown setelah 11 tahun penantian, terdapat banyak cerita dan kejutan yang terjadi di lintasan.
Puncak musim pacuan kuda sukses digelar pada 27 Juli 2025 di Lapangan Pacuan Kuda Sultan Agung, Bantul, DIY. Sebanyak 156 kuda ambil bagian dalam 18 race penuh aksi. Momen tersebut menghadirkan adu kecepatan yang memacu adrenalin ribuan penonton, baik yang hadir langsung maupun yang menyaksikan lewat siaran langsung di YouTube SARGA.CO.
Dari keseluruhan race, Kelas 3 Tahun Derby “Indonesia Derby” – 2.000 meter menjadi pertandingan yang paling ditunggu. Bukan hanya karena jadi penentu gelar Triple Crown, tetapi juga karena deretan kuda unggulan turun gelanggang. Sebut saja King Argentin, Wonder Land, Princess Gavi, hingga pendatang baru dari Sumatra Barat, Romantic Spartan.
Di kelas tersebut, King Argentin tetap konsisten mempertahankan posisi pertama dan berhasil membawa pulang gelar prestisius sepanjang sejarah pacuan kuda Indonesia, yakni Triple Crown.
Terakhir kali, gelar Triple Crown diraih Djohar Manik pada 2014. Setelah penantian 11 tahun, mahkota itu akhirnya kembali hadir dan kini diwarisi oleh King Argentin.
Tak heran jika kemenangan ini menjadi sorotan di dunia pacuan kuda, baik di lintasan nyata maupun ranah online. Prestasi King Argentin juga sukses menarik animo publik yang lebih luas, terutama di kalangan anak muda penggemar Uma Musume.
Pencapaian King Argentin sebagai pemegang takhta Triple Crown di IHR: Indonesia Derby 2025 bukanlah perjuangan instan. Sejak awal musim, kuda dari bloodline legendaris Secretariat ini memang sudah menarik perhatian.
Sayangnya, tidak sedikit yang meragukan daya tahannya di lintasan 2.000 meter. Namun, keraguan itu perlahan memudar seiring performa stabil di dua leg pertama Triple Crown Series, di mana King Argentin selalu finis di posisi pertama. Tentunya, strategi epik dari Jemmy Runtu turut berperan dalam menjaga konsistensi King Argentin di posisi terdepan.
Melihat kembali momen IHR: Triple Crown Serie 1, King Argentin sempat kehilangan kendali dan drifting di tikungan pertama, membuatnya tertinggal jauh dari rival utamanya, Wonder Land. Namun, dengan kecepatan luar biasa, ia menyalip satu per satu pesaing hingga akhirnya merebut posisi pertama lewat duel ketat di 200 meter terakhir.
Sementara itu, di IHR: Triple Crown Serie 2, King Argentin bersama Jemmy Runtu tetap konsisten mempertahankan gelar juara yang semakin mendekatkan mereka pada peluang merebut gelar Triple Crown selanjutnya.
Kunci konsistensi itu ada pada racikan strategi yang matang dari King Halim Stable. Alih-alih memaksakan dominasi sejak awal musim, mereka memilih merawat stamina King Argentin, membangun peak performance secara bertahap, menyusun strategi yang tepat, hingga menjaga mental sang kuda tetap tenang di bawah tekanan publik saat pertandingan berlangsung.
Di race day, strategi itu terlihat nyata. Jemmy Runtu, yang dipercaya mengendalikan King Argentin tak terpancing tempo tinggi di awal. Ia menahan posisi di tengah rombongan, membiarkan lawan-lawannya membuang energi terlalu cepat.
Secara tak langsung pula, kondisi itu mempertegas posisi King Argentin menunjukkan kelasnya sebagai spesialis serangan akhir. Dengan strategi Midpack Stalker, ia berhasil menaklukkan lintasan.
Dominasi King Argentin memang tidak terlihat di awal race. Sebab, Sidney All Star sempat memimpin ketika starting gate terbuka. Di belakangnya, kuda-kuda unggulan lainnya, seperti Wonder Land dan Princess Gavi terus menempel ketat, membentuk rombongan depan yang panas. Sementara itu, King Argentin tetap tenang di posisi kelima.
Namun segalanya berubah di tikungan terakhir. Saat kuda-kuda lain mulai kehabisan tenaga, King Argentin justru melesat bak peluru. Ia berlari dengan tangguh, presisi, dan tak terbendung hingga garis finis.
Akselerasinya di 400 meter terakhir benar-benar impresif. Dalam hitungan detik, ia meninggalkan rival terdekatnya dan menuntaskan lomba dengan selisih dua panjang badan. Penonton pun serentak berdiri, tepuk tangan membahana.
King Argentin finis di posisi pertama, disusul oleh Princess Gavi, kuda pacu dari stable yang sama dan tampil solid sepanjang race. Di tempat ketiga, Romantic Spartan mencuri perhatian sebagai pendatang baru dari Sumatra Barat yang berhasil menembus podium di kejuaraan nasional.
Sebelumnya, Wonder Land digadang-gadang menjadi rival King Argentin yang paling diawasi. Pasalnya, kuda pacu naungan Rama Sinta Stable itu selalu membayangi King Argentin di posisi kedua pada dua seri sebelumnya, yakni IHR: Triple Crown Serie 1 dan Serie 2.
Rekam jejak Wonder Land sebagai lawan tertangguh King Argentin juga tak lepas dari pencapaiannya yang pernah menaklukkan King Argentin di Kejuaraan Nasional Pacuan Kuda Seri 01 Indonesia Derby 2024 untuk Kelas 2 Tahun Pemula A/B – 1.400 meter.
Di ajang tersebut, Wonder Land berhasil finis pertama, sementara King Argentin harus puas di posisi ketiga. Namun, kejutan terjadi di IHR: Indonesia Derby 2025, Wonder Land justru tergeser ke posisi keempat.
Sebaliknya, Romantic Spartan tampil impresif dengan mengamankan posisi ketiga. Sebuah pencapaian luar biasa untuk ukuran kuda pacu yang baru saja memulai debutnya di kejuaraan nasional.
Romantic Spartan bukan nama baru di lintasan pacuan kuda. Kuda pacu asal Sumatra Barat ini sudah membuktikan konsistensinya lewat deretan prestasi bergengsi di level regional. Mulai dari Juara 1 Kelas Pemula A/B Wali Kota Bukittinggi Cup pada Juli 2024, hingga menaklukkan Sawahlunto Derby sebagai kampiun pada Desember 2024.
Dominasi tersebut berlanjut awal tahun ini dengan menyabet gelar Juara 1 Derby Wali Kota Payakumbuh Cup pada Februari 2025. Kuda pacu naungan San Marino Stable itu melanjutkan tren kemenangan di Wisata Derby Bukittinggi Agam pada Mei 2025.
Debut pertamanya berlaga di lintasan Pulau Jawa melalui ajang kejuaraan nasional nyatanya berbuah manis. Romantic Spartan berhasil membawa posisi ketiga pada babak penyisihan Indonesia Derby untuk Kelas 3 Tahun Derby Heat I - 2.000 meter pada 13 Juli 2025.
Tak sedikit pula yang menaruh perhatian pada Princess Gavi, kuda betina dari stable yang sama dari King Argentin. Sebab, Princess Gavi di awal race juga menerapkan strategi serupa dengan King Argentin. Ia tak terburu-buru di tengah tekanan kuda lainnya yang berebut di posisi terdepan.
Memasuki tikungan terakhir, Princess Gavi mulai menguasai posisi tengah, membuka ruang bagi King Argentin untuk menyusul dari sisi luar dan merebut posisi terdepan. Tak kalah gesit, Princess Gavi pun melesat cepat dan berhasil finis di urutan kedua.
Terlepas dari sederet fakta yang terjadi di lintasan, IHR: Indonesia Derby 2025 menyuguhkan lebih dari sekadar balapan. Ajang ini menghadirkan cerita, kejutan, dan sejarah baru yang ditorehkan lewat keringat dan strategi.
Dari kembalinya gelar Triple Crown setelah 11 tahun, hingga gebrakan Romantic Spartan yang sukses menembus dominasi kuda-kuda top Tanah Air.
Sejumlah momen itu menandai babak baru dalam dunia pacuan kuda nasional. Semua mata kini menanti, siapa yang akan tampil sebagai penantang berikutnya di musim-musim mendatang.
Install SARGA.CO News
sarga.co