SARGA.CO - Beberapa kisah di dunia pacuan kuda lebih dari sekadar kemenangan, mereka adalah legenda yang menghentak jiwa dan melekat dalam ingatan. Inilah kisah Pesona Nagari, kuda kebanggaan Sulawesi Utara, yang namanya disegani bukan hanya karena kecepatan, tapi juga karena tragedi yang menghampiri mimpi Triple Crown-nya.
Menjejak Impian Triple Crown Indonesia
Mengutip postingan akun Facebook Pacuan Kuda Tompaso Sulawesi Utara, pada 2008, Pesona Nagari bercita-cita menjadi kuda yang menyandang gelar Triple Crown Indonesia, gelar yang hanya bisa diraih oleh kuda yang menjuarai tiga seri utama: Champion 1 (1200 m), Champion 2 (1600 m) dan Indonesia Derby/Champion 3 (2000 m).
Pesona Nagari memulai langkahnya dengan penuh harapan. Namun, di seri pertama (Champion 1, 1200 m), mimpi itu terhenti secara dramatis. Di jarak 10 meter terakhir menjelang finish, joki terjatuh, membuat tribun di Pulomas bergemuruh dalam kehebohan. Kuda yang sedari awal memimpin lintasan gagal mempertahankan aura kejayaannya karena kecelakaan itu. Impian Triple Crown pupus di detik-detik terakhir.
Ajaibnya, dari segi fisik, Pesona Nagari tidak mengalami cedera serius sama sekali, meski jatuhnya terlihat dramatis di video yang beredar. Joki pun tampak syok berat saat kejadian itu seolah mimpi yang sangat dekat tiba-tiba direnggut.
Tak patah semangat, di April 2008 Pesona Nagari kembali berlumba di Pertiwi Cup/Indonesia Oaks, kelas elit untuk kuda betina. Namun lagi-lagi tragedi terjadi: saat baru 10 meter keluar dari gate, joki terjatuh lagi, dan kuda tersebut berlari sendiri hingga finis paling depan. Jika saja insiden itu tak terjadi, Bendang Stable mungkin meraih hattrick Pertiwi Cup 2006–2008.
Sayangnya, momen tersebut tidak terdokumentasi secara visual secara luas, sehingga susah memastikan detailnya secara publik. Namun cerita lisan dan catatan lariannya tetap abadi: Pesona Nagari finish duluan tanpa joki, sebuah keajaiban yang menyedihkan sekaligus memesona.
Kemenangan dan Transformasi Aksi di Triple Crown & Derby
Pada Mei 2008, di seri kedua Triple Crown (Champion 2, 1600 m), Pesona Nagari tampil kuat dan menang tanpa cambukan joki, aksi yang mencuri perhatian banyak penonton. Tapi catatan visual tentang kemenangan spektakuler itu juga minim dokumentasi.
Puncak keagungan datang pada Juli 2008, di event Indonesia Derby/Champion 3 (2000 m). Di ajang itu, kuda yang biasanya tampil sebagai front runner secara mengejutkan berubah menjadi kuda yang menusuk dari belakang, entah karena strategi baru atau dominasinya yang melampaui pakem.
Start dari gate 12, posisi paling belakang, Pesona Nagari perlahan tapi pasti menyusul satu per satu lawan dan keluar sebagai juara. Kemenangan ini bukan hanya sebuah comeback, tetapi juga sejarah besar: Sulawesi Utara menyabet gelar Indonesia Derby dua tahun berturut-turut (2007 dan 2008).
Karier Pesona Nagari ditutup dengan catatan dramatis dan luar biasa. Di race terakhirnya sebagai kuda 4 tahun A/B, ia kembali menunjukkan kelasnya. Meskipun start terlambat dan tertinggal lebih dari 30 panjang, Pesona Nagari tak menyerah. Ia perlahan “menusuk” ke depan, mengejar rombongan di depannya, dan menutup kariernya sebagai pemenang.
(Sumber: FB Pacuan Kuda Tompaso, Sulawesi Utara)
Install SARGA.CO News
sarga.co