

SARGA.CO—Ir. H.M. Munawir, pemilik Tombo Ati Stable yang berdiri di Semarang, Jawa Tengah. Kecintaan dan perjalanannya yang epik dengan kuda pacu, berawal dari kakeknya.
Tim SARGA.CO berhasil mewawancara Munawir. Ia menceritakan bagaimana awal mula perjalanan dan dedikasinya di dunia pacuan kuda.
Sang kakek, seorang pecinta kuda, selalu memanjakan cucu-cucunya yang berani menunggang kuda. “Waktu kecil, saya pernah jadi joki kuda kakek saya, saat itu berat badan saya hanya 42 kilogram,” kenangnya.
Namun, perjalanan hidup memisahkannya sejenak dari dunia kuda hingga akhirnya ia memiliki kesempatan untuk kembali.
Pada tahun 1997, Munawir membeli kuda pertamanya, seekor kuda lokal yang ia beri nama “Tombo Ati.” Dalam Bahasa Jawa, nama ini memiliki arti “penyembuh hati,” baginya kuda itu membawa ketenangan dalam hidupnya. “Meskipun kuda itu tidak bagus, saya senang. Saat itu, harga kuda hanya Rp1.750.000,” ujarnya.
Pacuan pertama Tombo Ati berlangsung pada 1997 di Parangtritis, Yogyakarta, di mana kuda tersebut berhasil meraih posisi ketiga. Meskipun bukan juara, pengalaman itu membawa kebahagiaan bagi keluarga Munawir.
Namun, saat berpacu di Kenjeran, Surabaya, Tombo Ati berada di posisi terakhir. Hal ini memacu semangat Munawir untuk belajar lebih dalam tentang kuda pacu.
Munawir mulai memahami pentingnya silsilah dalam memilih kuda pacu. Ia belajar dari H. Prayitno dari Sukun Stable, yang membimbingnya dalam memilih kuda berkualitas.
Tahun 1998 menjadi tonggak penting ketika Munawir membawa tiga kuda pacunya ke Kejuaraan Nasional di Pulo Mas, Jakarta, dan berhasil meraih dua medali emas serta satu perak. “Dari situ, saya semakin semangat untuk mengikuti pacuan di Pulo Mas,” katanya.
Tombo Ati Stable terus berkembang, menjadi bagian penting dari kontingen Jawa Tengah yang telah menjadi juara umum sebanyak 10 kali. Berdasarkan jumlah kemenangan kudanya dalam setahun di Pulo Mas, stable ini telah dinobatkan sebagai stable terbaik sebanyak empat kali,
“Mayoritas kuda juara yang kami miliki adalah hasil ternakan sendiri,” ungkap Munawir.
Beberapa kuda juara dari Tombo Ati Stable antara lain Pajang Bulan, Amal Sholeh, Kembang Lambe, Peduli, Bos Bison, dan Djohar Manik. Djohar Manik adalah kuda fenomenal yang telah memenangkan Triple Crown, PON (Pekan Olahraga Nasional), Super Sprint sebanyak tiga kali, dan Star of Stars sebanyak tiga kali.
Sayangnya, kuda tersebut telah berpulang pada Mei 2024 lalu, namun tetap meninggalkan kenangan tak terlupakan bagi Munawir.
Kini, Munawir bertekad untuk membangkitkan kembali kejayaan Tombo Ati Stable. Ia telah mempersiapkan kuda-kuda pacu baru untuk bersaing di tahun-tahun mendatang. “Persaingan kuda sekarang semakin ketat. Kita harus introspeksi dan mempersiapkan segalanya dengan baik,” ujarnya.
Dengan semua pengalaman dan kecintaannya yang besar pada kuda, Munawir juga dipercaya sebagai Ketua Komisi Pacuan PP. Pordasi, sebuah peran yang ia emban dengan penuh dedikasi.
Tombo Ati Stable kini memiliki sekitar 50 kuda indukan dan pacu, dengan lokasi peternakan yang strategis di Tengaran, Kabupaten Semarang. Munawir menekankan pentingnya lingkungan yang mendukung, seperti hawa dingin dan air yang baik, untuk memastikan kualitas kuda yang optimal.
“Merawat kuda itu bukan hal yang mudah. Dari memilih silsilah indukan hingga melatih, semuanya membutuhkan perhatian dan cinta. Ketika kuda yang kita rawat sejak kecil menang, kebahagiaan itu tak tergantikan,” jelasnya.
Dengan semangat yang terus menyala, Munawir siap melanjutkan perjalanan Tombo Ati Stable sebagai salah satu stable terbaik di Indonesia.
Berikut detail 18 kelas yang akan dipertandingkan pada Indonesia Derby 2025, 27 Juli mendatang.
Baca SelengkapnyaMenanti sang kuda legenda peraih triple crown.
Baca SelengkapnyaInstall SARGA.CO News
sarga.co