SARGA.CO—Dikenal sebagai kuda pacu tangguh dengan stamina tak tertandingi, Queen Thalassa membangun reputasi sebagai ikon di kelas jarak jauh. Tapi belakangan, sorotan lintasan pacu seakan kehilangan cahayanya tanpa kehadiran sang ratu. Ke mana perginya Queen Thalassa? Simak kabar terbarunya berikut ini.
Julukan “Ratu Jarak Jauh” bukanlah gelar kosong bagi Queen Thalassa. Kuda pacu gagah nan elegan dari King Halim Stable ini hampir tak pernah gagal menaklukkan lintasan panjang. Hal itu menjadikannya salah satu kuda pacu ikonik di Indonesia.
Berbekal silsilah mentereng sebagai generasi keempat American Thoroughbred dari garis keturunan Secretariat, sang legenda Triple Crown era 1970. Thalassa mewarisi genetika kecepatan dan stamina dari kakek-kakeknya, Dynamoor dan Long War. Akselerasinya di lintasan tentunya juga didapatkan dari kedua indukannya, Dynamoor Kid dan Poseidina.
Menariknya, Queen Thalassa mematahkan teori klasik soal usia performa Thoroughbred. Menurut penelitian Hintz (1980) berjudul Genetics of Performance in the Horse, performa kompetitif kuda balap umumnya mencapai puncak di usia empat tahun.
Thalassa justru mampu tampil dominan hingga usianya memasuki 10 tahun, dengan deretan gelar dalam tiga musim terakhir. Keistimewaan ini lahir dari kombinasi genetika unggul, disiplin pelatihan, serta perawatan penuh dedikasi dari tim King Halim Stable.
Salah satu kunci suksesnya adalah hubungan erat dengan sang groom, Andik, yang telah merawatnya selama delapan tahun ke belakang.
“Kudanya baik, kalau agresif sih nggak, cuma dia nggak mau dikasari aja,” ujar Andik kepada SARGA.CO.
Kedekatan emosional juga menciptakan sinergi unik antara Thalassa dengan sang joki. Terutama ketika momen pacuan berlangsung, di mana kuda dan penunggang seolah saling membaca satu sama lain.
Prestasi Queen Thalassa di lintasan menjadi bukti nyata, tentang bagaimana kuda pacu kelahiran 2015 itu mendominasi lintasan pacu Tanah Air.
Pada tahun 2022, ia tampil dominan dengan kemenangan di Kelas Terbuka 2.200 meter pada Latihan Bersama Triple Crown Seri I, melawan deretan kuda terbaik Tanah Air.
Memasuki musim 2023, performanya semakin tak terbendung. Thalassa meraih juara pertama di Piala Tiga Mahkota Pordasi Seri II & Pertiwi Cup untuk Kelas A 2.000 meter, lalu menegaskan superioritasnya di ajang JATENG Derby pada Kelas A 1.800 meter.
Pencapaian di tahun itu ditutup dengan kemenangan gemilang di Piala Raja Hamengku Buwono X ke-13 di Gelanggang Pacuan Kuda Sultan Agung, Bantul, DIY.
Bisa dibilang, tahun 2024 menjadi salah satu puncak kejayaannya. Queen Thalassa sukses menyapu bersih podium utama di Piala Tiga Mahkota Seri I & Pertiwi Cup di Kelas Terbuka 2.000 meter.
Ia juga merebut emas di Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 untuk Kelas A 2.200 meter, serta menambah koleksi gelar dengan menjuarai JATENG Derby 2024 di Kelas A 2.000 meter.
Bahkan, ketika turun di lintasan non-spesialisasinya pada Kejuaraan Nasional ke-58 Pacuan Kuda PORDASI Seri II, Thalassa masih sanggup bersaing ketat di Kelas A Super Sprint 1.300 meter, sebuah bukti fleksibilitas yang jarang dimiliki kuda pacu jarak jauh.
Dengan segala pencapaiannya, Queen Thalassa bukan sekadar kuda pacu juara. Ia adalah simbol keanggunan, daya tahan, dan dedikasi. Tidak hanya bagi dirinya sendiri, namun juga bagi King Halim Stable yang membinanya.
Jejak prestasinya bukan hanya mengangkat nama stable asal Jawa Barat itu, tetapi juga ikut memperkaya budaya pacuan kuda Indonesia. Tentunya, bisa menginspirasi generasi kuda dan joki berikutnya.
Pencapaian terakhir Queen Thalassa tercatat pada Januari 2025, ketika ia turun di A.E. Kawilarang Memorial Cup pada Kelas A Terbuka 2.000 meter.
Pada kejuaraan itu, ia finis di posisi ketiga. Hasil tersebut memang tidak se-brilian pencapaian sebelumnya. Namun, setidaknya tetap menunjukkan daya saing sang ratu meski usianya tak lagi muda.
Sejak saat itu, nama Queen Thalassa mulai jarang terdengar di lintasan. Absennya dari sejumlah kejuaraan besar belakangan ini pun menimbulkan banyak pertanyaan di kalangan pencinta pacuan kuda, “ke mana sebenarnya Sang Ratu Jarak Jauh?”
Cedera kaki sempat memaksa Queen Thalassa untuk beristirahat dan absen dari lintasan pacu.
Jemmy Runtu, joki King Halim Stable, mengungkapkan kepada tim SARGA.CO bahwa sang ratu harus berhenti berlatih selama empat hingga lima bulan guna pemulihan.
“Sekarang Thalassa sudah mulai latihan lagi,” jelas Jemmy, memberi kabar baik bahwa sang kuda andalan telah kembali bergerak di jalur persiapan.
Pada kesempatan yang sama, Jemmy Runtu memastikan Queen Thalassa masih berpeluang kembali menggebrak lintasan pacu Tanah Air.
Menurut Jemmy, kuda pacu yang sudah berusia 10 tahun jarang mengikuti perlombaan.
“Mungkin dengan usia segitu, dikurangin larinya,” jelasnya.
Jika kuda muda bisa turun hingga 10 kali dalam setahun, maka pada usia 10 tahun partisipasinya biasanya dibatasi maksimal empat kali saja.
Jemmy juga menegaskan bahwa kondisi fisik maupun mental Queen Thalassa masih berada dalam performa prima.
“Sampai saat ini Thalassa masih latihan. Ditunggu aja untuk pacuan nanti,” ujar Jemmy, sang joki Triple Crown.
Perjalanan Queen Thalassa menjadi bukti bahwa legenda di lintasan pacu tak lahir begitu saja, melainkan dari kombinasi genetika unggul, disiplin, dan ikatan erat antara kuda, joki, serta tim di belakangnya.
Kini, publik hanya menanti satu hal, kapan Sang Ratu Jarak Jauh kembali menunjukkan dominasinya di arena pacu.
Untuk terus mengikuti kabar terbaru seputar Queen Thalassa dan dunia pacuan kuda Tanah Air, ikuti SARGA.CO di Instagram (@sarga.co), 𝕏 (@sarga_co), TikTok (@sarga.co), YouTube (Sarga.Co), Facebook (Sarga.co), serta website news.sarga.co.
Install SARGA.CO News
sarga.co