

SARGA.CO – Seperti para atlet, kuda-kuda pacu juga memiliki masa keemasan yang sayangnya dibatasi oleh usia. DI era keajayaannya, kuda-kuda terbaik bisa berlari kencang, membelah angin, dan mengejar kemenangan di lintasan pacu. Sorak sorai penonton menjadi bara semangat dan menjadi musik untuk kehidupan mereka.
Namun ketika usia mulai menua, atau cedera menghentikan langkah, banyak kuda pacu kehilangan panggung. Nasib mereka sering tak seindah masa kejayaan. Ada yang terabaikan, bahkan ditinggalkan begitu saja.
Beberapa kdua cukup beruntung bisa tinggal di stable dengan segala perawatan rutinnya karena menjalani masa pensiun sebagai kuda breeding. Tapi tak semua seberuntung kuda-kuda ini. Di Indonesia, beberapa kuda pacu -apalagi yang tak pernah memenangkan kejuaraan- mungkin harus menjalani masa tua sebagai penarik andong.
Di tengah kenyataan itu, muncul secercah harapan. Beberapa organisasi, seperti Thoroughbred Aftercare Alliance di Amerika, membuka jalan baru. Para pecinta hewan mamalia berkuku ganjil ini melatih kuda pacu pensiun untuk menjadi kuda terapi.
Kuda-kuda yang dulu dielu-elukan karena kecepatan dan kekuatan ini tak perlu lagi takut menghadapi masa pensiunnya. Transformasi ini terdengar mengejutkan, tapi justru sangat masuk akal.
Mengutip laman ror.org.uk, kuda pacu, terutama ras Thoroughbred, terkenal bukan hanya karena kekuatan, tapi juga karena kepekaannya. Mereka bisa merasakan emosi manusia, membaca bahasa tubuh, bahkan merespons dengan tenang saat seseorang membawa beban batin.
Sifat inilah yang membuat mereka begitu cocok untuk terapi berbasis interaksi dengan kuda, atau yang dikenal sebagai equine-assisted therapy.
Di beberapa pusat rehabilitasi, hampir seluruh tim kudanya adalah mantan kuda pacu. Mereka yang dulu dipacu untuk berlari secepat mungkin, kini diajak berjalan pelan, menemani manusia yang sedang berjuang pulih dari trauma, kecemasan, atau luka batin.
Salah satunya dilakukan lewat program bernama Racing Hearts di Australia. Program ini mengajak kuda pacu pensiunan bekerja sama dengan terapis untuk mendampingi masyarakat lokal.
Hasilnya mengharukan—seekor kuda yang dulu penuh semangat kompetisi, kini berubah menjadi sahabat lembut yang memberi ketenangan.
Dari lintasan balap yang penuh hiruk pikuk, kini mereka hadir di ruang-ruang hening sebagai penyembuh jiwa. Dari sorak kemenangan, kini mereka menemukan arti hidup dalam keheningan pelukan manusia.
Install SARGA.CO News
sarga.co