

SARGA.CO—Bukan hanya sekedar olahraga, equestrian adalah jenis olahraga berkuda yang menekankan kerjasama antara rider dan kuda dalam menaklukkan rintangan di arena. Djalu Hakim, anak keempat dari presenter kondang Irfan Hakim, yang masih berumur 10 tahun baru saja memenangkan juara 1 kompetisi Show Jumping.
Tim SARGA.CO berhasil mewawancarai Djalu Hakim, juara 1 Show Jumping 65 cm Open pada Minggu (15/12) lalu melalui kompetisi Sarga CSI 1*-W FEI Jumping World Cup Sea League 2024 di Arthayasa Stables, Depok.
Bertanding melawan 33 riders, Djalu berhasil membawa pulang gelar juaranya di kelas tersebut, bersama kuda Black Sweet dari AR Team Equestrian Stable. Mengalahkan para lawan yang terpaut usia jauh di atasnya dan memiliki postur tubuh lebih besar.
Djalu di usia yang terbilang masih sangat muda, 10 tahun, sudah mulai berpartisipasi dalam berbagai kategori kelas kompetisi Show Jumping. Beberapa mungkin mempertanyakan, apakah kompetisi ini memiliki aturan minimal umur, berat badan, atau tinggi badan untuk bisa berpartisipasi.
Menurut informasi dari Technical Handbook yang dirilis oleh FEI (Fédération Équestre Internationale) untuk bisa berpartisipasi dalam kompetisi equestrian, tidak terdapat aturan terkait berat atau tinggi badan, melainkan hanya aturan umur. Adapun aturan tersebut bergantung pada kategori kelas yang diambil oleh sang rider.
Dalam hal ini, Djalu berpartisipasi di kategori Open yang mana jika merujuk aturan di Technical Handbook, tidak terdapat aturan minimal ataupun maksimal umur untuk bisa menjadi rider. Artinya, kategori Open terbuka untuk semua umur, termasuk Djalu.
Menggarisbawahi aturan tersebut, selama berkompetisi di beragam kelas Open ini, Djalu pastinya berhadapan dengan para lawan berumur di atasnya dan berbadan lebih besar.
Berpartisipasi dalam berbagai kelas, Djalu melakukan banyak trial error selama bertanding bersama kudanya, Black Sweet dan Puppi. Dimulai dari kelas terendah Show Jumping 60 cm sampai yang terbilang tinggi Show Jumping 80 cm.
“Pas yang 80 cm ini trial lah, ya. Cuma satu kuda yang ikut karena memang baru sekali ini di 80 cm, biasanya di kelas 60-80 cm, kombinasi. Memang lebih tinggi, jadi beda cara handle kudanya, musti lebih belajar lagi,” ungkap Della Sabrina Indah Putri, sang ibunda, saat diwawancara oleh tim Sarga.co.
Tidak langsung berjalan mulus dan meraih juara 1, Djalu juga sempat menghadapi kendala dalam mengendalikan kudanya di arena, yaitu lose control. Dalam wawancara bersama tim SARGA.CO, Djalu mengatakan bahwa di awal kompetisi kudanya sempat menolak, dikarenakan kontrol dia terhadap kudanya masih kurang baik.
“Alhamdulillah sih tadi pas kelas 60 cm dia kurang kontrolnya kelihatan lose banget. Pas di kelas 70 cm udah lebih baik, PR-nya udah dikerjain,” ujar Della.
Menurut William (1999) dalam penelitiannya yang berjudul “Understanding Nervousness in Horse & Rider”, kuda merupakan hewan yang cenderung sensitif, dapat mengetahui apabila rider sedang dalam keadaan rileks penuh percaya diri atau tegang penuh keraguan saat memberikan arahan. Kondisi rider yang sedang tertekan dapat membuat kuda menjadi bingung dan cenderung menolak sehingga berdampak pada performa di arena.
Penjelasan tersebut dapat dikaitkan dengan kondisi kuda Djalu yang sempat menolak di awal, menyebabkan rider mengalami lose control. Penolakan tersebut mungkin terjadi karena sang kuda mendapati kondisi Djalu yang tegang dan masih perlu beradaptasi saat awal kompetisi.
Tidak perlu waktu lama, setelah melakukan evaluasi dan adaptasi dengan rintangan, Djalu berhasil mengumpulkan kepercayaan dirinya dan meraih serentetan juara pada kelas berbeda di hari terakhir kompetisi. Mengantarkannya pada juara 1 Show Jumping 65 cm Open & juara 3 Show Jumping 75 cm Open.
Oleh karenanya, dalam mengikuti kompetisi Show Jumping equestrian, rider dan kuda tidak hanya dituntut untuk mempersiapkan diri dengan berlatih. Namun, penting juga bagi mereka untuk menyiapkan mental yang prima untuk dapat bekerja sama yang baik ketika perform menghadapi rintangan di arena.
Kemenangan Djalu Hakim menjadi bukti nyata kekuatan dari kepercayaan, ketekunan, dan daya juang dalam dunia olahraga berkuda. Kisahnya bukan sekadar kemenangan anak muda, melainkan cerminan nyata dari apa yang bisa diraih saat gairah bertemu dengan tujuan, walau menghadapi berbagai tantangan.
Install SARGA.CO News
sarga.co