

SARGA.CO—Langit tampak cerah di atas lintasan, tapi aroma ketegangan menguap di setiap derap langkah kuda. Triple Crown Serie 1 dan 2 tahun 2025 telah usai, namun gaungnya belum reda. Di tengah sorotan publik dan adrenalin yang belum juga surut, satu nama berkibar paling tinggi: King Argentin.
Dua kemenangan meyakinkan, tanpa banyak cambuk, tanpa drama berlebih, membuat banyak pelatih menyimpan satu pertanyaan yang sama: Akankah ia jadi legenda selanjutnya setelah Djohar Manik?
Dalam dua seri awal Triple Crown, King Argentin menunjukkan dominasi teknis dan emosional. Tidak hanya menang, tetapi menang dengan meyakinkan, demikian penilaian W. Wicaksono, pelatih senior dari DKI Jakarta.
“Kualitas kuda itu nggak bisa dilihat dari satu sisi. Ada lima unsur: owner, trainer, joki, groom, dan bahan kuda itu sendiri,” ujarnya. Ia menggarisbawahi bahwa tim di balik King Argentin bukan sembarangan.
Dengan latihan konsisten di lintasan pasir laut Pacitan, yang memiliki kombinasi cuaca dan geografi unik, King Argentin dilatih di tempat yang membentuknya menjadi exdower sejati. “Dia sudah connect sendiri dengan jarak tertentu,” tambahnya.
Sementara itu, Rudolf Herman Ratu dari Bullion Stable menyebutkan, “Triple crown itu langka. Di Indonesia bisa dihitung jari. Sekarang King Argentin tinggal satu langkah lagi.” Di matanya, King Argentin adalah kuda terbaik saat ini, bukan karena hype, tapi karena bukti di lapangan.
Namun, seperti semua cerita hebat, selalu ada antagonis yang memberi warna. Dalam kasus ini: Wonder Land.
Wonder Land adalah kuda yang memberi perlawanan sengit di kedua seri sebelumnya. Menurut Wicaksono, “Kontingen DKI Jakarta menyiapkan Wonder Land secara serius untuk Kejurnas Derby. Kami akan bikin persaingan lebih hidup.”
Meski telah dua kali kalah dari King Argentin, Wonder Land masih punya peluang, terutama dengan persiapan teknis yang ketat dan strategi baru yang sedang diracik.
“Wonder Land itu leading, tapi teknik Jemmy Runtu bikin semua beda,” ujar Tantan Firmansyah dari Aragon Stable.
“King Argentin itu bisa mengejar dari belakang, dan Jokinya tahu kapan harus lepas.” Di mata Tantan, yang juga mantan joki, kuda seperti King Argentin punya potensi besar, bahkan bisa menyamai atau melampaui Djohar Manik.
Nama Djohar Manik terus bergema dalam setiap diskusi soal King Argentin. Djohar adalah ikon. Sang penguasa lintasan yang menang di hampir semua kejuaraan. Namun, apakah King Argentin sejajar?
Menurut Ndena Ngaba, pelatih dari Jatinom Indah Stable,
“Masih jauh. Djohar menang terus tiap event. Tapi kalau soal potensi, Argentin punya.” Sementara Slamet Wo, pelatih senior, justru lebih optimis. “Sudah sama. Kualitas kudanya tinggi, bisa lampaui Djohar.”
Ardhi Punta Wijaya, pelatih dari BHM Stable, memilih bersikap objektif namun penuh harap.
“Pacuan kuda bukan matematika. Tapi kalau melihat karakter, ritme, dan gaya Jemmy Runtu yang butterfly itu, saya yakin dia bisa sabet Derby. Dan kalau itu terjadi, King Argentin bisa jadi sejarah baru.”
Satu hal yang disepakati oleh semua pelatih: Indonesia Derby bukan sekadar race. Ini adalah puncak dari kerja keras, strategi, hingga keberuntungan. “Pelatih sekarang kayak nunggu telur nggak retak,” ucap Rudolf sambil tertawa kecil.
Yose Rizal dari Nikita Stable menambahkan, “Kalau soal siap, King Argentin udah sangat siap. Timnya solid, profesional, lengkap. Tapi tetap… hoki yang menentukan.”
Dalam dunia pacuan, kemenangan bukan hanya tentang waktu tercepat. Ini tentang siapa yang mampu menjaga ritme, mengelola tekanan, dan mendengar napas kuda sebelum semuanya dimulai.
King Argentin mungkin hanya seekor kuda, tapi kini ia membawa mimpi seluruh timnya, mengarah pada status tak sembarang: Legenda.
Akhirnya…
Triple Crown tinggal selangkah lagi. King Argentin sudah memenangi dua, dan Kejuaraan Indonesia Derby dengan jarak 2.000 meter akan menjadi pembuktian akhir. Bila ia menang, sejarah akan mencatat namanya sejajar dengan Djohar Manik, bahkan mungkin melebihinya.
Namun bila gagal, kita tetap telah menyaksikan salah satu perjalanan paling mencengangkan dalam sejarah pacuan kuda Indonesia.
Karena dalam dunia ini, hanya sedikit kuda yang bisa menang. Tapi hanya satu yang bisa jadi legenda.
Install SARGA.CO News
sarga.co