

SARGA.CO—Equestrian menjadi salah satu cabang olahraga berkuda yang unik dan menarik. Kuda dan penunggangnya (rider) akan bekerjasama dalam melakukan lompatan dan tarian di lapangan yang disediakan.
Sebagai cabang olahraga, berkuda pertama kali dipertandingkan pada olimpiade tahun 1900 dan di Indonesia, Kejuaraan Nasional Olahraga Berkuda digelar pada 1966.
Segala hal tentang olahraga berkuda di Indonesia diatur dan diawasi oleh PORDASI (Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia) dan untuk Federasi Internasional adalah FEI (Fédération Équestre Internationale).
Salah satu olahraga berkuda yang ada di Indonesia yaitu equestrian. Cabang olahraganya meliputi dua disiplin yaitu show jumping dan dressage.
Di Indonesia, equestrian telah mengalami peningkatan. Suksmana (2018) dalam penelitian “Pusat Pelatihan Menunggang Kuda Di Desa Kopeng, Kabupaten Semarang” mengemukakan para atlet nasional meraih prestasi di ajang perlombaan internasional dan nasional.
Data induk organisasi PP PORDASI PUSAT juga mendukungnya. Ada peningkatan prestasi para atlet berkuda Indonesia di ajang pekan olahraga internasional pada cabang equestrian dengan persentase kenaikan 5% juara dari tahun ke tahun. Data ini dapat diakses di website resmi Federation Equestrian International (FEI) dan Equestrian Horse’s Riding
Andri Nurdiansyah dalam penelitian (2016) berjudul “Perbandingan Kondisi Fisik Atlet Equestrian dan Kelas Dressage dan Kelas Show Jumping,” menjelaskan dressage atau tunggang serasi, merupakan kelas yang mengutamakan penguasaan kuda dan keserasian pada saat menunggang kuda; Show Jumping atau halang rintang; dan Cross Country, kelas yang memperlihatkan keahlian pada saat melompati rintangan.
Dalam satu kelas pertandingan dressage terdapat beberapa gerakan yang harus dilakukan oleh penunggang dan kudanya. Sedangkan penilaian pada pertandingan kelas show jumping dilihat dari keberhasilan melewati rintangan. Dalam satu kelas show jumping terdapat 12 rintanganm belum termasuk rintangan kombinasi.
Dalam buku Mc. Bane, S. and Helen (1990) “Horse Facts” bentuk tubuh kuda ideal yang digunakan dalam equestrian, yaitu memiliki panjang jarak sama antara tenggorokan, bagian tertinggi pundak, pinggul, bagian belakang elbow, dan fetlock sebesar 40% dari total panjang tenggorokan hingga pangkal ekor.
Sementara panjang jarak pinggul dan pangkal ekor setengah dari panjang jarak yang lainnya atau 20% dari total panjang tenggorokan hingga pangkal ekor. Hal ini penting sebagai penunjang kemampuan dan penampilan.
Olahraga equestrian mengutamakan keseimbangan, koordinasi yang baik, kelincahan dan penguasaan teknik saat menunggang dan mengendalikan kuda. Penunggang juga perlu memperhatikan kondisi fisik, mental dan teknik, agar mendapatkan hasil maksimal.
Indonesia kembali menjadi sorotan dunia equestrian internasional dengan menjadi tuan rumah CSI1*-W FEI Jumping World Cup 2024. Kompetisi show jumping bergengsi yang diakui Federasi Equestrian Internasional (FEI). Event selama tiga hari (13-15 Desember 2024) ini akan digelar di Arthayasa Stables, Limo-Depok.
Terdapat 25 kelas yang akan dibuka pada perlombaan di antaranya show jumping 60cm, 65cm, 70cm, 75cm, 80cm, 85cm, 90cm, 95cm, 100cm, 105cm, 110cm, 115cm, 120cm, 125cm dan 130cm.
Kehadiran perlombaan equestrian ini diharapkan dapat meningkatkan prestasi olahraga berkuda nasional dan memacu kualitas atlet hingga ke kancah dunia.
Install SARGA.CO News
sarga.co