

SARGA.CO - Jika kalian perhatikan lintasan pacuan kuda di mana pun di dunia, mulai dari Sultan Agung, Legok Jawa, Payakumbuh, Kentucky Derby, hingga Tokyo Racecourse, semuanya memiliki satu ciri khas: berbentuk oval atau melengkung.
Tapi pernahkah kamu bertanya, kenapa tidak dibuat lurus saja? Apakah sekadar estetika? Atau ada alasan teknis dan sejarah di balik bentuk melingkar ini? Jawabannya: kombinasi fungsi, keamanan, dan tradisi.
Bentuk lintasan oval sebenarnya berasal dari zaman Romawi, ketika kuda dan kereta ditandingkan di arena hippodrome. Arena ini dibuat oval agar penonton bisa menyaksikan seluruh balapan dari satu titik tengah, tanpa kehilangan momen apa pun. Desain ini lalu diwarisi oleh berbagai peradaban pacuan setelahnya.
Ketika pacuan kuda mulai populer secara modern di Inggris pada abad ke-17, bentuk oval tetap dipertahankan—bukan hanya karena tradisi, tapi karena fungsionalitasnya terbukti optimal.
Balapan kuda dalam lintasan lurus (straight track) memang ada, tapi hanya cocok untuk jarak pendek dan jumlah peserta yang terbatas. Jika terlalu panjang, lintasan lurus; memakan ruang besar secara horizontal, membuat distribusi posisi awal tidak adil, berisiko tinggi tabrakan, terutama saat kuda bersaing di kecepatan penuh.
Sementara lintasan melingkar lebih efisien dalam penggunaan lahan, memungkinkan balapan jarak jauh, dan mempermudah strategi menyalip karena adanya tikungan.
3. Strategi Tikungan: Bukan Sekadar Belok
Bentuk oval menciptakan dua momen krusial dalam balapan: tikungan dan lintasan lurus akhir. Tikungan menjadi ajang taktik bagi joki dan kuda:
Kuda Stalker/Senkou biasanya menjaga jarak dan mulai menyerang saat keluar dari tikungan
Kuda Front Runner harus bisa mempertahankan kecepatan di tikungan tanpa kehilangan kendali
Kuda Closer/Sashi menunggu tikungan terakhir sebagai titik ledakan kecepatannya
Desain ini menciptakan drama dan ketegangan di lap terakhir, sebuah elemen yang membuat pacuan kuda sangat menarik.
4. Sisi Ilmiah: Fisika dan Biomekanik
Lintasan melengkung bukan hanya soal arah, tapi juga soal gaya sentripetal. Tikungan mengharuskan kuda dan joki menjaga keseimbangan lebih baik, mengatur distribusi berat tubuh, dan menyesuaikan langkah.
Bahkan, beberapa lintasan profesional memiliki kemiringan (banking) di tikungan untuk membantu kestabilan saat kecepatan tinggi, mirip seperti sirkuit balap motor.
Meski umumnya oval, setiap gelanggang pacuan punya variasinya sendiri: Panjang lintasan utama bisa berbeda: 1.200 meter, 1.400 meter, hingga 2.400 meter, tingkat kemiringan tikungan bervariasi, permukaan lintasan pun bisa tanah, rumput, pasir, atau sintetis dan ini mempengaruhi gaya berlari kuda
Beberapa gelanggang besar seperti Tokyo Racecourse bahkan punya lintasan berlapis-lapis untuk berbagai kelas pacuan.
Lintasan melengkung juga memungkinkan penonton melihat seluruh aksi dari satu sisi tribun, tak perlu berpindah tempat. Itulah kenapa desain oval tetap dipertahankan, bahkan saat teknologi tayangan sudah canggih.
Kesimpulan: Di Balik Lintasan, Ada Ilmu dan Sejarah
Bentuk lintasan pacuan kuda yang melengkung bukanlah kebetulan atau hanya soal gaya. Ia adalah hasil dari ratusan tahun tradisi, logika fisika, strategi balapan, dan efisiensi ruang.
Tikungan dalam pacuan kuda bukan hanya belokan, melainkan panggung di mana strategi diuji, kecepatan ditantang, dan sejarah ditulis.
Jadi, saat kamu menonton kuda berlari mengelilingi lintasan oval, ingat: setiap lengkungan punya alasan.
Install SARGA.CO News
sarga.co