

SARGA.CO – Siapa sangka, kuda bukan cuma sahabat manusia di arena pacu atau olahraga rekreasi. Di dunia medis, kuda juga dipakai sebagai alat terapi untuk membantu pemulihan tubuh, khususnya bagi anak-anak dengan cerebral palsy (CP).
Manfaat kuda dalam dunia medis ini juga sudah diterapkan pengelola resor di Sumba. Kuda-kuda sengaja dilepasliarkan di pesisir pantai untuk dinikmati tamu resor yang menginap. Bahkan terdapat sebuah sesi pemijatan dimana tamu hotel ditemani dua ekor kuda yang tengah bersantai di dekat tempat tidur mereka.
Lalu bagaimana seekor kuda bisa membantu seorang anak penderita cerebral palsy. mengutip laman resrespira.jogjaprov.go.id, Cerebral Palsy (CP) adalah sekelompok kelainan yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk bergerak dan menjaga keseimbangan serta postur tubuh. CP adalah kecacatan motorik yang paling umum terjadi pada masa kanak-kanak.
Cerebral berarti berkaitan dengan otak. Palsy berarti kelemahan atau masalah dalam menggunakan otot. CP disebabkan oleh perkembangan otak yang tidak normal atau kerusakan pada otak yang sedang berkembang yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk mengendalikan otot-ototnya.
Terapi ini sering disebut hippotherapy. Intinya, pasien duduk di atas kuda dan mengikuti gerakan alaminya. Saat kuda berjalan, tubuh penunggang ikut bergerak. Gerakan ini ternyata mirip dengan pola jalan manusia, sehingga bisa melatih otot dan koordinasi tubuh secara alami.
Sebuah studi yang dipublikasikan di National Center for Biotechnology Information (NCBI) menemukan bahwa terapi berkuda membawa manfaat nyata untuk anak-anak dengan CP.
Manfaat itu berupa meningkatkan kontrol otot tubuh bagian atas (seperti otot perut dan punggung), membantu postur dan keseimbangan saat duduk maupun berdiri.
Memberi efek positif jangka panjang, bahkan setelah sesi terapi selesai, serta anak-anak yang rutin mengikuti sesi hippotherapy menunjukkan perkembangan motorik yang lebih baik dibanding mereka yang hanya menjalani terapi biasa.
Selain efek fisik, interaksi dengan kuda juga membuat anak lebih rileks. Rasa percaya diri tumbuh karena mereka mampu “mengendalikan” hewan besar yang sensitif dan penuh respon terhadap emosi manusia.
Di luar negeri, terapi ini sudah jadi bagian dari program pemulihan resmi. Di Indonesia, praktik ini mulai dikenal, meski jumlah pusat terapi masih terbatas. Beberapa sekolah berkuda dan komunitas inklusi sudah mencoba memfasilitasi, terutama untuk anak-anak dengan kebutuhan khusus.
Berkuda ternyata bukan hanya olahraga. Ia bisa menjadi alat terapi modern yang menyenangkan, efektif, sekaligus penuh makna. Bagi banyak anak dengan cerebral palsy, setiap langkah kuda adalah harapan baru untuk bergerak lebih bebas.
Install SARGA.CO News
sarga.co