

SARGA.CO - Di balik kilau gemerlap arena pacuan Jepang, ada satu nama yang tak hanya menorehkan sejarah, tapi juga membungkam mitos yang telah lama menghantui silsilahnya: Satono Crown. Kini, kisahnya tak hanya dikenang di lintasan, tapi juga dihidupkan kembali lewat karakter game dan anime Uma Musume: Pretty Derby, memperkenalkan legenda ini ke generasi baru.
Satono Crown lahir pada 10 Maret 2012 dari dua kuda asal Irlandia: Marju, sang ayah yang dikenal memiliki stamina luar biasa, dan Jioconda II, sang ibu dengan garis keturunan balap elite. Dengan warna Dark Bay yang elegan dan silsilah internasional yang kuat, Crown adalah calon bintang sejak awal.
Ia kemudian dilatih oleh Nobuyuki Hori, salah satu pelatih paling disegani di Jepang. Dari sinilah Crown mulai menunjukkan potensinya sebagai bintang dari keluarga Satono, bersanding dengan nama-nama besar seperti Satono Diamond.
Dalam setiap balapan, Satono Crown kerap menggunakan strategi Sashi (Closer)—berlari di posisi tengah hingga akhir, lalu meledak di tikungan terakhir dengan kecepatan luar biasa. Bersama para joki elite seperti Mirco Demuro dan Yuichi Fukunaga, gaya balap ini menjadikan Crown sebagai ancaman tak terduga di setiap race.
Mematahkan Kutukan Satono
Keluarga Satono dikenal sebagai dinasti kuda mahal dan berbakat, tapi selama bertahun-tahun, mereka tak pernah mampu memenangkan balapan Grade 1 (G1). Inilah yang disebut oleh banyak fans sebagai "Kutukan Satono."
Segalanya berubah saat Satono Diamond mematahkan kutukan tersebut. Namun, Crown-lah yang membuktikan bahwa itu bukan kebetulan.
Pada tahun 2016, Satono Crown memenangkan Hong Kong Vase (G1) di luar negeri, menunjukkan bahwa dominasi Satono tak hanya terbatas di Jepang.
Setahun kemudian, ia mencetak kemenangan luar biasa di Takarazuka Kinen (G1), mengalahkan rival tangguh seperti Kitasan Black dan Cheval Grand dengan selisih mencolok. Dalam satu dekade, Crown tak hanya membantu membungkam mitos lama, tapi juga membangun era kejayaan baru bagi nama Satono.
Akhir Karier & Warisan
Setelah tampil terakhir di Japan Cup 2018 dan dikalahkan oleh Almond Eye, Satono Crown resmi pensiun dari dunia pacuan. Namun, kisahnya tak berhenti di situ. Ia kini menjadi pejantan di Shadai Stallion Station, dan telah menghasilkan lebih dari 300 keturunan, termasuk nama-nama yang mulai bersinar seperti Tastiera dan Satono Cloak. Harapan besar pun disematkan pada generasi penerusnya.
Popularitas Crown membuatnya masuk dalam jajaran karakter di Uma Musume: Pretty Derby, di mana ia digambarkan sebagai sosok yang elegan, ambisius, namun setia. Lewat karakter ini, para penggemar muda yang mungkin belum pernah menyaksikan balapannya secara langsung kini bisa mengenal semangat dan pencapaian sang juara.
Dari seorang calon kuda pacu berbakat, hingga menjadi legenda yang mengakhiri mitos “kutukan Satono”, Satono Crown membuktikan bahwa warisan bukan ditentukan oleh mitos, tapi oleh tekad, kecepatan, dan konsistensi.
Kini, baik di lintasan balap maupun di dunia digital Uma Musume, nama Satono Crown akan terus dikenang sebagai penakluk garis akhir dan pewaris kejayaan.
(Sumber: FB Atha ID, Wikipedia, Uma Musume Wiki Fandom, Netkeiba & Namuwiki)
Install SARGA.CO News
sarga.co