

SARGA.CO - Di balik karakter Winning Ticket yang ceria dan penuh semangat dalam anime Uma Musume: Pretty Derby, ada kisah nyata yang tak kalah memukau dari dunia pacuan kuda Jepang. Sosok ini bukan sekadar karakter fiksi, ia adalah representasi dari kuda jantan legendaris yang pernah mengejutkan publik Jepang dengan gaya balapnya yang dramatis dan penuh emosi.
Winning Ticket lahir pada 21 Maret 1990, hasil dari persilangan antara Tony Bin — kuda pacu Italia juara Prix de l’Arc de Triomphe — dengan Powerful Lady, kuda betina tangguh keturunan Maruzensky, sang "Supercar" legendaris Jepang. Garis darahnya membuat Winning Ticket sejak awal dipandang sebagai kuda dengan potensi luar biasa.
Diserahkan kepada pelatih Yuji Ito, Winning Ticket segera tumbuh menjadi bintang. Ia dikenal sebagai satu dari tiga kuda terbaik era awal 1990-an, bersama Biwa Hayahide dan Narita Taishin. Trio ini dikenal sebagai “BNW”, singkatan dari nama mereka, dan sempat mendominasi lintasan Jepang.
Gaya Balap yang Menegangkan
Didampingi joki setianya, Masato Shibata, Winning Ticket dikenal dengan gaya balap Sashi (Closer) — berada di barisan tengah saat lomba dimulai, lalu meluncur kencang di tikungan terakhir, menyusul satu per satu lawan yang ada di depan.
Gaya ini mencapai puncaknya saat Japanese Derby (G1) tahun 1993. Dalam momen mendebarkan, Winning Ticket menyalip lawan beratnya, Sakura Chitose O dan bahkan anggota BNW lainnya, demi memberi kemenangan Derby pertama sepanjang karier bagi sang joki.
Kemenangan itu bukan hanya berarti piala dan prestise, tapi juga pemenuhan mimpi panjang Masato Shibata — dan di situlah nama Winning Ticket terasa makin tepat: sang “tiket kemenangan”.
Karier Winning Ticket berlangsung singkat, hanya dari 1992 hingga 1994, dengan catatan 6 kemenangan dari 14 balapan, serta total pendapatan 424 juta Yen. Sayangnya, cedera tendon memaksanya pensiun dini, namun tidak sebelum ia meninggalkan jejak tak terlupakan di lintasan.
Selepas pensiun, Winning Ticket menjalani peran baru sebagai kuda pejantan. Ia menghasilkan 507 keturunan, namun hanya cucunya, Lei Papale, yang berhasil mencapai prestasi puncak — dengan memenangkan Osaka Hai 2021, membawa nama keluarganya kembali ke podium juara.
Setelah masa stud-nya usai, Winning Ticket menghabiskan hari tua di fasilitas perawatan AERU, hingga akhirnya ia meninggal dunia pada usia 33 tahun karena masalah pencernaan. Usia ini termasuk luar biasa panjang untuk seekor kuda pacu.
Kisah hidup Winning Ticket begitu berkesan hingga akhirnya diabadikan dalam Uma Musume: Pretty Derby, anime populer yang mengangkat kembali sejarah kuda-kuda legendaris Jepang ke generasi muda.
Dalam serial tersebut, karakter Winning Ticket digambarkan penuh semangat, ceria, dan tak kenal menyerah — sangat mencerminkan semangat aslinya di dunia nyata. Seperti dalam balapan hidupnya, ia tetap menjadi simbol bahwa tekad bisa menjadi tiket menuju mimpi.
Warisan yang Tak Akan Hilang
Meskipun kakinya tak lagi berlari di atas tanah pacuan, nama Winning Ticket akan terus berpacu di hati para penggemar. Baik itu di arena pacuan nyata, di dalam gim, atau di layar anime, Winning Ticket membuktikan bahwa legenda tak harus bertahan lama untuk menjadi abadi.
(Sumber: FB Atha ID, Uma Musume Wiki Fandom, Namuwiki & Netkeiba)
Install SARGA.CO News
sarga.co