

SARGA.CO – Dunia kuda polo diguncang kabar yang terdengar seperti cerita fiksi ilmiah. Setelah diterapkan di bidang pertanian, para ilmuwan dikabarkan telah menerapkan teknologi rekayasa genetika pada seekor kuda.
Hasilnya seekor kuda yang memiliki keunggulan mengerikan yang mungkin akan mengubah peta persaingan dunia olahraga berkuda yang awalnya dibangun untuk menonjolkan kemurnian seekor kuda.
Kabar itu datang dari Argentina. Di negeri tempat lahirnya Tarian Tanggo ini lahir kuda hasil rekayasa genetik pertama di dunia. Kuda ini didesain khusus untuk bisa unggulan dalam bermain polo. Bayangkan: seekor kuda yang sejak dalam kandungan sudah “diprogram” agar lebih cepat, lebih kuat, dan lebih tahan banting di lapangan.
Disambut antusiasi oleh segelintir ilmuwan, langkah ilmiah ini justu menggemparkan industri olahraga berkuda. Bagi sebagian orang, kuda polo hasil rekayasa genetika ini lompatan kemajuan. Namun, bagi banyak pecinta polo, inovasi tersebut menimbulkan pertanyaan besar. Sejauh mana sains boleh mengubah inti olahraga tradisional?
Menurut laporan Reuters, para ilmuwan Argentina memanfaatkan teknologi gene editing untuk meningkatkan performa fisik kuda polo. Prosesnya dilakukan sangat teliti dan kompleks. Sejak tahap embrio, para ilmuwan sudah menyasar gen yang berhubungan dengan kekuatan otot dan stamina.
Hasilnya cukup `mengerikan`. Seekor kuda lahir dengan potensi kecepatan dan daya tahan di atas rata-rata. Tim peneliti menyebutnya sebagai terobosan yang bisa “mengubah permainan” dalam olahraga polo yang terkenal kompetitif.
Namun, pencapaian ini segera memicu perdebatan etis. Polo selama ini identik dengan tradisi dan kemurnian darah keturunan kuda. Mengubah gen dianggap sebagian pihak sebagai bentuk “curang di level genetik”.
Reuters
Kontroversi makin panas karena aturan resmi olahraga polo belum mengantisipasi fenomena ini. Tidak ada regulasi jelas yang melarang kuda hasil rekayasa gen tampil di turnamen.
Organisasi polo internasional juga menghadapi dilema yang tak kalah pelik. Mereka harus menentukan sikap antara menolak demi menjaga tradisi atau menerima dengan menyiapkan kategori khusus. Pilihan yang sulit untuk dibuat.
Jika kuda hasil `editan` diizinkan berlaga, peta persaingan akan berubah drastis. Peternakan biasa mungkin kesulitan bersaing, sementara biaya pengembangan teknologi akan membuat kesenjangan semakin lebar.
Selain itu, kesejahteraan hewan juga menjadi sorotan. Meski para ilmuwan mengklaim prosedur ini aman, kritik datang dari kelompok pecinta hewan yang menilai eksperimen seperti ini berpotensi menimbulkan risiko kesehatan jangka panjang.
Kuda polo “edit gen” pertama ini menandai babak baru hubungan antara sains dan olahraga. Apakah inovasi bioteknologi akan membuka jalan bagi “generasi super” kuda atlet, atau justru mengaburkan makna sportivitas?
Satu hal pasti, kelahiran kuda hasil rekayasa genetik di Argentina ini menjadi pengingat bahwa kemajuan teknologi tak bisa dibendung. Kini, keputusan ada di tangan dunia polo: mempertahankan tradisi, atau merangkul er
Install SARGA.CO News
sarga.co