

SARGA.CO - Haru Urara, kuda pacu legendaris yang dikenal bukan karena kejayaannya di lintasan, melainkan karena keteguhan dan semangat pantang menyerahnya, telah berpulang pada Selasa, 9 September 2025, di usia 29 tahun.
Bukan kemenangan yang membuat Haru Urara dicintai jutaan orang di Jepang, melainkan karena ia terus berlari, meski tak pernah menang. Dalam 113 kali balapan selama enam tahun, Haru Urara tidak pernah meraih satu pun gelar juara. Namun, justru dari kekalahan demi kekalahan itulah, ia menjelma menjadi ikon harapan nasional—simbol bagi mereka yang terus berjuang meski selalu gagal.
Kabar duka ini disampaikan oleh akun resmi Umamusume: Pretty Derby, sebuah anime dan game populer yang terinspirasi dari kisah hidup Haru Urara.
“Dengan berat hati kami menyampaikan kabar duka bahwa Haru Urara meninggal dunia pada tanggal 9 September. Warisan kuda pacu legendaris ini menjadi inspirasi bagi karakter dengan nama yang sama dalam Umamusume: Pretty Derby,” tulis akun tersebut.
Lahir pada 27 Februari 1996 di Hokkaido, Haru Urara adalah keturunan dari Nippo Teio, kuda pacu elit Jepang. Ia memulai debut balapnya pada 1998 di Kochi Racecourse. Tak ada yang menyangka bahwa kuda betina coklat itu akan menorehkan sejarah bukan sebagai pemenang, tetapi sebagai pahlawan para pecundang—"Shining Star of Losers Everywhere", begitu media Jepang menyebutnya.
Puncak ketenarannya terjadi pada tahun 2004, ketika joki top Jepang, Yutaka Take, menungganginya dalam sebuah balapan yang disiarkan secara nasional. Meski kembali gagal menang, Haru Urara telah menaklukkan hati publik. Penonton bersorak bukan karena trofi, tapi karena keberaniannya untuk tetap berlari.
Akhir Perjalanan Sang Pejuang
Setelah pensiun dari dunia balap pada tahun yang sama, Haru Urara hidup damai di Martha Farm. Namun, pada Senin, 8 September 2025, pengasuhnya, Yuko Miyahara, mulai merasa khawatir ketika Haru tidak buang air besar, tanda awal kolik, kondisi pencernaan yang sangat berbahaya bagi kuda.
Dokter hewan segera dipanggil dan menemani Haru Urara sepanjang malam. Namun, pada pagi harinya, Haru menghembuskan napas terakhir. Ia meninggal dunia karena kolik, di usia 29 tahun—usia yang cukup panjang bagi seekor kuda.
“Dia meninggal dalam damai,” kata Yuko Miyahara, sang pengasuh. “Dia bukan kuda biasa. Dia adalah teman, simbol, dan inspirasi.”
Meski tak pernah berdiri di podium juara, Haru Urara telah memenangkan sesuatu yang jauh lebih besar: hati dan harapan rakyat Jepang. Ia membuktikan bahwa kegagalan bukanlah akhir, bahwa keberanian untuk mencoba dan terus maju pun layak dirayakan.
Namanya kini hidup dalam karakter anime, merchandise, dan cerita-cerita penghibur yang menginspirasi generasi muda, tidak hanya di Jepang, tetapi juga di seluruh dunia.
Selamat jalan, Haru Urara. Engkau mungkin tak pernah menang di lintasan, tapi kau telah menang dalam kehidupan.
Install SARGA.CO News
sarga.co