SARGA.CO - Di dunia pacuan kuda, selalu ada sosok yang meninggalkan jejak bukan hanya karena kemenangannya, tetapi karena cara ia menang. Sosok itu kini bernama War Kudeta, kuda jantan berwarna jragem, berusia lima tahun, berdiri gagah dengan tinggi 160 cm, dan menjadi bintang baru dari King Halim Stable.
Dalam beberapa bulan terakhir, nama War Kudeta melesat bak meteor. Ia bukan hanya mencatatkan kemenangan, tetapi menorehkan drama kehebatan di lintasan yang membuat siapa pun yang menyaksikannya tak bisa melupakan momen itu.
Agustus lalu, di ajang Indonesia’s Horse Racing (IHR) – Merdeka Cup 2025, War Kudeta tampil sebagai bintang utama. Dalam Kelas Terbuka Sprint 1.300 meter, ia menunjukkan bahwa juara sejati tak selalu harus memimpin sejak awal.
Berhadapan dengan lima pesaing kuat dari berbagai daerah, War Kudeta sempat berada di posisi belakang. Namun dari situlah cerita heroiknya dimulai.
Tepat 200 meter menjelang garis finis, War Kudeta meledak, menyusul rival yang sejak awal memimpin dan menyalipnya dengan langkah penuh tenaga. Seketika ia memimpin, dan tak ada satu pun kuda lain yang mampu menyainginya hingga garis akhir.
Bulan Oktober 2025, War Kudeta kembali menegaskan supremasinya. Dalam Kejurnas Pacuan Kuda Pordasi Seri II 2025 di Lapangan Pacuan Kuda Sultan Agung, Yogyakarta, ia turun di Kelas B – 1.850 meter.
Kali ini, War Kudeta menampilkan strategi yang matang. Ia tidak terburu-buru memimpin, melainkan mengatur ritme dengan tenang di posisi tengah.
Ketika kuda lain mulai kehabisan tenaga berebut posisi depan, War Kudeta justru mulai menghidupkan kecepatannya.
Langkahnya mantap, akselerasinya tajam, dan di detik-detik terakhir ia melesat, menyentuh garis finis pertama dengan keunggulan tipis namun meyakinkan.
Dua kemenangan beruntun, dua lintasan berbeda, satu pesan yang sama: War Kudeta adalah simbol ketenangan yang mematikan di akhir lomba.
Kini, semua mata kembali tertuju padanya. Minggu, 9 November 2025, War Kudeta akan kembali tampil di lintasan yang sama — Sultan Agung, Yogyakarta, untuk berlaga di Kelas Terbuka Sprint 1.300 meter pada ajang Piala Raja Hamengku Buwono X. Kali ini, lawan-lawan berat sudah menunggu: Dominator, Dewa United dh Sunglight Nagari, Azarya Eclipse, King Nagura Agatha Star, dan Red Sea.
Namun bagi War Kudeta, tekanan bukan hal baru. Ia telah membuktikan bahwa dalam keheningan langkahnya di awal lomba, tersimpan badai besar yang siap dilepaskan di ujung lintasan.
War Kudeta dikenal sebagai finisher ulung, kuda yang selalu menunda ledakan kekuatannya hingga saat paling krusial.
Hasil persilangan antara Dynamoor Kid dan Indah Sumbar ini memiliki gaya berlari khas: mengamati tempo dari barisan tengah atau belakang, menjaga tenaga dengan disiplin tinggi, lalu meluncur cepat di 200 meter terakhir.
Salah satu ciri khas War Kudeta adalah memilih jalur dalam sebagai lintasan serang. Strategi ini memungkinkan langkahnya lebih efisien, memotong jarak tanpa banyak ruang untuk lawan menutup celah.
Dan ketika “finishing burst”-nya dilepaskan, akselerasi singkat namun sangat bertenaga, War Kudeta sering kali mengubah jalannya lomba dalam hitungan detik.
Install SARGA.CO News
sarga.co