

SARGA.CO—Kuda telah mengalami perubahan luar biasa dalam hal kecepatan dan daya tahan. Dari nenek moyangnya yang hidup di hutan, hingga menjadi pelari tercepat di lintasan balap, evolusi kuda adalah contoh nyata bagaimana domestikasi, seleksi genetik, dan pelatihan telah membentuk hewan ini.
Kuda atau Equus caballus adalah mamalia berkuku ganjil yang telah didomestikasi. Kuda telah berevolusi selama 45 hingga 55 juta tahun terakhir dari makhluk kecil berjari banyak menjadi hewan besar berjari satu saat ini.
Artikel ini akan membahas evolusi kuda dari pelari liar hingga menjadi kuda yang menguasai lintasan pacu.
Jauh sebelum kuda seperti yang kita kenal saat ini muncul, nenek moyang mereka yang disebut Eohippus hidup sekitar 50 juta tahun yang lalu. Eohippus memiliki ukuran sebesar rubah, dengan empat jari di kaki depan dan tiga di kaki belakang.
Mereka hidup di hutan dan berlari untuk menghindari predator. Seiring berjalannya waktu, iklim berubah dan padang rumput mulai mendominasi, mendorong evolusi kaki yang lebih panjang dan pengurangan jumlah jari menjadi satu kuku, yang lebih efisien untuk berlari di tanah terbuka.
Seiring perkembangan zaman, dan adanya perubahan lingkungan dari hutan ke padang rumput, kuda kehilangan jari-jari tambahan dan hanya memiliki satu kuku (monodactyl), yang lebih efisien untuk berlari di permukaan tanah keras.
Perubahan tendon panjang dan elastis juga terjadi pada kuda, hal ini akan membantu kuda menyimpan energi seperti pegas, yang memungkinkan lompatan yang lebih jauh dalam setiap langkah.
Seiring perkembangan zaman, kuda mengalami perubahan pada komposisi serat otot cepat menjadi lebih tinggi, yang memungkinkan kecepatan sprint lebih baik. Pada pernapasannya, kuda pacu memiliki jantung lebih besar dan efisien hingga 1% dari berat tubuhnya.
Juga paru-parunya yang lebih besar hingga dapat menghirup hingga 1.800 liter udara per menit saat berlari, berbeda dibanding dengan 300-400 liter pada sebelumnya. Pasokan oksigen juga meningkat dan mendukung daya tahan dan kecepatan tinggi, hal ini karena hemoglobin dalam darahnya lebih padat.
Kemudian, adanya metabolisme anaerobik yang lebih tinggi, dapat menghasilkan energi dalam waktu singkat, sama dengan yang dilakukan manusia saat berlari.
Evolusi kuda pacu juga terlihat dari adanya peningkatan kecepatan di setiap generasi. Hal ini dijelaskan juga dalam sebuah laporan studi dari jurnal Biology Letters, yang ditulis kembali pada artikel National Geographic Indonesia, bahwa kecepatan berlari kuda mengalami peningkatan per generasi.
Tercatat pada data infografis dari hasil lomba pacuan kuda yang telah menjadi budaya di Inggris sejak tahun 1850.
Pada data tersebut, juga diperlihatkan hasil kemenangan tim pacuan kuda dari tahun 1850 hingga 2012, bahwa secara umum populasi kuda mengalami dua kali peningkatan kecepatan pada lomba pacuan jarak pendek. Pemimpin studi, Patrick Sharman, juga menjelaskan bahwa studi ini memperlihatkan bagaimana perubahan genetik terus meningkatkan performa mereka.
Seiring dengan perubahan alami yang membentuk kuda sebagai pelari yang efisien, manusia mulai menyadari potensi besar dari hewan ini. Dengan domestikasi dan pemuliaan selektif, manusia mempercepat evolusi kuda untuk menciptakan ras pacuan dengan kecepatan dan daya tahan yang lebih tinggi.
Domestikasi sendiri merupakan proses penjinakan kuda liar dan pemuliaan merupakan upaya untuk memperbaiki keturunan. Salah satu bentuk upaya penjinakan kuda liar tersebut adalah dengan pemuliaan atau mengawin-silangkan kuda dengan jenis dan ras yang berbeda, agar menghasilkan kuda yang diinginkan, dalam hal ini kuda pacu.
Prof. Sri Bandiati Komar Prajoga, dengan artikel ilmiahnya yang berjudul, “Menggali Potensi Kuda Indonesia,” memperjelas bahwa kuda-kuda yang telah terdomestikasi, di antaranya adalah kuda dari ras thoroughbred, quarter, mustang, palomino, pinto, american poni, walking horse, dan appaloosa.
Sedangkan di Indonesia masih banyak jenis kuda yang belum terdomestikasi atau masih belum melewati proses pemuliaan, diantaranya adalah kuda poni Sumba, Timor, dan Flores.
Kuda-kuda liar yang telah terdomestikasi biasanya sudah tercampur dengan kuda jenis Thoroughbred. Kuda Thoroughbred sendiri merupakan kuda hasil persilangan dari berbagai jenis kuda termasuk kuda arab. Alhasil, kuda tersebut dikukuhkan sebagai kuda pacu terbaik di dunia.
Pada kuda pacu Thoroughbred sendiri memiliki ciri-ciri seperti kecepatan yang tinggi, otot yang kuat dan elastis, dan jantung yang besar.
Pelatihan pada kuda pacu tidak hanya berfokus pada kecepatannya saja. Seperti pengenalan pada hewan umumnya dengan membangun kepercayaan; memperkenalkan pada peralatan seperti tali kendali, dan sebagainya; kemudian latihan khusus seperti sprint, endurance, dan pemberian nutrisi yang sesuai.
Melakukan perawatan dari kuda liar menjadi kuda pacu memang tidak semudah teorinya, harus mempertimbangkan karakter dari kuda itu sendiri dan menyesuaikan bagaimana fisik dan kondisi psikologis kuda.
Perjalanan kuda dari makhluk liar di padang rumput hingga menjadi kuda pacu di lintasan pacuan adalah hasil dari kombinasi evolusi alami, domestikasi, pembiakan selektif, dan inovasi pelatihan.
Dengan semakin berkembangnya teknologi, masa depan pacuan kuda akan terus mengalami peningkatan, menciptakan kuda yang lebih cepat, lebih kuat, dan lebih siap menghadapi tantangan di lintasan.
Dunia pacuan kuda tidak hanya soal kecepatan, tetapi juga ilmu pengetahuan, strategi dalam lintasan, dan hubungan antara manusia dan hewan yang telah terjalin selama ribuan tahun.
Install SARGA.CO News
sarga.co