

SARGA.CO - Di tengah hening hutan cedar raksasa dan nuansa sakral Kuil Kushihiki Hachimangu, Hachinohe, Prefektur Aomori, Jepang, terdengar derap kuda dan desingan anak panah. Pada 11 Agustus 2025, tempat suci ini menjadi saksi momen bersejarah: Adam Numair, atlet asal Indonesia, berhasil menaklukkan tradisi kuno Jepang, Yabusame dan keluar sebagai juara dalam salah satu kategori paling menegangkan: Deathmatch.
Yabusame bukan sekadar olahraga. Ini adalah seni, warisan budaya yang menggabungkan ketangkasan berkuda dan keahlian memanah dalam satu tarikan nafas. Para peserta harus menunggang kuda dalam kecepatan tinggi sambil melepaskan panah ke arah tiga target kayu yang berdiri sejajar di lintasan.
Dalam ajang ini, sekitar 40 peserta dari berbagai negara bersaing ketat. Namun Adam memilih jalur yang tidak mudah, kategori Deathmatch, di mana kegagalan mengenai satu target saja berarti langsung gugur. Ini bukan tempat untuk ragu.
Persaingan semakin intens saat panitia tiba-tiba mengubah posisi target kedua menjadi lebih rendah, sebuah tantangan tambahan yang bahkan membuat para pemanah profesional kewalahan.
Namun Adam tetap tenang. Di babak demi babak, ia terus mengenai semua target, hingga akhirnya mencapai partai final.
Laga puncak berlangsung dramatis. Adam dan lawannya sama-sama sempurna dalam menembak target. Skor imbang. Maka penentu kemenangan hanya satu: waktu tercepat. Dan Adam unggul.
Yang membuat ini semakin istimewa, ini adalah kemenangan kedua Adam di ajang Yabusame Jepang, bukan sekadar keberuntungan, tapi bukti dari dedikasi dan keterampilan tinggi.
Bagi Adam, kemenangan ini bukan hanya tentang trofi atau gelar juara. Ia menyebut pengalaman bertanding di tengah hutan cedar dan suasana spiritual kuil sebagai momen yang menenangkan dan menyentuh jiwa.
“Saya merasa seperti masuk ke dalam cerita sejarah yang hidup,” ucapnya.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada pelatih sekaligus mentornya, Ayuko "Amy" Kamimura, panitia yang dipimpin oleh Nagako Ishibashi, dan tentu saja sahabat setianya, Opal-chan, sang kuda tangguh yang menemaninya sepanjang kompetisi.
Kemenangan Adam Numair adalah bukti nyata bahwa olahraga tradisional bisa menjadi jembatan antarbangsa. Di tengah disiplin ketat dan tradisi kuno Jepang, seorang anak bangsa dari Indonesia mampu meraih tempat terhormat, tanpa melupakan asal usul dan nilai-nilai yang dibawanya.
Dengan teknik, ketenangan, dan keberanian, Adam telah mengukir sejarah. Bukan hanya untuk dirinya, tapi juga untuk Indonesia. Dan dunia pun kini tahu: semangat samurai bisa hidup dalam jiwa siapa pun yang bersungguh-sungguh.
Install SARGA.CO News
sarga.co