

SARGA.C0 - Dalam dunia pacuan kuda Indonesia, gelar Triple Crown Champion adalah pencapaian tertinggi yang sangat langka dan prestisius.
Untuk meraihnya, seekor kuda harus menyapu bersih tiga seri balapan utama: juara di seri pertama (1.200 meter, Maret), seri kedua (1.600 meter, Mei), dan Indonesia Derby (2.000 meter, Juli).
Namun, sejarah mencatat ada sederet kuda hebat yang nyaris mencapai mahkota itu, tetapi harus kandas di langkah terakhir.
Berikut adalah kisah tujuh kuda luar biasa yang nyaris menorehkan namanya sebagai Triple Crown Champion, namun takdir berkata lain:
Memulai musim dengan sempurna, King Master memenangi dua seri awal Triple Crown. Sayangnya, di Indonesia Derby, langkahnya terhenti dan gagal menyapu bersih. Mimpi besar pun sirna di garis akhir.
Kisah Pesona Nagari adalah yang paling dramatis. Jatuh di seri pertama membuatnya kehilangan peluang Triple Crown sejak awal. Namun, ia bangkit dan memenangkan dua seri berikutnya, termasuk Indonesia Derby. Sayang, catatan itu tak cukup untuk meraih mahkota.
Setelah dua kemenangan gemilang, semua mata tertuju pada King Runny Star di Derby. Namun, ia harus puas finis di posisi ketiga. Harapan Triple Crown pun menguap.
Menguasai seri pertama dan kedua dengan meyakinkan, Nara Asmara tampil sebagai favorit juara Derby. Namun hasil akhir berkata lain—ia finis di posisi keempat, dan mahkota pun menjauh.
Lady Aria memenangkan seri pertama dan Derby, tapi hanya mampu finis kedua di seri kedua. Meskipun tampil dominan, hasil itu tak cukup memenuhi syarat Triple Crown.
Hampir sempurna, Queen Thalassa memenangkan dua seri pertama dan tampil penuh semangat di Derby. Namun finish di posisi kedua membuat impian Triple Crown menguap begitu dekat dari genggaman.
Sama seperti Pesona Nagari, Bintang Maja terjatuh di seri pertama. Namun ia membuktikan kualitasnya dengan merebut kemenangan di dua seri berikutnya, termasuk Derby. Sebuah catatan manis, meski tak bergelar Triple Crown.
Sejak terakhir kali diraih oleh Djohar Manik pada tahun 2014, gelar Triple Crown belum pernah lagi jatuh ke kuda manapun. Ketatnya persaingan dan rentang waktu antar seri yang cukup pendek, membuat misi menyapu bersih tiga balapan utama menjadi sangat sulit.
Gelar Triple Crown bukan sekadar soal kecepatan, tapi juga ketahanan, konsistensi, dan sedikit keberuntungan. Deretan nama di atas adalah bukti bahwa sekalipun sudah nyaris sempurna, satu celah saja bisa menghapus semuanya.
Akankah tahun ini ada kuda yang mampu menuntaskan ketiga tantangan itu dan menorehkan sejarah baru?
Mereka adalah para ratu yang menaklukkan medan.
Baca SelengkapnyaKejuaran ini juga menjadi yang pertama kali menggelar pertandingan pada malam hari
Baca SelengkapnyaDatang dari belakang dan merebut takhta dengan determinasi tak tergoyahkan.
Baca SelengkapnyaMenandai komitmen perusahaan energi nasional tersebut dalam mendorong pengembangan olahraga berkuda di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaInstall SARGA.CO News
sarga.co