

SARGA.CO - Di balik gemuruh sorak penonton dan deru kuda-kuda yang melesat bagaikan angin di lintasan, ada sosok yang tak pernah tampil di podium. Ia bukan joki, bukan pemilik kuda, apalagi komentator. Namun tanpanya, balapan tak akan pernah dimulai. Dialah Karsono, yang akrab disapa Pak Kebo, penjaga starting box (gerbang start) pacuan kuda yang telah mengabdi puluhan tahun.
Bagi banyak orang, starting box mungkin hanya dianggap sebagai kotak besi biasa tempat kuda menunggu aba-aba start. Tapi di balik konstruksi logam itu, tersembunyi keadilan, ketegangan, dan permulaan bagi sebuah laga yang ditentukan dalam hitungan detik.
Pak Kebo, yang kini berusia 60 tahun, membongkar sedikit rahasia soal perangkat penting tersebut. Harga satu starting box bisa mencapai Rp250 juta hingga Rp300 juta. Angka yang sepadan dengan peran vitalnya.
“Dan itu bahan dan kualitasnya sesuai SOP dari PP Pordasi,” jelasnya, merujuk pada standar teknis dari Pengurus Pusat Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia.
Starting box dirancang agar setiap kuda mendapat kesempatan start yang adil, dengan tekanan pintu seimbang, waktu pelepasan seragam, serta desain aman bagi kuda dan joki. Konstruksinya tak main-main, dari sistem pegas, bahan besi tahan karat, hingga mekanisme otomatis yang bisa dikontrol dengan presisi.
Pak Kebo adalah saksi hidup dari ribuan start balapan kuda yang pernah digelar di Indonesia. Ia berdiri di tengah lintasan, diam, fokus. Dalam sorotan mata ribuan penonton dan peluh para joki, dialah yang memberikan isyarat paling penting: waktu untuk mulai.
“Joki-joki… siap?” begitu seruannya yang khas.
Tak ada hitungan mundur. Tak ada aba-aba megah. Begitu pintu terbuka, semua terjadi dalam satu hentakan naluri. Kuda melesat, penonton bersorak, dan Pak Kebo pun kembali tenggelam dalam sunyi.
Bagi Pak Kebo, menjaga starting box bukan sekadar pekerjaan teknis. Itu adalah bentuk dedikasi untuk menjamin sportivitas di lintasan pacu. Di usia yang sudah tak muda, ia tetap turun ke lapangan. Menyetel sistem. Memastikan pintu bekerja sempurna. Menjaga agar tidak ada satu pun kuda yang “curi start". “Kalau salah buka, bisa bahaya buat joki. Makanya harus presisi,” ungkapnya.
Peran seperti Pak Kebo mungkin tak akan pernah diliput media secara luas. Tapi bagi komunitas pacuan kuda, ia adalah figur penting. Sosok yang memastikan garis awal benar-benar adil bagi semua kuda dan jokinya.
Dan saat balapan usai, trofi berpindah tangan, kuda dipeluk pemiliknya, para joki dielu-elukan. Tapi Pak Kebo? Ia sudah bersiap lagi, menyiapkan kotak besi berat seharga ratusan juta itu untuk laga selanjutnya.
Karena bagi balapan kuda, permulaan yang adil bukanlah pilihan—melainkan kewajiban. Dan di situlah Pak Kebo berdiri. Diam. Tegas. Tanpa sorotan. Tapi tak tergantikan.
Berikut detail 18 kelas yang akan dipertandingkan pada Indonesia Derby 2025, 27 Juli mendatang.
Baca SelengkapnyaInstall SARGA.CO News
sarga.co