

SARGA.CO - Indonesia tidak berhenti mencetak atlet-atlet berkuda terbaik di Tanah Air, termasuk kehadiran Nusrtdinov Zayan Fatih. Ia tengah meniti jalannya menjadi legenda berkuda Indonesia.
Bocah kelahiran 22 April 2010 yang akrab disapa Dinov ini telah mengumpulkan bukan hanya belasan atau puluhan, tapi 182 medali emas dalam kurun waktu empat tahun saja!
Tak banyak yang menyangka, perjalanan luar biasa Dinov dimulai dari usia delapan tahun. Saat teman-temannya belajar sepeda roda dua, Dinov sudah belajar menjinakkan kuda.
Dua tahun berselang, ia mulai masuk arena kompetisi—dan sejak itu, lintasan tak pernah sepi dari namanya.
Selama empat tahun berkiprah, Dinov telah mengoleksi 307 medali, dengan rincian: 165 medali emas, 90 medali perak, dan
52 medali perunggu dari kompetisi dalam negeri.
Di kancah internasional, ia telah menyumbang 66 medali, termasuk 17 emas, 9 perak, dan 3 perunggu—angka yang mencengangkan untuk atlet seusianya.
Turnamen demi turnamen ia libas. Terbaru, Dinov sukses merebut juara di Piala Gubernur DKI Jakarta 2025 kelas 115 cm di Pulomas, Jakarta Timur. Tak hanya itu, ia juga menaklukkan ajang CSI International di kelas 110–130 cm yang digelar di lokasi yang sama.
"Setahu saya, Piala Gubernur itu sudah lama ada, tapi baru tahun ini ada kategori junior, jadi saya baru bisa ikut," ujar Dinov dengan rendah hati.
Bagi Dinov, lawan terberat dalam setiap pertandingan bukanlah peserta lain, tapi dirinya sendiri. “Saya harus lebih fokus pada diri sendiri, bukan orang lain,” ungkapnya.
Prestasi Dinov tak berhenti di sana. Ia menjadi atlet termuda cabang berkuda di PON Aceh-Sumut 2024, turun di kelas 110 cm dan berhasil membawa pulang medali emas, sekaligus mencetak rekor sebagai peraih emas termuda di ajang PON.
Yang menarik, Dinov bahkan sempat mengalami kendala logistik. Kudanya terlambat sampai lokasi dan harus melakukan perjalanan darat panjang. Waktu latihan di arena pun sangat terbatas.
“Tapi justru itu bikin saya makin termotivasi buat nunjukin kemampuan saya di PON. Dan Alhamdulillah, dapat emas,” katanya sambil tersenyum bangga.
Di balik semua medali, ada kisah jatuh dan luka. Suatu hari saat berlatih jumping, Dinov dan kudanya terjatuh. Posisi jatuh yang salah menyebabkan tangan kanannya patah jadi dua bagian. Tapi alih-alih trauma, Dinov justru rindu naik kuda.
"Cederanya hampir sebulan. Tapi setelah itu saya langsung naik lagi," ujarnya.
Kini, Dinov punya impian besar yang membara di dadanya: tampil di Youth Olympic Games 2026 di Dakar, Senegal.
Namun untuk sampai ke sana, ia harus lebih dulu menaklukkan Asian Youth Olympic 2025 di Bahrain yang akan digelar Oktober tahun depan. Medali emas di Bahrain akan membuka pintu bagi Dinov menuju panggung dunia.
Untuk mempersiapkan itu, Dinov akan menjalani latihan intensif di Eropa. Ia ingin lebih mengenal karakter kuda yang akan ditungganginya nanti.
“Mimpi saya ke depan adalah tampil di Youth Olympics 2026. Fokus sekarang ke Asian Youth Olympics 2025, dan target saya adalah emas.”
Dan soal mental? Dinov menjawab ringan, “Entah kenapa, saya enggak pernah nervous. Baik di lomba nasional maupun internasional.”
Di usianya yang baru menginjak kelas 3 SMP, Dinov bukan sekadar fenomena. Ia adalah simbol harapan baru dunia berkuda Indonesia. Ia membuktikan bahwa usia bukan penghalang, dan semangat tak mengenal batas.
Dari Pulomas ke Dakar, dari rintangan 110 cm hingga mimpi setinggi podium Olimpiade, langkah Dinov terus melaju. Dan siapa tahu, kelak namanya akan berdiri sejajar dengan legenda berkuda dunia—dimulai dari Indonesia, dari seorang bocah dengan hati sebesar semesta.
Berikut detail 18 kelas yang akan dipertandingkan pada Indonesia Derby 2025, 27 Juli mendatang.
Baca SelengkapnyaMenanti sang kuda legenda peraih triple crown.
Baca SelengkapnyaMereka jadi bintang baru di lintasan.
Baca SelengkapnyaInstall SARGA.CO News
sarga.co