

SARGA.CO—Setiap kuda yang siap melahirkan dibutuhkan adanya persiapan, pengetahuan serta tindakan yang tepat. Sangat penting untuk memahami tanda-tanda kelahiran, mempersiapkan kandang, untuk mengurangi risiko adanya komplikasi dan infeksi pada kuda.
Tim Sarga.co berhasil mewawancarai Evan Lempoy, seorang groom dari Bendang Stable, yang melakukan persalinan pada kuda. Ia menjelaskan, dalam persalinan kuda tidak jauh berbeda dengan manusia.
Selama hamil, kuda akan terus dijaga dan dihitung usia kehamilannya. Jika sudah mendekati usia melahirkan, ia akan memantau selama seminggu untuk melihat sampai air ketuban kuda sudah keluar dan siap untuk melahirkan.
“Kan sudah tahu umurnya berapa mau lahiran, jadi seminggu itu dilihat terus, pas dia kalau sudah mau lahiran, kelihatan dia keluar air ketuban, jadi tinggal dijaga saja. Kalau sudah keluar itu, langsung kudanya mau beranak,” jelasnya.
Dalam penelitian Gündüz MC, Kas, G. ikci, and Ekiz (2008) yang berjudul “Follicular and Steroid Hormone” lama kehamilan pada kuda dibentuk secara genetik dan relatif lebih lama dari pada hewan ternak lainnya, namun dapat juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti kondisi nutrisi dan lingkungan.
Hendri, S, dan A. Mikail (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “Perbandingan Performa Reproduksi Kuda Lokal dan Turunan Thoroughbred di Kota Payakumbuh” menjelaskan masa kehamilan kuda betina rata-rata 335 hari.
Evan menjelaskan teknik dan persiapan yang dilakukan untuk melakukan persalinan pada kuda. Ketika akan melahirkan, kuda akan merebahkan badannya, kemudian Evan akan menahan dan menarik bayi kuda.
Kuda akan mengejan, kemudian Evan akan menarik kembali, hal itu dilakukan berulang dengan sangat hati-hati, jika tidak, akan berisiko melukai alat vital kuda dan bayi kuda.
“Kalau sudah keluar itu, langsung kudanya mau beranak, lalu kuda tidur, tahan dan narik. Tahan narik itu mesti tahu, kalau nggak sobek barangnya. Jadi kalau narik itu pas kuda kuat baru kamu narik lagi,” ungkapnya.
Tidak seperti manusia, tali pusar pada kuda tidak dipotong melainkan hanya diobati dengan obat luka dan alkohol. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi infeksi dan mengurangi potensi pembengkakan.
Pada kuda besar yang pusarnya bengkak, itu berarti ketika lahir tidak langsung mendapatkan pengobatan. Evan menjelaskan bekas bengkak itu tidak akan hilang, maka ketika lahir perlu diobati dan dibersihkan hingga kering.
Bayi kuda yang baru lahir tidak bisa langsung berdiri. Kuda harus tidur selama kurang lebih setengah jam, kemudian baru diangkat dan dipindahkan untuk diberikan air susu induknya.
Evan juga menambahkan, saat bayi sedang menyusu, ia harus sambil memegangi karena bayi kuda masih lemah dan belum bisa berdiri.
Evan hanya belajar dari pelatihnya dan pengalamannya. Adapun ia pernah beberapa kali menemui bayi kuda yang sudah mati ketika di dalam perut.
Menurutnya, kematian bayi kuda tersebut disebabkan oleh tendangan kuda lain yang mengenai sang induk. Biasanya, saat mendekati masa kelahiran, kuda-kuda dilepas bersama di Paddock (lapangan tertutup khusus untuk kuda). Akibatnya, ketika bayi kuda lahir, kondisinya sudah tidak bernyawa.
Pada artikel yang ditulis Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Grobogan (2023) dengan judul “Proses Persalinan Kuda” menjelaskan, dalam proses persalinan kuda, risiko kematian pada induk juga banyak terjadi. Hal ini dapat disebabkan karena kehabisan tenaga saat proses mengejan.
Maka dari itu, proses melahirkan merupakan masa kritis pada kuda dan merupakan waktu yang dinantikan setelah masa kehamilannya.
Dalam persalinan kuda dan hewan lainnya, perlu adanya kesiapan dan pengetahuan yang cukup. Persalinan yang baik akan menjadi langkah penting untuk keberhasilan peternakan dalam menghasilkan kuda yang baik dan sehat.
Install SARGA.CO News
sarga.co