

SARGA.CO - Dalam dunia pacuan kuda, nama kuda bukan sekadar identitas, ia membawa filosofi, kebanggaan, bahkan jejak sejarah dari stable yang menaunginya. Di antara banyak daerah di Indonesia, Sulawesi Utara (Sulut) dikenal punya ragam stable dengan gaya penamaan yang sangat khas dan konsisten.
Saking konsistennya, kadang cukup dengan membaca nama kudanya saja, kita bisa langsung menebak: “Ini pasti kuda dari stable mana.” Yuk, kita telusuri keunikan masing-masing stable berikut ini, yang sudah jadi bagian dari warna-warni dunia pacuan kuda Indonesia!
Miranda Stable punya gaya yang sangat khas—semua nama kuda mereka selalu diawali dengan huruf ‘M’, dan seringkali terdengar seperti kata dari bahasa Perancis atau Italia. Entah disengaja atau tidak, tapi nuansa elegan dan "internasional" ini sukses bikin kuda-kuda mereka mencuri perhatian hanya dari namanya.
Contoh: Milord, Mc Kinley, Milagros, Marshal, Meraxes, Ms Queen, Mimosa, Mandela, Matteo, Marior Sia.
Kalau melihat kuda dengan nama belakang "Nagari", besar kemungkinan itu adalah milik Bendang Stable. Sebagai salah satu stable besar di Indonesia, Bendang punya gaya penamaan yang mencerminkan akar budaya dan identitas lokal.
Menariknya, dalam beberapa event terakhir di Sulut, mereka mulai memperkenalkan varian baru: kuda-kuda dengan awalan “Sun”, mungkin sebagai simbol semangat baru.
Contoh: Lyana Nagari, Suko Nagari, Tuan Nagari, Sunzone Nagari, Suntora Nagari, Sunray Nagari.
Sulut boleh jauh dari Jawa--banyak kejuaran race di sana, tapi Allstar Stable menunjukkan bahwa karakter bisa dibawa ke mana saja. Meskipun merantau, stable ini tetap setia menggunakan ciri khas akhiran "Allstar" pada kuda-kuda mereka.
Contoh: Sidney Allstar, Geneva Allstar, Trinity Allstar, Virtuoso Allstar, Catarina Allstar.
Satu lagi stable perantau dari Sulut, yaitu Tonsea Stable, yang kini aktif di lintasan-lintasan Jawa. Ciri khasnya adalah nama belakang “Tonsea”, yang jelas menunjukkan kebanggaan terhadap asal-usul daerah mereka.
Contoh: Althair Tonsea, Esperance Tonsea, Athena Tonsea, Faithful Tonsea.
Prima Sion Stable – Kecil Tapi Setia
Meskipun event pacuan di Sulut kini tak seramai dulu, Prima Sion Stable tetap bertahan dan menjaga eksistensinya. Ciri khas mereka sederhana tapi kuat: akhiran “Sion”.
Contoh: Ibrani Sion, Wonderful Sion, Cahaya Sion, Pison Sion.
Prince Star Stable – Kembalinya Sang Princess
Setelah sempat menghilang dari arena, Prince Star Stable kembali muncul dengan satu kuda andalan, membawa ciri khas lama mereka: nama “Princess” di akhir.
Contoh: Nona Princess, Star Princess, Sun Princess, Diva Princess.
Kasih Stable – Nama yang Penuh Arti
Walaupun saat ini Kasih Stable belum aktif kembali, nama mereka tetap membekas di benak penggemar. Ciri khas mereka adalah menyisipkan kata “Kasih” di akhir nama kuda, membangun kesan yang lembut tapi kuat.
Contoh: Pesona Kasih, Permata Kasih, Perkasa Kasih, Pejuang Kasih.
Nama kuda memang tak menentukan kecepatan di lintasan, tapi nama bisa jadi identitas, cerita, bahkan magnet bagi para penggemar. Konsistensi stable-stable asal Sulut dalam menjaga ciri khas penamaan adalah bentuk kecintaan mereka pada budaya pacuan kuda dan itulah yang membuat dunia balap kuda Indonesia jadi lebih hidup dan penuh warna.
Jadi, kalau nanti kamu lihat nama kuda seperti Sunray Nagari atau Virtuoso Allstar, kamu sudah tahu, ada kisah dan kebanggaan panjang di baliknya.
(Sumber: Facebook Pacuan Kuda Tompaso, Sulawesi Utara)
Saat semua mata tertuju pada kuda-kuda unggulan, Mine That Bird datang sebagai kuda yang tak diperhitungkan.
Baca SelengkapnyaKamu bisa menyaksikan kuda jagoan kamu berpacu di lintasan IHR Indonesia Derby 2025 sambil menyeruput kopi favorit
Baca SelengkapnyaInstall SARGA.CO News
sarga.co