

SARGA.CO - Di dunia pacuan kuda, kemenangan bukan hanya soal kecepatan atau strategi joki—namun juga soal warisan darah. Kuda juara di lintasan biasanya bukanlah kuda sembarangan. Mereka berasal dari bloodline atau silsilah keturunan yang sudah terbukti melahirkan para pemenang.
Sama seperti atlet manusia, genetik memegang peranan besar dalam performa seekor kuda pacuan. Kuda yang berasal dari indukan unggul memiliki peluang lebih besar untuk menjuarai kompetisi, terutama jika silsilahnya berasal dari ras-ras kuda pacu murni seperti Thoroughbred, Arabian, atau Quarter Horse.
Dalam industri pacuan kuda, istilah bloodline merujuk pada silsilah kuda yang biasanya ditelusuri hingga beberapa generasi ke belakang. Nama-nama seperti Secretariat, Northern Dancer, atau Phar Lap menjadi acuan global karena telah menghasilkan keturunan-keturunan yang mewarisi kecepatan, kekuatan, dan daya tahan di lintasan.
Di Indonesia, perhatian terhadap bloodline semakin meningkat. Beberapa stable seperti Nagura Stud, Arthayasa Stable, hingga Cendana Stable secara khusus mengimpor atau membiakkan kuda dari bloodline juara dunia. Hasilnya mulai terlihat—banyak kuda lokal dengan keturunan internasional yang mendominasi kompetisi seperti IHR Triple Crown, Derby Pacuan Nasional, hingga FEI Show Jumping SEA League.
Salah satu contoh nyata adalah kuda King Argentine, juara Triple Crown Serie II 2025, yang berasal dari bloodline kuat berdarah campuran Australia dan Argentina. Karakteristik fisiknya yang ideal—otot kuat, struktur kaki simetris, dan stamina tinggi—menjadi hasil langsung dari silsilah yang terjaga.
Di balik kejayaan seekor kuda, ada peran besar peternak dan breeder yang secara teliti memilih indukan jantan (stallion) dan betina (mare) untuk dikawinkan. Proses ini tak hanya mempertimbangkan faktor fisik, tapi juga riwayat kesehatan, temperamen, dan tentu saja prestasi lomba.
Peta industri kuda pacuan kini tak bisa dipisahkan dari praktik selective breeding, di mana silsilah menjadi pertimbangan utama untuk melahirkan kuda-kuda masa depan yang lebih cepat dan tangguh.
Meski bloodline penting, faktor pelatihan dan perawatan tetap jadi penentu utama. Seekor kuda dari silsilah juara tetap butuh program latihan yang konsisten, nutrisi yang tepat, serta hubungan yang harmonis dengan joki dan pelatih.
Kesadaran akan pentingnya bloodline telah mengubah wajah pacuan kuda nasional. Kini, pencatatan silsilah dan dokumen pedigree menjadi hal wajib dalam ajang-ajang bergengsi. Beberapa klub bahkan telah menggandeng laboratorium genetika hewan untuk verifikasi keturunan.
Dengan pendekatan yang semakin ilmiah dan profesional, Indonesia tengah bersiap melahirkan lebih banyak kuda juara—bukan hanya di lintasan lokal, tapi juga di level internasional.
Berikut detail 18 kelas yang akan dipertandingkan pada Indonesia Derby 2025, 27 Juli mendatang.
Baca SelengkapnyaMenanti sang kuda legenda peraih triple crown.
Baca SelengkapnyaInstall SARGA.CO News
sarga.co