

SARGA.CO—Dalam setiap pacuan kuda, joki memegang peran penting dalam menentukan hasil akhir. Namun, pernahkah Anda bertanya-tanya, berapa sebenarnya penghasilan seorang joki dalam setiap pacuan?
Angkanya mungkin akan mengejutkan Anda, baik karena terlalu kecil atau justru sangat besar!
Tugas seorang joki jauh lebih kompleks daripada sekadar duduk di atas kuda. Mereka harus memiliki fisik yang prima, keseimbangan yang luar biasa, dan keberanian tinggi.
Risiko cedera diterima juga tentu sangat besar, saat mengendalikan kuda yang berlari hingga 60 km/jam di antara belasan kuda lain, joki perlu membuat keputusan dalam hitungan detik. Akhirnya tidak sedikit joki profesional mengalami patah tulang, gegar otak, hingga cedera permanen.
Karena risiko yang tinggi, bukan berarti pendapatan joki juga terbilang tinggi. Terdapat faktor yang dapat memengaruhi pendapatan seorang joki, di antaranya adalah skala perlombaan yang diikuti.
Dalam kejuaraan lokal, bayaran yang diterima joki cenderung lebih kecil dibandingkan dengan kejuaraan berskala nasional atau internasional, di mana hadiah dan eksposurnya jauh lebih besar.
Selain itu, status dan pengalaman juga memainkan peran besar. Joki yang sudah memiliki nama dan reputasi baik biasanya lebih sering dipercaya untuk menunggang kuda-kuda unggulan milik stable besar, yang tentu saja memberi peluang lebih tinggi untuk meraih kemenangan—dan otomatis, komisi yang lebih besar.
Yang tak kalah penting, hasil dari balapan itu sendiri sangat menentukan penghasilan. Berbeda dengan profesi lain yang menerima gaji tetap, joki dibayar berdasarkan setiap ia berpacu di lintasan.
Dengan kata lain, para joki hanya mendapatkan penghasilan jika ikut pacuan dan bonus tambahan baru bisa diperoleh jika berhasil menang atau finis di posisi teratas. Dengan sistem seperti ini, penghasilan seorang joki bisa sangat fluktuatif—tergantung seberapa sering mereka tampil dan seberapa sering mereka menang.
Menurut data dari portal pekerjaan ZipRecruiter “Horse Jockey Salary,” per tanggal 16 Maret 2025, rata-rata gaji per jam joki di Amerika adalah $21,98 atau sekitar Rp345.000. Rentangnya cukup besar—mulai dari $14,66 hingga $27,88 per jam—tergantung lokasi, keterampilan, dan pengalaman.
Kota dengan bayaran tertinggi adalah Nome, Alaska, di mana seorang joki bisa memperoleh hingga $56.700 per tahun (setara Rp885 juta). Disusul oleh kota-kota seperti Berkeley, Sitka, San Francisco, dan beberapa kota di California lainnya, yang menawarkan gaji per jam di atas $25 atau sekitar Rp390.000.
Walau selisih antar kota hanya sekitar 6%, data ini menunjukkan bahwa lokasi sangat memengaruhi penghasilan seorang joki. Bagi mereka yang serius berkarier di dunia pacuan kuda, memilih tempat tinggal yang strategis bisa menjadi langkah cerdas.
Para joki kuda di kejuaraan Kentucky Derby, acara utama olahraga berkuda di Amerika Serikat, biasanya dibayar lebih mahal. Tapi tetap saja jika tidak mencapai posisi lima besar maka bayarannya hanya sekitar US$ 500 (Rp 6,5 juta) sekali tanding.
Sementara para joki di ajang Preakness dan Belmont, salah satu dari pacuan kuda Triple Crown, bisa membawa pulang US$ 100 (Rp 1,3 juta) sekali bertanding.
Namun, tidak semua joki mendapat peluang seperti itu. Sebagian besar harus berjuang mengikuti 5–10 balapan per minggu hanya untuk mencukupi kebutuhan harian—dan belum tentu semuanya berujung kemenangan.
Terdapat sumber dari salah satu joki yang menjadi narasumber pada penelitian yang dilakukan Laila Sari (2021) “Sistem Upah Joki Pacu Kuda Menurut Perspektif Akad Ijārah Bi Al-‘Amāl,” Universitas Ar-Raniry, dijelaskan bahwa dalam praktek sistem pengupahan joki pacu kuda rata-rata pemilik kuda memberi upah joki tergantung dengan kesepakatan kedua belah pihak.
Biasanya sekali naik (sekali pertandingan) di beri upah Rp.50.000-, sampai Rp.100.000-,. Namun bila kuda yang ditunggangi joki masuk final maka joki mendapat upah plus dengan bonus bisa mencapai Rp.500.000-, sampai dengan Rp.1.000.000-,.
Dan jika kuda yang ditunggangi tidak bisa masuk final maka joki hanya mendapat upah sesuai dengan kesepakatan dengan pemilik kuda.
Selain tidak memiliki penghasilan tetap, beberapa joki juga harus menanggung biaya operasional sendiri: Pelatih pribadi, peralatan keselamatan, dan transportasi ke berbagai daerah.
Jika mereka cedera dan tidak bisa bertanding, maka tidak ada pemasukan sama sekali.
Profesi ini bisa disebut sebagai investasi berbasis keberanian. Mereka menukar risiko dengan peluang yang tidak pasti—tapi jika berhasil, hasilnya bisa melampaui ekspektasi.
Dunia joki bukan hanya tentang kemenangan, piala, atau sorak penonton. Di baliknya, ada disiplin, rasa sakit, kerja keras, dan strategi finansial. Profesi ini cocok bagi mereka yang berani menghadapi ketidakpastian, punya semangat kompetitif, dan tidak mudah menyerah.
Selain itu, joki pacu tidak memiliki gaji tetap—artinya ketika mereka cedera atau tidak bisa bertanding, mereka tidak menghasilkan apa pun.
Saat semua mata tertuju pada kuda-kuda unggulan, Mine That Bird datang sebagai kuda yang tak diperhitungkan.
Baca SelengkapnyaInstall SARGA.CO News
sarga.co