SARGA.CO - Para traveler mungkin pernah ada yang mendengar pepatah Arab yang berbunyi, “Angin surga adalah hembusan yang berhembus di antara telinga seekor kuda.”
Kalimat itu bukan sekadar ungkapan puitis, khususnya bagi para pecinta kuda. Mereka yang pernah menjalaninya telah merasakan pengalaman yang benar-benar bisa dirasakan saat menatap dunia dari balik telinga tunggangan mereka.
Liburan menunggang kuda kini tak lagi sekadar aktivitas rekreasi. Dia telah berevolusi menjadi bentuk perjalanan penuh makna dan petualangan. Menurut agensi perjalanan berkuda Black Saddle, minat terhadap wisata berkuda terus meningkat, terutama di kalangan perempuan yang mencari sensasi eksplorasi sejati.
Kemungkinan pula terinspirasi oleh citra romantis kehidupan peternakan yang dihidupkan kembali lewat serial seperti Yellowstone, atau kerinduan akan ritme hidup yang lebih tenang.
Seperti para penjelajah legendaris di masa lampau Lady Anne Blunt yang melintasi Timur Tengah dengan kuda Arabnya, Isabella Bird, yang menembus pegunungan Rocky Colorado. Kini banyak para penunggang masa juga menempuh perjalanan serupa. Mereka menikmati pemandangan padang, gurun, dan pegunungan untuk menemukan kembali kebebasan dalam kesunyian alam dengan berkuda.
Nah untuk kamu yang ingin merasakan sensasi baru traveling di atas pelanan tanpa meninggalkan kenyaman bintang lima, berikut enam destinasi mewah di berbagai penjuru dunia seperti dirangkum penulis Chloe Frost-Smith di laman thetimes.com:
Di kaki Pegunungan Bighorn, Wyoming, berdirilah Paintrock Canyon Ranch, rumah baru bagi Ranchlands, sebuah penginapan keluarga yang memadukan konservasi alam dan budaya koboi. Bayangkan bangun di bawah langit barat Amerika yang biru, di tenda mewah berfasilitas lengkap, dengan aroma masakan yang dimasak di atas api terbuka.
Di destinasi ini, tamu dapat mengikuti dua jenis liburan yaitu Ranch Vacation berupa berkuda menelusuri padang bunga liar dan peternakan sapi. Cara kedua adalah Pack Trip atau ekspedisi seminggu penuh melintasi hutan belantara Bighorn bersama kuda pengangkut.
Hari-hari dihabiskan berlari di sepanjang sungai Paintrock, mengintip rusa liar atau memancing ikan trout asli. Sebuah fantasi perbatasan yang jadi nyata.
Kalau ingin merasakan sensasinya di Eropa, kamu bisa pergi ke Les Bains Gardians yang terletak di jantung Camargue, Prancis Selatan. Tak hanya berkuda, kamu akan menikmati perjalanan yang seolah-olah berada dalam suasana di film-film klasik.
Didirikan oleh mantan pembuat film Jean-Pierre Marois, tempat ini memadukan keindahan sinematik dan tradisi berkuda lokal. Di tempat ini, tamu menunggang kuda abu-abu khas Camargue melintasi rawa-rawa yang dipenuhi flamingo dan padang garam di Saintes Maries de la Mer.
Suasana akan berubah menjadi romantis di malam hari. Kamu akan menikmati makan malam diterangi lilin di bawah langit bertabur bintang, diiringi pertunjukan kuda dan kereta di arena terbuka.
Kamar Cavalière yang berdekorasi rustic menawarkan kehangatan dan kenyamanan sempurna untuk beristirahat setelah seharian berkuda.
Kembali ke benua Amerika, petualangan delapan hari di jalur Patagonia Trail membawa penunggang menembus lanskap dramatis Andes. Dipandu Jakob von Plessen dan Daisy Soames, peserta menaklukkan jalur-jalur curam termasuk “Pass of Tears”, celah gunung menegangkan yang langsung menghadap lembah curam.
Kuda-kuda Criollo — hasil persilangan dengan Quarter Horse, Thoroughbred, dan Percheron — dilatih untuk keandalan di medan sulit. Tiap hari dihabiskan hingga delapan jam di pelana, berpindah antara kabin tenaga surya dan tenda safari ala Meru. Sementara pada sore hari, aroma asado Argentina berupa daging panggang, api unggun, dan langit penuh bintang akan menjadi hadiah atas kerja keras di sepanjang perjalanan.
Sensasi traveling di atas pelana juga bisa dirasakan di salah satu negara di Asea. Terletak di tengah gurun Thar yang keemasan berdiri Mihir Garh, “Benteng Matahari” — destinasi megah bagi pecinta kuda di India.
Sang pemilik, Siddharth Singh, memelihara kuda Marwari yaitu ras kebanggaan India yang dikenal dengan telinga melengkung indah dan langkah anggun. Dari sini, penunggang dapat menjelajah padang semak dan desa terpencil Rajasthan, sambil sesekali berhenti mengamati kijang dan burung padang pasir.
Pilihan akomodasinya meliputi Rohet Wilderness Camp di tengah semak belukar hingga tenda mewah dengan tempat tidur penuh dan kamar mandi pribadi di bawah langit malam yang berkilau.
Bagi yang ingin safari berkuda dengan sentuhan kemewahan, Wild Hill di Masai Mara adalah surga tersembunyi.
Terletak di puncak Kileleoni Hill — titik tertinggi di cagar alam ini — penginapan eksklusif ini menawarkan panorama tak tertandingi.
Dari kandang Wild Hub’s Mara Training Centre, 16 kuda safari siap membawa tamu melintasi padang rumput bersama jerapah, zebra, bahkan singa di kejauhan.
Setelah petualangan pagi, tamu menikmati sarapan di alam liar, lalu berkuda kembali di sore hari hingga matahari terbenam. Vila-vila pribadi lengkap dengan kolam renang dan perapian menjadi tempat ideal untuk menutup hari penuh keajaiban Afrika.
Di hamparan kebun zaitun dan kebun anggur Alentejo, berdiri São Lourenço do Barrocal, tempat di mana gaya hidup agraris berpadu dengan elegansi Eropa.
Menunggang kuda Lusitano, ras asli Portugal, tamu dapat menelusuri hutan gabus tua dan situs prasejarah berisi batu megalitik kuno. Hari ditutup dengan berkuda menuju desa Monsaraz untuk menyaksikan matahari terbenam di cakrawala barat.
Selain menunggang, tamu juga bisa belajar kerajinan tradisional, mencicipi anggur lokal, atau bersantai di spa Susanne Kaufmann. Sebuah pengalaman yang menenangkan — di mana waktu seolah melambat dan dunia terasa kembali sederhana.
Dari padang gurun India hingga perbukitan Eropa, liburan di atas pelana kini bukan hanya untuk mereka yang mencintai kuda — tapi juga untuk siapa pun yang ingin menelusuri dunia dengan ritme yang lebih lembut, satu langkah demi satu langkah di bawah langit terbuka.
Install SARGA.CO News
sarga.co