

SARGA.CO - Seorang wanita muda tengah tertelungkup di dipan beralaskan kasus lembut di atas pasir. Di sekelilingnya tampak pemandangan pantai dengan deretan pohon kelapa. Di sisi wanita itu berdiri seorang terapis berkaus polo putih dan bawahan hitam. Tanganya terampil memberikan memijat di bagian kepala tamu resor.
Fasilitas pijat outdoor itu memang tak biasa. Tempatnya di Nihi Sumba. Di dekat tempat wanita itu dipijit terdapat dua ekor kuda. Namanya Danny dan Hana. Salah satunya berbaring di atas pasir seperti ikut bergabung melakukan merawat tubuh namun tanpa bantuan terapis.
Napas kuda kuda itu berembus cukup jauh hingga terasa oleh wanita tersebut. Sementara dengkuran kuda itu membuat bulu kuduk tamu spa itu berdiri merinding.
Tak seperti tempat spa di Pulau Dewata, tempat ini menawarkan pengalaman dan pemandangan yang jarang ditemukan di tempat lain.
Ditempuh hanya dalam waktu 1 jam dari Bali, Spa Nihi Oka merupakan sebuah resor di Pulau Sumba yang masyhur di kalangam traveler dunia.
Para tamu Spa Nihi Oka juga bisa merasakan sebuah pemandangan langka di area pantai. Kerumunan kuda-kuda yang sudah pensiun dari kandang Sandalwood dibiarkan lepas liar. Beberapa ekor sengaja ditempatkan di arena kecil spa untuk memberikan sensasi layanan terapi yang berbeda.
Program yang dihadirkan Spa Nihi Oka ini menjadi pionir. Tempat ini menghadirkan kawanan kuda untuk digunakan berkuda atau sekadar menemani para tamu yang sedang menikmati layanan pijat dan yoga. Kehadiran kuda diyakini bisa menciptakan energi ketenangan para tamu.
Kuda-kuda ini diperlakukan dengan istimewa. Evelien Akerboom, konsultan kuda kelahiran Belanda dan penggiat kesejahteran kuda dipekerjakan untuk merawat kuda-kuda tersebut.
"Danny (salah satu kuda,red) sudah menghabiskan semua air rendaman kakimu," kata Evelien saat menemani Jenny Heweit, seorang penulis travelandleisureasia.com yang menulis laporan berjudul I Had A Massage With a Horse: Inside Nihi Sumba’s Horse Spa yang tayang pada 6 Agustus 2025.
Heweit bukan satu-satunya penulis yang terpesona dengan Nihi. Global Travel Editor/Executive Editor Annabel Grossman dari media Inggris, The Independent juga pernah merasakan pengalaman tak terlupakan itu.
Lewat artikel berjudul How this luxury hotel on a remote Indonesian island is using horses for wellness, Grossman menceritakan bagaimana kuda-kuda hidup dengan bebas dan nyaman di Nihi Sumba.
Grossman menceritakan bagaimana kuda-kuda di Nihi Sumba dipandang secara berbeda. Mereka digunakan untuk berkuda di pantai dan jalan berkuda, berenang bersama tamu. Namun semua itu dilakukan mengikuti naluri alami kuda. Bukan dipaksa lewat ketakutan dan kekerasan.
Kuda-kuda di resor Nihi ini adalah wujud dari rasa spiritualitas, keindahan dan hubungan dengan alam. Hal ini terlihat dari tontonan kawanan kuda yang berlari kencang di sepanjang pasir putih.
"Membiarkan kuda-kuda berlari berkelompok mencerminkan naluri alami mereka, yang meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental mereka. Para tamu senang menyaksikan mereka berlari bebas di sepanjang pantai – sebuah momen istimewa setiap hari dan bukti nyata semangat liar Nihi," ujar Evelien Akerboom yang juga menemani Grossman selama menginap di resor tersebut.
Diceritakan Evelien, banyak tamu yang menggambarkan interaksi dengan kuda baik saat bersepeda di pantai, berenang di laut, atau menunggang kuda poin, sebagai pengalaman transformatif.
Para tamu merasakan sebuah kesenangan sederhana saat duduk dengan tenang bersama kuda-kuda saat merumput di lahan subur sekitar Nihi.
Mengetahui dampak yang dirasakan dari kehadiran kuda di dekat tamu-tamu yang menginap, pengelola resor memutuskan membuat program kesehatan berupa Equine Intuitive Awareness Retreats (Retret Kesadaran Intuitif Berkuda) yang memanfaatkan kekuatan menenangkan dan penyembuhan lewat hewan.
Kuda-kuda di Nihi umumnya berukuran kecil namun kuat – dan sangat bersemangat berkat kombinasi genetika dan gaya hidup mereka. Dibawa ke Sumba oleh para pedagang sejak abad ke-8, kuda Sumba merupakan perpaduan khas antara ras Arab dan Mongolia.
Mereka memiliki kecantikan khas Arab dengan wajah yang sedikit cekung, serta ketangguhan dan kelincahan garis keturunan Arab dan Mongolia.
“Kuda Cendana merupakan simbol budaya Sumba yang sangat berharga, yang terjalin erat dengan tradisi seperti mas kawin, upacara, dan festival tahunan Pasola – sebuah acara meriah di mana para penunggang kuda lokal yang gagah berani memamerkan keterampilan mereka dalam kompetisi lempar tombak tradisional.”
Lihat gaya Dara menari Pacu Jalur di atas kuda.
Baca SelengkapnyaSovereignty, kuda jantan berbakat yang ditangani oleh pelatih legendaris Bill Mott.
Baca SelengkapnyaWarna ini termasuk yang paling umum di antara kuda Thoroughbred (TTHB) maupun hasil persilangan lokal.
Baca SelengkapnyaPada 2015, American Pharoah menggebrak dunia pacuan dengan meraih Triple Crown. Menjadi kuda pertama yang meraihnya sejak Affirmed pada 1978.
Baca SelengkapnyaMenjadi groom bukan hanya soal menyisir surai atau memberi makan.
Baca SelengkapnyaInstall SARGA.CO News
sarga.co