SARGA.CO - Balap kuda kini bukan lagi sekadar adu kecepatan di lintasan. Kemenangan yang diraih seekor kuda tak lagi hanya ditentukan saat bertanding. Cara perawatan, latihan, sampai dengan asupan pakan turut menentukan berhasil tidaknya seekor kuda menunjukan performa saat hari penentuan.
Kini, dunia pacuan bahkan semakin canggih. Penggunaan teknologi masuk ke istal untuk memantau perkembangan seekor kuda. Setiap detak jantung, langkah, bahkan genetik sang kuda semua dilakukan dengan bantuan teknologi. Dari laboratorium hingga paddock, inovasi terus melahirkan generasi baru kuda juara.
Tak cuma di luar negeri. Di Indonesia, perkembangan ini juga sudah terlihat. Salah satu buktinya hadir lewat penelitian tentang Kuda Pacu Indonesia (KPI), hasil persilangan antara kuda lokal dan ras Thoroughbred.
Program ini telah menghasilkan kuda-kuda dengan kecepatan dan daya tahan yang meningkat.
Riset terpisah dari Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Nusa Cendana menunjukkan bahwa analisis DNA mampu membantu memetakan potensi genetik yang berpengaruh pada kekuatan otot dan stamina.
Teknologi juga membantu proses pemuliaan lewat inseminasi buatan menggunakan semen beku. Kolaborasi antara Kementerian Pertanian RI dan Universitas Hasanuddin memungkinkan pertukaran genetik lintas daerah tanpa perlu memindahkan pejantan. Ini memperluas jangkauan program pemuliaan, memperkuat kualitas kuda lokal, dan menjaga keragaman genetik nasional.
Di lintasan latihan, alat seperti E-Trakka dan Horseteq mulai menjadi standar pelatihan. Sensor ini dapat merekam kecepatan, detak jantung, hingga ritme langkah kuda secara real-time.
Data tersebut membantu pelatih menentukan jadwal latihan yang aman dan efisien, sekaligus mendeteksi potensi cedera sejak dini.
Beberapa negara juga telah mengembangkan sistem canggih seperti Horsecall dari Jepang — teknologi yang memungkinkan pelatih melihat data performa kuda secara langsung melalui perangkat pintar saat sesi latihan berlangsung.
Teknologi ini membantu pelatih menyesuaikan strategi berdasarkan kondisi fisik dan kecepatan kuda secara instan.
Yang lebih menarik, data dari sensor kini mulai digabung dengan hasil analisis genetik.
Dengan kombinasi ini, pelatih dan peneliti bisa membuat profil digital kuda pacu — semacam “paspor performa” yang mencatat kekuatan, kelemahan, dan gaya berlari masing-masing kuda.
Walau masih mahal dan belum merata di Indonesia, teknologi seperti ini menjadi harapan baru bagi dunia pacuan lokal.
Dengan riset genetik yang terus dikembangkan dan perangkat pelatihan yang makin presisi, masa depan balap kuda di tanah air akan semakin kompetitif dan ilmiah, tanpa meninggalkan semangat klasik yang telah melekat sejak lama.
Install SARGA.CO News
sarga.co