

SARGA.CO - Di antara deretan nama besar kuda pacu Jepang, ada satu nama yang mungkin tak selalu jadi juara, tapi selalu ada di sana, mewarnai jalannya lomba, mencuri perhatian, dan membuat penonton berdebar hingga detik terakhir. Namanya Biko Pegasus, sang kuda mungil gigih yang kini menjadi karakter penuh semangat dalam game dan anime Uma Musume: Pretty Derby.
Biko Pegasus lahir di Amerika Serikat pada 8 Februari 1991, membawa darah bangsawan dari Danzig, salah satu pejantan legendaris dunia, dan Condessa sang kuda betina tangguh. Ia berwarna bay (coklat gelap) dengan postur tak terlalu besar, namun tubuhnya menyimpan kekuatan tersembunyi yang baru terlihat saat di lintasan.
Tak lama setelah lahir, ia dibawa ke Jepang dan mulai dilatih oleh Tsugio Yanagida, yang kelak membentuk Biko menjadi sosok pejuang di tiap race.
Sepanjang kariernya, Biko Pegasus dikenal menggunakan strategi “Sashi” atau Closer, yaitu tak langsung memimpin, tetapi menyelinap di posisi tengah, menunggu momen tepat, lalu melesat cepat di meter terakhir. Strategi ini tak mudah, tapi sangat dramatis.
Ini pula yang diadaptasi ke dalam Uma Musume, di mana karakter Biko Pegasus mendapat rating “A” untuk strategi Late Surger, simbol gaya balapnya yang sabar, cermat, dan penuh determinasi.
Dari 27 balapan yang ia ikuti, Biko Pegasus memenangkan 4 race, dua di antaranya adalah lomba bergengsi G3:
Keisei Hai 1994: Momen epik saat ia mengalahkan Hishi Amazon, kuda betina legendaris.
Centaur Stakes 1995: Menegaskan dirinya sebagai ancaman di kategori sprint hingga mile.
Meski kerap dianggap bukan bintang utama, ia tetap tampil konsisten dan menjadi runner-up di 6 ajang penting, termasuk Sprinters Stakes dan Takamatsunomiya Kinen, dua ajang sprint paling prestisius di Jepang.
Rivalitas Tak Terduga: Si Kecil Melawan Si Raksasa
Salah satu cerita paling menarik dalam karier Biko Pegasus adalah rivalitasnya dengan Hishi Akebono—kuda raksasa berbadan besar yang kerap jadi favorit. Di Sprinters Stakes 1995, Biko kalah tipis dari Akebono, meski bobot tubuh mereka berselisih hampir 128 kilogram. Namun penonton justru terkesan dengan keberanian si mungil Biko yang tak gentar menghadapi kuda raksasa.
Kontras ini membuat Biko Pegasus dikenang sebagai "David dalam dunia balap kuda", bukan karena ia selalu menang, tapi karena ia selalu berani bertarung.
Setelah balapan terakhirnya di Yasuda Kinen 1998, Biko Pegasus pensiun sebagai pejantan dengan total 34 keturunan. Sayangnya, tak ada yang meneruskan prestasinya. Ia meninggal dunia pada 11 Juni 2019, di usia 28 tahun. Tapi kisahnya belum selesai...
Sebagai karakter Uma Musume, Biko Pegasus digambarkan sebagai gadis enerjik dan pantang menyerah. Meski bukan karakter utama, ia punya tempat spesial di hati para pemain karena mencerminkan semangat orang-orang biasa yang bertarung dengan luar biasa.
Ia bukan sekadar karakter pelengkap, ia adalah representasi dari semua yang berjuang tanpa pamrih.
Biko Pegasus mengajarkan, dalam dunia pacuan kuda dan hidup, kemenangan bukan satu-satunya ukuran kejayaan. Kadang, keberanian untuk terus berlari meski tertinggal adalah kisah yang lebih layak dikenang.
Kini, baik di lintasan maupun di layar, Biko Pegasus terus berlari, mewakili semangat bahwa bahkan sosok “pendukung” pun bisa jadi pahlawan dalam cerita sendiri.
Dijuluki sebagai kuda pacu dengan mental terkuat. Ia tetap tenang di tengah tekanan.
Baca SelengkapnyaDari lintasan balap ke layar anime dan game.
Baca SelengkapnyaSmart Falcon adalah nama yang disegani di lintasan pacuan, terutama di kategori dirt racing.
Baca SelengkapnyaInstall SARGA.CO News
sarga.co