

SARGA.CO - Di balik pesona wisata Pangandaran yang terkenal dengan pantai dan alamnya yang memesona, ada satu ikon olahraga yang tak banyak diketahui namun sarat sejarah dan potensi besar: Gelanggang Pacuan Kuda Legok Jawa. Terletak di Kecamatan Cimerak, gelanggang ini bukan sekadar lapangan pacuan biasa, ia adalah rumah bagi tradisi tua, sport tourism, dan pencetak juara kuda pacu Indonesia masa depan.
Berikut beberapa fakta menariknya dikutip dari berbagai sumber:
Berdiri di Atas Lahan 18 Hektare
Gelanggang Legok Jawa memiliki luas total sekitar 18 hektare, menjadikannya salah satu lintasan pacuan kuda terbesar di Indonesia yang berada di lokasi wisata. Luas ini mencakup area lintasan, paddock, tribun penonton, hingga fasilitas penunjang lainnya.
Lintasan Oval Full Dirt dengan Panjang 1.200 Meter
Lintasan pacunya berbentuk oval dengan panjang total 1.200 meter dan lebar 16 meter. Permukaan lintasan menggunakan material pasir (full dirt), sesuai karakter pacuan tropis dan cocok untuk kuda-kuda pacu Indonesia.
Terdapat Jalur Sprint 300 Meter
Selain lintasan oval utama, Legok Jawa juga dilengkapi dengan jalur straight line sejauh 300 meter. Jalur ini menjadi tempat duel kecepatan di kelas sprint, di mana kuda-kuda tercepat unjuk kemampuan maksimalnya.
Satu-Satunya Arena Pacuan di Indonesia yang Menghadap Samudera Hindia
Letaknya yang sangat dekat dengan pantai membuat Legok Jawa memiliki panorama yang tak tertandingi. Penonton bisa menikmati pacuan kuda dengan latar belakang laut lepas, bukit karang, dan udara pantai yang sejuk. Ini menjadikannya salah satu sirkuit pacuan paling eksotis di dunia.
Akses Mudah dari Jakarta dan Kota Besar Lain
Untuk menuju Legok Jawa dari Jakarta, pengunjung bisa memilih jalur darat menggunakan mobil pribadi atau bus, kereta menuju stasiun Banjar--melanjutkan perjalanan darat menuju Pangandaran, atau melalui transportasi udara menuju Bandara Nusawiru dan melanjutkan perjalanan darat singkat ke Cimerak. Jalur ini juga sekaligus membawa kamu ke berbagai destinasi wisata Pangandaran lainnya seperti Batukaras, Green Canyon, dan Batu Hiu.
Jejak Sejarah dari Cikembulan hingga Legok Jawa
Awalnya, pacuan kuda di Pangandaran digelar di daerah Cikembulan, dekat Pantai Barat. Namun, untuk kebutuhan fasilitas yang lebih memadai dan profesional, lokasi pacuan dipindah ke Legok Jawa sejak awal 2000-an. Arena ini kemudian direvitalisasi menjelang PON 2016, dan kini menjadi salah satu pusat pacuan kuda nasional.
Dari Tradisi Lokal ke Ajang Nasional
Gelanggang ini bukan sekadar tempat pacuan, tapi juga pusat pelestarian budaya berkuda masyarakat Jawa Barat. Kini, ajang-ajang besar seperti Merdeka Cup, Kejuaraan Wilayah, hingga Indonesia’s Horse Racing (IHR).
Kombinasi Olahraga & Wisata: Sport Tourism di Pangandaran
Dengan kombinasi pacuan kuda yang kompetitif, latar alam yang dramatis, dan akses menuju tempat wisata, Legok Jawa punya potensi besar untuk dikembangkan menjadi destinasi sport tourism berskala internasional. Ajang-ajang seperti Indonesia's Horse Racing (IHR)-Merdeka Cup bisa menjadi magnet wisatawan sekaligus mendorong ekonomi lokal.
Legokjawa, Simbol Pacuan Masa Depan
Gelanggang Pacuan Kuda Legok Jawa bukan hanya tentang kecepatan dan adrenalin. Ia adalah simbol kekayaan budaya, semangat kompetisi, dan masa depan olahraga berkuda Indonesia. Di tengah deburan ombak Samudera Hindia, para kuda juara lahir dan sejarah terus ditulis di atas pasir Legok Jawa.
Dari lintasan balap ke layar anime dan game.
Baca SelengkapnyaSmart Falcon adalah nama yang disegani di lintasan pacuan, terutama di kategori dirt racing.
Baca SelengkapnyaAda satu keunggulan penglihatan kuda dibandingkan manusia
Baca SelengkapnyaNilai pasar asuransi kuda pada 2035 ditaksir mencapai US$1,73 miliar
Baca SelengkapnyaInstall SARGA.CO News
sarga.co