

SARGA.CO - Pacuan kuda bukan hanya soal kuda tercepat atau joki terhebat, tapi juga tentang arena tempat mereka berpacu. Layaknya medan tempur dalam balapan, jenis lintasan sangat memengaruhi hasil lomba, strategi yang digunakan, hingga risiko cedera.
Ada tiga jenis lintasan utama yang umum digunakan dalam dunia pacuan kuda: dirt (pasir/tanah), turf (rumput), dan synthetic (sintetis). Masing-masing punya karakteristik unik yang membuatnya penuh tantangan.
Lintasan dirt atau tanah/pasir adalah jenis track paling klasik dan banyak ditemukan di arena pacuan di Amerika Serikat dan sebagian Asia, termasuk Indonesia.
Karakteristiknya terbuat dari campuran pasir, tanah liat, dan bahan organik. Sehingga cepat kering, tapi bisa berubah ekstrem saat hujan. Cenderung lebih cepat dibanding rumput, namun lebih licin.
Tantangannya debu dan cipratan bisa mengganggu pandangan kuda dan joki di belakang. Kemudian rentan menciptakan kickback (lemparan pasir dari kaki kuda depan). Bisa jadi keras saat kering atau lengket saat basah, menyebabkan ketidakkonsistenan performa.
Lintasan dirt dinilai cocok untuk kuda bertenaga besar dan kecepatan langsung (front runner). Adapun strategi biasanya joki akan mendorong kuda ke depan sejak awal untuk menghindari kickback.
Lintasan turf alias rumput banyak ditemukan di Inggris, Eropa, dan Jepang. Karakteristiknya terbuat dari rumput asli dengan permukaan empuk dan fleksibel. Sehingga cenderung lebih ramah untuk sendi kuda, mengurangi risiko cedera jangka panjang. Namun bisa licin saat basah karena air tertahan di permukaan.
Untuk tantangannya, licin saat hujan, bisa membuat kuda terpeleset. Tidak semua kuda cocok dengan rumput karena teksturnya yang berbeda. Rumput bisa “tercabut” saat diinjak, mengubah permukaan dalam satu race.
Lintasan truf cocok untuk kuda yang memiliki kelincahan dan stamina. Strateginya, joki harus cermat memilih jalur yang masih "segar" dan stabil.
Lintasan sintetis (seperti Tapeta atau Polytrack) adalah hasil inovasi modern untuk menciptakan lintasan yang lebih aman dan seragam. Karakteristiknya terbuat dari campuran pasir, karet, serat, dan lilin/silika. Dirancang agar stabil dalam segala cuaca. Lalu minim debu dan cipratan.
Tantangannya, banyak kuda tidak cocok berlari di lintasan ini karena permukaan yang "aneh". Tidak semua negara atau pelatih menyukai synthetic karena performa bisa tidak konsisten. Dan biaya perawatan lintasan ini tinggi.
Lintasan ini cocok untuk kuda yang fleksibel dan bisa beradaptasi. Strateginya banyak pelatih menggunakannya untuk latihan, bukan kompetisi besar.
Jadi, mana yang terbaik? Tidak ada lintasan yang 100 persen sempurna. Semua tergantung pada tipe kuda, gaya berlari (front runner vs stalker), cuaca, preferensi pelatih dan joki. Perlu diingat, bahkan kuda-kuda juara dunia pun belum tentu bisa menang di semua jenis lintasan.
(Berbagai sumber)
Install SARGA.CO News
sarga.co