

SARGA.CO - Di tengah derap kaki kuda dan sorak sorai penonton arena pacuan, sosok tua itu masih berdiri gagah di pinggir lintasan. Dia adalah Yorri Lampus. Bukan sekadar pelatih atau joki, ia legenda hidup dunia pacuan kuda Indonesia.
Nama Yorri Lampus melambung saat berhasil menjuarai Indonesia Derby, ajang balap kuda paling bergengsi di negeri ini. Hebatnya, pria yang kini berusia 71 tahun ini pernah menang baik sebagai joki maupun pelatih. Keberhasilan ini menjadikannya legenda di kalangan pegiat pacuan.
Pria kelahiran Manado, Sulawesi Utara ini berbagi kisah inspiratif tentang perjalanan kariernya. Ia menjelaskan bagaimana kecintaannya terhadap kuda dan pacuan telah membawanya melalui berbagai tantangan dan pencapaian selama puluhan tahun.
"Saya mulai kerja di kuda itu 1973 ke Pulomas Jakarta. Di sana saya awalnya jadi perawat kuda, jadi joki, lalu pelatih," ujar pria yang kini Trainer Pasir Mas Stable saat berbincang dengan Tim Sarga.co.
Darah pacuan kuda ternyata memang mengalir dalam tubuh Yorri Lampus. Sejak kecil, ia sudah terbiasa melihat kuda berlari dan merasakan aroma khas kandang.
Bukan hal mengejutkan, sebab sang kakek adalah pemilik kuda pacu lokal di Manado, sebuah warisan keluarga yang kelak menjadi bagian besar dalam hidup Yorri.
Petualangan besar dimulai saat sang kakek dan pamannya membawa kudanya ke arena Pulomas, Jakarta, yang kala itu baru dibuka sebagai lintasan pacuan nasional.
Meski masih dikelola oleh orang Australia, Pulomas menjadi panggung utama bagi para pebalap kuda Tanah Air. Dan di sanalah kisah Yorri bermula.
“Saya waktu itu masih kelas 1 SMA. Cuma diajak untuk bantu-bantu, kasih makan kuda, bersihin kandang,” kenang Yorri dengan senyum.
Namun takdir sepertinya sudah menetapkan jalannya. Saat Pulomas mengadakan tes joki, ia memutuskan ikut serta, berbekal pengalaman menunggang kuda di Manado.
Dari enam orang peserta, hanya empat yang lolos seleksi. Yorri termasuk salah satunya.
Namun menjadi joki pemula tak langsung membawanya ke podium kemenangan. Di awal kariernya, kekalahan demi kekalahan ia telan. Tapi bukannya patah semangat, ia justru memetik pelajaran berharga dari tiap kekalahan itu.
SARGA.CO
Tak sedikit joki muda yang mengidolakan Yorri. Dengan gaya sederhana namun tegas, ia dikenal sebagai pelatih yang sabar dan penuh dedikasi.
Banyak yang belajar bukan hanya soal teknik, tapi juga etos kerja dan filosofi hidup darinya. Yorri selalu mengajarkan bahwa kemenangan bukan segalanya, yang penting adalah proses, kejujuran, dan rasa hormat terhadap hewan yang ditunggangi.
Bagi Yorri, pacuan kuda bukan sekadar pekerjaan. Ini adalah panggilan jiwa. Ia jatuh cinta pada dunia kuda sejak usia belasan, dan kecintaannya tak pernah pudar.
katanya.
Berikut detail 18 kelas yang akan dipertandingkan pada Indonesia Derby 2025, 27 Juli mendatang.
Baca SelengkapnyaMenanti sang kuda legenda peraih triple crown.
Baca SelengkapnyaInstall SARGA.CO News
sarga.co