

SARGA.CO - Beberapa tahun terakhir menjadi ujian berat bagi joki muda asal Wales, Elen Nicholas. Cedera berkepanjangan membuatnya absen lama dari arena balap, menjalani serangkaian operasi, bahkan mempertimbangkan pensiun dini. Namun, semangat yang tak padam, Nicholas bangkit, pada Sabtu lalu di New Plymouth, Selandia Baru, ia mencatatkan pencapaian luar biasa: kemenangan ke-100 dalam karier balapnya.
Menuju pertemuan balap di Taranaki akhir pekan lalu, Nicholas hanya butuh dua kemenangan untuk mencapai tonggak 100 kali menang. Ia tak menyangka bahwa hari itu akan menjadi hari yang spesial, menunggangi dua kuda yang bukan favorit, Tulsa King dan Our Time Keeper, yang masing-masing menang.
“Aku tahu aku sudah dekat, tapi jujur saja, aku tidak menyangka bisa mencapainya hari itu. Kedua kuda itu punya peluang kecil di atas kertas, jadi ini benar-benar kejutan indah,” kata Nicholas.
Momen itu terasa sangat emosional bagi Nicholas, mengingat perjuangannya melewati masa pemulihan yang berat. Cedera terakhirnya memerlukan tujuh operasi pada satu kaki, dan membuatnya bertanya-tanya apakah ia masih sanggup kembali ke arena.
“Rasanya seperti mimpi. Aku benar-benar sempat berpikir untuk berhenti. Tapi tubuhku perlahan pulih, dan aku bangga bisa melewati semuanya," ungkapnya.
Untuk proses rehabilitasi, Nicholas dibantu oleh pelatih kebugaran asal Inggris, James Adams, yang secara khusus menangani joki dan atlet berkuda. “Dia tahu persis apa yang dibutuhkan untuk kembali ke performa 100 persen,” jelasnya.
Saat berada di luar lintasan, Nicholas tidak tinggal diam. Ia mencoba berbagai pekerjaan, termasuk bekerja di pelelangan kuda di Australia, serta membantu di Riversley Park, tempat pelatihan ternama di Selandia Baru.
“Awalnya aku berpikir mungkin inilah saatnya mengeksplorasi hal lain. Tapi semakin lama jauh dari pelana, semakin aku sadar, aku merindukan balapan. Aku kembali bukan karena harus, tapi karena aku ingin," ucap Nicholas.
Keputusan itu terbukti tepat. Di musim ini, Nicholas telah mengoleksi 12 kemenangan, menempatkannya di posisi ketiga klasemen National Jockeys’ Premiership, hanya terpaut dari dua nama besar: Michael McNab dan Opie Bosson.
Puncak kebahagiaannya datang di Te Rapa, saat menunggangi Notabadspillane kuda milik pasangannya, pelatih Shaun Phelan, dan ayahnya, Brad Nicholas, meraih kemenangan.
“Itu spesial banget. Pertama kalinya aku menang di atas kuda yang dimiliki ayahku. Momen yang akan selalu aku kenang,” tuturnya.
Dari Wales ke Selandia Baru: Sebuah Perjalanan Panjang
Perjalanan Nicholas dimulai dari pedesaan Wales, ia menunggang kuda dalam balapan point-to-point. Usai tiga kemenangan di sana, ia pindah ke Selandia Baru, bekerja dengan pelatih legendaris Paul Nelson. Saran emas datang dari joki senior Noel Harris, yang mendorongnya untuk beralih dari balap lompat ke balap datar. “Ia bilang, kalau aku mau lebih banyak kesempatan, aku harus turunkan berat badan dan jadi joki flat. Aku ikuti sarannya dan aku tidak menyesal,” kenangnya.
Kini, dengan lebih dari 100 kemenangan di genggamannya, Nicholas merasa Selandia Baru adalah rumah kedua. “Negeri ini mengingatkanku pada Wales, cuacanya lebih bersahabat, tapi nuansa pedesaannya mirip. Aku betah di sini.”
Cita-Cita ke Depan: Sehat dan Juara
Meski telah menorehkan banyak prestasi, Nicholas tetap rendah hati. Targetnya kini sederhana namun bermakna: tetap sehat dan memenangkan balapan bertingkat (stakes race).
“Yang utama adalah bebas cedera, Tapi kalau bisa menang stakes race, itu akan jadi lapisan krim di atas kue," ujarnya.
Sumber: The New Zealand Herald
Install SARGA.CO News
sarga.co