

SARGA.CO—Momentum luar biasa terjadi pada kemegahan BNI Indonesia's Horse Racing Triple Crown Serie 1 & Pertiwi Cup 2025 pada 20 April 2025. Sebuah prestasi yang menorehkan nama joki Jemmy Runtu atau “Joki Kilat” dari King Halim Stable, yang dalam satu hari berhasil menyabet dua kemenangan di dua kelas paling bergengsi, Triple Crown Serie 1 & Pertiwi Cup.
“Yang pasti senang. Tapi sedikit deg-degan,” begitu kalimat pertama Jemmy saat mengenang momen sebelum memulai dua race besar tersebut. Diturunkan di dua kelas sekaligus — Triple Crown Serie 1 dan Pertiwi Cup — bukan perkara kecil.
Dua kuda berbeda, dua karakter berbeda, dan satu tujuan besar: Kemenangan. Beban berat dirasakan, bukan hanya karena reputasi kuda yang ditungganginya sebagai “kuda favorit,” tetapi juga karena tuntutan ekspektasi dari King Halim Stable dan dirinya sendiri.
Pada kelas 3 Tahun Derby 1.200m “Triple Crown Serie 1”, Jemmy menunggangi King Argentine. Kuda berbakat yang sudah dipersiapkan sejak usia 2 tahun memulai Start dengan meyakinkan. Ia mengikuti alur pacuan tanpa terlalu memforsir kecepatan.
Jemmy dan King Argentine menunjukkan kerja sama yang luar biasa pada tikungan 1.000 meter. Alih-alih panik karena terdapat sedikit guncangan pada King Argentine, Jemmy justru menunjukkan ketenangan luar biasa dan mengatur King Argentine agar tetap tenang untuk kembali fokus pada race.
Dengan insting dan pengalaman, ia mengatur ritme lari King Argentine, memperhatikan langkah kudanya dengan saksama. Optimisme itu terbayar mahal, King Argentine mulai mengejar, memperkecil jarak, dan akhirnya menyalip lawan terberatnya, Wonder Land, dalam 200 meter terakhir sebelum garis finish.
Saat ditanya, tanpa ragu Jemmy memberikan skor 10 untuk King Argentine. “Sudah pasti saya beri King Argentine nilai 10. Karena kuda kita sendiri,” katanya sambil tertawa kecil. King Argentine sendiri berasal dari garis keturunan juara. Induknya pernah menorehkan banyak kemenangan di masa lalu.
Kini, dengan prestasi cemerlang di Triple Crown Serie 1, King Argentine digadang-gadang sebagai calon kuda juara masa depan. Target selanjutnya adalah Triple Crown Serie 2 dan Indonesia Derby. “Kita akan konsisten bahwa King Argentine sampai ke Indonesia Derby,” ujar Jemmy mantap.
Di race selanjutnya pada hari itu, Jemmy kembali tampil, kali ini menunggangi Princess Gavi di kelas 3 Tahun Betina 1.600 M “Pertiwi Cup 2025.” Princess Gavi memiliki reputasi luar biasa, “Track record-nya sangat bagus,” ujar Jemmy.
Pertandingan berjalan mulus, terdapat sedikit kegelisahan saat dalam start gate, namun begitu keluar dari gate, Princess Gavi menunjukkan kemampuannya, stabil, cepat, dan penuh percaya diri. “Bukan hanya saya, banyak yang bilang kuda ini istimewa, karakternya kuat. Konsistensinya yang membuat dia unggul,” jelas Jemmy.
Dalam Pertiwi Cup, persaingan ketat terjadi, hampir semua lawan dinilai berat oleh Jemmy. Namun, keunggulan Princess Gavi membuatnya melesat menjadi yang terbaik.
Jemmy juga memuji track Lapangan Pacu Kuda Sultan Agung, Bantul, namun tantangan tetap ada, “Track sudah better dari sebelumnya, tapi tikungan masih terlalu tajam,” kata Jemmy. Insiden kecil saat race menjadi bukti bahwa meski perbaikan ada, kebutuhan akan track yang lebih lebar dan aman masih sangat dibutuhkan untuk menjaga keselamatan joki dan kuda.
Tak banyak yang tahu, tekanan mental dalam pacuan kuda seberat itu. Jemmy menceritakan perasaannya yang gugup, “Deg-degan dari awal, itu yang bikin capek, karena jantung sudah berdetak kencang sejak sebelum race.” Untuk mengatasi rasa gugup, Jemmy punya cara sendiri, ia melakukan stretching, mendengarkan musik, atau berbincang dengan orang lain untuk mengalihkan pikiran. “Kalau fokus terus ke kuda, malah tambah deg-degan,” katanya sambil tertawa.
Bagi Jemmy, kemenangan di dua kelas bergengsi ini membawa kebanggaan besar. Namun, ia tetap rendah hati, “Bukan berarti saya joki terbaik, semua joki itu baik. Tapi kemenangan ini jarang terjadi, jadi tentu saja saya bangga.”
Selain itu, ia juga berterima kasih kepada King Halim Stable, “Mereka menjaga kuda-kuda dengan luar biasa. Semua ini berkat mereka."
Kemenangan ini juga tidak lepas dari dukungan besar keluarga. Istri dan anak-anaknya menjadi motivasi besar. “Support mereka lebih dari 100%, istri mungkin sedikit khawatir soal jatuh, tapi anak-anak saya, mereka merasa bangga.”
Yang membuat kemenangan ini semakin istimewa adalah kenyataan bahwa Jemmy baru kembali dari Australia sepekan sebelum race. Selama sebulan lebih, ia berada di Australia mengikuti latihan equestrian.
Ia menjelaskan bahwa dengan waktu yang singkat harus beradaptasi lagi dengan King Argentine dan Princess Gavi. “Saya sempat merasa tertantang karena harus cepat adaptasi. Tapi ternyata kuda-kudanya sudah sangat siap. Saya beruntung,” kata Jemmy.
Kemenangan ini bukan titik akhir. King Halim Stable bersama Jemmy punya cita-cita besar. Memenangkan keseluruhan seri Triple Crown. “Bukan hanya kami, semua stable pasti mengincar itu, Triple Crown dan Derby, itu impian semua,” ujar Jemmy.
Kemenangan ganda dalam sehari dengan 2 kuda berbeda di Triple Crown Serie 1 dan Pertiwi Cup menempatkan Jemmy Runtu dalam posisi istimewa di dunia pacuan kuda Indonesia. Tak hanya soal kemenangan, tapi tentang bagaimana ia mewakili dedikasi, ketekunan, dan ketulusan seorang joki. “Untuk diri saya sendiri, saya bangga,” jelasnya.
Hari itu, di bawah langit Bantul, Jemmy Runtu membuktikan bahwa keberanian, kerja keras, insting dan cinta pada pacuan kuda bisa melahirkan keajaiban. Kisahnya bersama King Argentine dan Princess Gavi adalah tentang lebih dari sekadar kemenangan.
Ini adalah tentang semangat pantang menyerah, loyalitas terhadap stable, dan kepercayaan penuh pada kemampuan kuda yang bersamanya berlari menuju garis finish.
Install SARGA.CO News
sarga.co