

SARGA.CO - Jangan sembarangan mencambuk kuda. Apalagi jika kamu berkarier di dunia pacuan kuda profesional sebagai pelatih, breeder, ataupun joki.
Peringatan ini sangat relevan setelah kamu mengetahui nasib apes yang diderita seorang pelatih kuda di Tasmania.
Meski sudah membela diri bahwa tindakannya bukan pelampiasan kemarahan, Pelatih bernama Liandra Gray harus menerima nasib didenda US$2.0000 atau sekitar Rp32 juta karena mencambuk kudanya hingga puluhan kali.
Mengutip laman theguardian.com, Pengadilan Devonport pada Mei lalu memutuskan Gray terbukti bersalah karena tindakan kekejaman terhadap hewan berupa mencambuk seekor kuda lebih dari 40 kali dalam 4 menit.
Tindakan tersebut dilakukan Gray kepada seekor kuda jantan ras murni berusia 7 tahun bernama The Bolt menggunakan cambuk balapan.
Dengan vonis bersalah tersebut, Gray kini harus membayar denda sebesar US$2.000 karena telah melakukan pelanggaran terhadap Undang-Undang (UU) Kesejahteraan Hewan Tasmania (Tasmanian Animal Welfare Act). Merujuk pada UU tersebut, hukuman maksimum bagi para pelanggar adalah US$18 ribu dan penjara 12 bulan.
Kuda bernama The Bolt diketahui jarang diikutkan dalam lomba setelah tidak pernah menginjak podium dalam 11 kali penampilannya. Dari keteragan para saksi di pengadilan, the Bolt memang termasuk jenis kuda yang sulit untuk dilatih.
Dalam proses persidangan, hakim diperlihatkan bukti berupa rekaman CCTV di arean pacuan kuda Spreyton. Dalam rekaman itu terlihat Grey menggiring The Bolt ke sebuah gundukan pasir yang biasanya digunakan kuda untuk bergulir setelah sesi latihan.
Sambil mencengkeram kekang kuda, Grey terdengar mencambuk the Bolt.
Grey dalam pembelaannya mengaku tidak melampiaskan kemarahannya atau memberikan hukuman kepada The Bolt. Tindakan yang dilakukannya hanya mendorong The Bolt melakukan sand roll yaitu teknik pelatihan dimana kuda didorong untuk bergerak melingkar. Namun pembelaan tersebut ditolak dan bertentangan dengan keterangan para saksi.
Meski tidak ada cedera khusus yang berkelanjutan, The Bolt diketahui menderita sakit sedang hingga parah akibat perbuatan pencambukan puluhan kali itu.
Hakim juga berpandangan hal meringankan dalam kasus itu adalah Grey dikenal sebagai pelatih yang tidak memiliki karakter melakukan kekejaman kepada kuda latihnya. Selain itu hakim mempertimbangkan kondisi keuangan dan keluarga Gray yang sedang menghadapi masalah.
Sayangnya perbuatan itu telah mendapat sorotan dari media sehingga Gray terkena hukuman sosial. Majelis hakim juga berpandangan tindakan Grat dilakukan terhadap kondisi kuda yang rentan dimana The Bolt berada di ruang tertutup dan diikat dengan tali kekang.
Dengan semua pertimbangan tersebut, hakim tak menjatuhkan hukuman maksimal kepada Gary dan sanksi apapun di luar denda telah berdampak signifikan terhadpa masa depannya di industri balapan
Pengurus cabang organisasi Royal Society for the Prevention of Cruelty to Animals (RSCAP) Tasmania diketaui pernah melarang Gray melatih dan memiliki hewan.
Namun hakim berpandangan Gray tidak memiliki catatan kriminal sehingga sanksi tersebut dinilai dalam relevan dalam persidangan tersebut.
Tak hanya sanksi. Gray juga diketahui pernah didenda US$4.000 pada tahun 2023 karena melakukan pelanggaran ketentuan balapan Australia berupa penganiayaan terhadap seekor kuda oleh Tasmanian Office of Racing Integrity.
Gray diketahui sudah terjun ke dunia pacuan kuda selama 20 tahun. Berawal dari pekerja lintasan, Gray sudah melatih 39 kuda juara dengan mendapatkan 33 podium dan menghasilkan US$,12 juta bagi para pemiliknya.
Nilai pasar asuransi kuda pada 2035 ditaksir mencapai US$1,73 miliar
Baca SelengkapnyaRahasia ini diberikan oleh pelatih tersohor dari Amerika, Bob Baffert yang dua kali meraih Triple Crown.
Baca SelengkapnyaTak sekadar ajang pacuan kuda, IHR-Indonesia Derby 2025 juga menghadirkan event Family Fun Day dan Sarga Festival.
Baca SelengkapnyaInstall SARGA.CO News
sarga.co