

SARGA.CO—Dari lintasan nasional yang penuh tekanan, Romantic Spartan muncul sebagai kejutan dari Sumatra Barat. Debutnya di IHR: Indonesia Derby 2025 menegaskan bahwa kuda pacu asal daerah layak diperhitungkan di pertandingan besar.
Kejutan tak terduga di lintasan pacu nasional datang dari tanah Sumatera Barat. Dari sanalah muncul Romantic Spartan, kuda pacu yang berhasil mencuri perhatian publik.
Kuda pacu betina andalan San Marino Stable ini finis di posisi ketiga Kelas 3 Tahun Derby jarak 2.000 meter pada IHR: Indonesia Derby 2025, yang digelar 27 Juli di Lapangan Pacuan Kuda Sultan Agung, Bantul, DIY.
Romantic Spartan menunjukkan kualitasnya sejak babak penyisihan Heat 1 pada 13 Juli 2025. Di tengah persaingan ketat melawan kuda-kuda terbaik se-Indonesia, ia finis di posisi ketiga dengan catatan waktu 2 menit 20,47 detik.
Catatan itu hanya terpaut tipis dari King Argentin yang mencatatkan waktu 2.20,43 dan Padagi NSL di menit 2.20,45. Hasil ini cukup untuk membawanya melangkah ke kelas paling bergengsi, tak lain Kelas Derby 3 tahun berjarak 2.000 meter.
Lolosnya Romantic Spartan ke final IHR: Indonesia Derby 2025 bukanlah kebetulan. Sejak tahun sebelumnya, ia konsisten meraih kemenangan di berbagai ajang pacuan kuda regional.
Deretan prestasinya antara lain juara pertama Kelas Pemula A/B pada Wali Kota Bukittinggi Cup Juli 2024 serta juara pertama Sawahlunto Derby Desember 2024 di Kelas 3 Tahun - 1.500 meter.
Di tahun 2025, Romantic Spartan kembali mengukir prestasi sebagai kampiun pada kejuaraan Derby Wali Kota Payakumbuh Cup untuk Kelas Derby Div. I - 1.600 meter yang digelar Februari 2025.
Ia juga berhasil mengamankan podium utama di Wisata Derby Bukittinggi Agam Mei 2025 di Kelas Derby - 1.700 meter. Rekor ini memperlihatkan ketangguhan yang terus ia bawa hingga ke pentas nasional.
Keberhasilan menembus final menjadi kebanggaan tersendiri bagi kontingen Sumatra Barat, khususnya Padang Panjang. Dari 16 kuda pacu yang diturunkan Sumatera Barat, hanya lima kuda yang berhasil melaju ke partai puncak.
Hal yang menarik perhatian, Romantic Spartan menjadi satu-satunya wakil Padang Panjang di Kelas Derby 3 tahun - 2.000 meter. Pencapaian ini memperlihatkan bahwa kuda dari daerah mampu bersaing dengan lawan-lawan besar dari seluruh penjuru Tanah Air, khususnya dari Pulau Jawa dan Sulawesi.
Sejak awal race dimulai, strategi yang diterapkan tidak menargetkan Romantic Spartan untuk langsung merebut posisi depan.
Pendekatan yang dipilih adalah menjaga pace di tengah agar tetap terkontrol sepanjang lomba.
Taktik ini terbukti krusial ketika laga final mempertemukannya dengan lawan-lawan tangguh. Berhadapan dengan King Argentin, kandidat kuat pemegang Triple Crown 2025, serta Wonder Land yang tengah naik daun, Romantic Spartan mampu menunjukkan keberaniannya di panggung nasional.
Meski sempat tertahan di posisi kedelapan pada awal lomba, ritme yang konsisten membawanya naik ke posisi kelima di tikungan kedua. Ketegangan kemudian memuncak di dua tikungan terakhir ketika Romantic Spartan sejajar dengan Wonder Land dan King Argentin, lalu melancarkan dorongan penuh.
Princess Gavi yang berada di belakang juga berusaha mencari celah untuk menyalip. Memasuki 400 meter terakhir, King Argentin memimpin, Princess Gavi menempel di posisi kedua, sementara Romantic Spartan tetap bertahan di urutan ketiga hingga garis finis.
Dominasi King Halim Stable lewat King Argentin dan Princess Gavi membuat Romantic Spartan harus berjuang lebih keras menghadapi tekanan dua kuda unggulan tersebut. Hasilnya, ia sukses mengamankan podium ketiga dengan konsistensi yang patut diapresiasi.
Sebelum IHR: Indonesia Derby 2025 digelar, banyak mata tertuju pada Wonder Land sebagai rival utama King Argentin. Kuda pacu milik Rama Sinta Stable itu dikenal konsisten berada tepat di belakang sang favorit pada dua seri Triple Crown sebelumnya.
Bahkan, Wonder Land pernah menaklukkan King Argentin di Kejuaraan Nasional 2024 kelas 2 Tahun Pemula A/B 1.400 meter. Namun di partai final IHR: Indonesia Derby 2025, skenario berubah. Wonder Land justru terlempar ke posisi keempat, sementara spotlight berpindah ke Romantic Spartan.
Debut perdananya di lintasan nasional langsung menjadi panggung pembuktian dengan performa yang menggetarkan arena.
Sejak debut, Romantic Spartan selalu ditemani joki setianya, Rudy Rahmat atau yang biasa dikenal dengan Rudy Junior. Rudy mengendalikan kuda berwarna merah itu sejak pertama kali turun gelanggang.
Menurut Rudy, kuda ini memiliki karakteristik unik sebagai stayer, cenderung datang dari belakang sebelum menutup balapan dengan kekuatan penuh.
Momen ketika Romantic Spartan menunjukkan kemampuannya sebagai stayer menjadi titik ‘klik’ bagi Rudy, sekaligus memperkuat chemistry antara keduanya.
Rudy menekankan bahwa persiapan harus menyeluruh, mulai dari pola makan hingga latihan harian. Meski mnjelang gelaran IHR: Indonesia Derby 2025, porsi latihan tetap konsisten tanpa perubahan atau spesifikasi khusus.
Rudy menyebut, tantangan terbesar adalah perbedaan karakter lintasan antara trek di Pulau Jawa dengan di Sumatra Barat.
“Selain kondisi trek yang beda, cuaca di Jawa juga lebih panas daripada di Sumatra Barat,” tambahnya.
Untuk itulah, strategi adaptasi disiapkan dengan rencana tiba di arena pertandingan lebih awal agar kuda punya cukup waktu menyesuaikan diri.
Setelah pagelaran IHR: Indonesia Derby 2025, Romantic Spartan dijadwalkan kembali ke Sumatera Barat untuk tampil di Sawahlunto Derby 2025 Desember mendatang.
Menurut sang trainer, Tuan Amris, Romantic Spartan sejak awal diproyeksikan mampu bersaing di trek Pulau Jawa, khususnya pada kejuaraan nasional. Hal tersebut tidak lepas dari pencapaian sang kuda di kejuaraan regional.
Meski demikian, jika dibandingkan dengan lintasan di Sumatera Barat dengan jarak yang sama, persiapannya harus jauh lebih matang. Sebab, Romantic Spartan harus mampu mengimbangi rival-rival tangguh seperti King Argentin, Princess Gavi, Kashmir Pararaja, dan Wonder Land.
Selain menimbang kemampuan setiap pesaing, posisi gate juga menjadi bagian penting dari strategi balapan. Di laga final itu, Romantic Spartan mendapat gate 12 yang harus diperhitungkan dalam rencana balap.
Meski pada akhirnya harus puas di posisi ketiga, pencapaian Romantic Spartan di ajang ini tetap menjadi catatan gemilang bagi squad Sumatra Barat, khususnya bagi San Marino Stable.
“Apa pun hasil Romantic Spartan, akan dijadikan bahan evaluasi bagi kuda-kuda lainnya,” ujar Tuan Amris.
Meski tidak berhasil menaklukkan King Argentin, penampilan agresif Romantic Spartan justru menjadi sorotan. Dari start yang tertinggal, hingga dorongan penuh di akhir lintasan, ia memperlihatkan daya juang yang membuat publik menaruh perhatian.
Debut gemilang Romantic Spartan membuktikan bahwa kuda pacu dari daerah juga memiliki kapasitas bersaing di lintasan nasional. Prestasi ini sekaligus membuka mata bahwa potensi pacuan kuda Indonesia jauh lebih besar dari yang selama ini terlihat.
Di samping itu, keberhasilan Romantic Spartan meraih podium ketiga di kancah nasional memberi harapan lahirnya bintang-bintang baru yang akan meramaikan dunia pacuan kuda Tanah Air.
Terbaru, Romantic Spartan bersiap kembali mengguncang lintasan Pacuan Kubu Gadang Payakumbuh, Sumatra Barat di ajang IHR Cup II pada 28 September 2025. Sudah siap menjadi saksi kejutan dari Romantic Spartan?
Install SARGA.CO News
sarga.co