

SARGA.CO - Bagi sebagian orang, kuda pacu mungkin terdengar seperti bagian dari dunia eksklusif, dipenuhi kecepatan, gengsi, dan angka-angka fantastis.
Tapi berapa sebenarnya harga pasaran seekor kuda pacu di Indonesia? Apakah benar sampai miliaran rupiah? Jawabannya: iya, tergantung jenis dan prestasinya.
H. Munawir, pemilik Djohar Manik, kuda legendaris Triple Crown Indonesia, membeberkan gambaran harga pasar kuda pacu di Indonesia yang ternyata sangat beragam.
Untuk pemula atau yang baru terjun ke dunia pacuan, kuda lokal tanpa prestasi biasanya jadi pilihan awal. Harganya cukup terjangkau, yaitu di kisaran Rp20 juta hingga Rp150 juta tergantung kondisi fisik, usia, dan potensi genetis.
“Biasanya kuda-kuda ini berasal dari hasil ternak lokal, belum pernah berlaga secara serius di arena pacuan, tapi punya prospek. Cocok untuk pemula yang mau mulai membangun kandang dan pengalaman,” jelas H. Munawir, pemilik Tombo Ati Stable, Surakarta, Jawa Tengah.
Kuda pacu hasil persilangan dengan ras Thoroughbred (TTHB)—ras elit dari Eropa dan Australia yang dikenal karena kecepatannya—memiliki nilai jual yang jauh lebih tinggi.
Harga seekor crossbreed unggulan bisa mencapai Rp300 juta hingga Rp500 juta, apalagi jika sudah menunjukkan potensi di lintasan latihan atau event pemanasan.
"Crossbreed seperti ini biasanya dirawat dengan standar profesional, punya manajemen nutrisi, dan pelatihan yang serius. Bahkan sebelum bertanding, nilainya bisa naik drastis hanya karena garis keturunannya," tambah pria yang juga menjabat sebagai Ketua Komisi Pacuan PP Pordasi.
Nah, ini kelas sultan sesungguhnya! Kuda pacu yang sudah pernah menjuarai ajang nasional—apalagi internasional—memiliki nilai jual yang sangat tinggi, bahkan bisa mencapai Rp2 miliar atau lebih.
Contohnya, kuda seperti Djohar Manik, yang sukses meraih gelar Triple Crown Indonesia. Harga jual kuda semacam ini bukan hanya berdasarkan kecepatan, tapi juga merek, reputasi, dan bahkan nilai komersial dari anak-anaknya di masa depan.
“Kalau sudah menyandang status juara, terutama Triple Crown, nilainya bukan sekadar harga beli. Itu aset prestasi, bisa menghasilkan keturunan unggulan, dan jadi kebanggaan nasional,” ujar H. Munawir.
Harga seekor kuda pacu ditentukan oleh banyak faktor, yakni garis keturunan (bloodline), prestasi lomba, usia dan kondisi fisik, rekam medis dan daya tahan, serta potensi sebagai indukan.
Selain itu, faktor eksternal seperti nama besar kandang/stable, reputasi pelatih, dan eksposur media juga ikut mendongkrak nilai seekor kuda.
Bagi sebagian orang, kuda pacu bukan sekadar hewan, tapi aset hidup. Mereka bisa berlaga, meraih hadiah ratusan juta rupiah, menghasilkan anak kuda prestasi, bahkan membawa nama Indonesia ke kejuaraan dunia.
Tapi tentu saja, ini bukan hobi murah. Dibalik kecepatan di lintasan, ada biaya tinggi untuk perawatan, pelatihan, joki, nutrisi, hingga transportasi ke arena pacuan.
Harga kuda pacu memang bisa bervariasi sangat luas, dari puluhan juta hingga miliaran rupiah. Tapi semua kembali pada satu hal: potensi dan prestasi. Bagi mereka yang serius terjun di dunia ini, memiliki kuda pacu adalah kombinasi antara passion, gengsi, dan strategi jangka panjang.
Jadi, tertarik punya kuda pacu? Siapkan bukan hanya uang, tapi juga komitmen dan cinta terhadap dunia berkuda.
Berikut detail 18 kelas yang akan dipertandingkan pada Indonesia Derby 2025, 27 Juli mendatang.
Baca SelengkapnyaMenanti sang kuda legenda peraih triple crown.
Baca SelengkapnyaInstall SARGA.CO News
sarga.co