SARGA.CO - Kuda pacu asal Jepang, Forever Young, kembali menjadi sorotan dunia setelah menjuarai Breeders’ Cup Classic (G1) senilai US$7 juta (Rp116 miliar) di Del Mar pada 1 November lalu. Kemenangan ini menambah daftar panjang prestasi pelatih legendaris Yoshito Yahagi, sekaligus mempertegas dominasi kuda-kuda Jepang di kancah internasional.
Namun di balik euforia besar itu, Yahagi mengaku ada sedikit rasa “pahit manis”. Pada malam yang sama, Los Angeles Dodgers, yang diperkuat dua bintang Jepang Shohei Ohtani dan Yoshinobu Yamamoto, memenangkan World Series.
“Saya sangat senang Dodgers menang,” ujar Yahagi melalui penerjemah pada 2 November.
“Tapi di sisi lain, agak sedih karena kemenangan mereka mencuri perhatian publik Jepang dari pencapaian Forever Young. Jadi, ada sedikit rasa sedih di balik kebahagiaan ini,” imbuhnya.
Meski telah menaklukkan Amerika, perjalanan Forever Young belum berhenti. Yahagi memastikan sang kuda akan kembali berlaga di dua kompetisi balap terkaya di dunia pada 2026 mendatang.
Rencananya, Forever Young akan tampil di Saudi Cup (G1) senilai US$20 juta (Rp333 milar) pada 14 Februari, dan Dubai World Cup (G1) senilai US$12 juta (Rp200 milia) pada 28 Maret.
“Kami akan memberinya waktu istirahat sebelum Saudi Cup. Kami ingin dia benar-benar pulih. Setelah itu, langsung menuju Dubai. Jika kondisinya masih prima, dia akan terus berlaga,” jelas Yahagi.
Pelatih flamboyan ini juga sempat menyebut kemungkinan Forever Young akan mencoba satu balapan di lintasan rumput (turf), meskipun hanya sekali.
Kemenangan Forever Young di Breeders’ Cup Classic, mengalahkan juara bertahan Sierra Leone dengan selisih setengah panjang, membuka peluangnya untuk meraih penghargaan Eclipse Award sebagai Champion Older Male, bahkan mungkin Horse of the Year.
Tahun 2025 menjadi musim luar biasa bagi Forever Young. Ia menjuarai Saudi Cup, finis ketiga di Dubai World Cup, dan menutup tahun dengan kemenangan besar di Amerika.
Namun, persaingan untuk gelar Horse of the Year tetap ketat. Kuda milik Godolphin, Sovereignty, yang absen di Breeders’ Cup karena demam, masih menjadi kandidat kuat setelah menjuarai Kentucky Derby dan Belmont Stakes.
“Gelar ini bukan untuk saya, tetapi untuk Forever Young. Saya berharap dia bisa dinobatkan sebagai Horse of the Year. Ia sudah membuktikan kualitasnya sepanjang tahun ini,” tutur Yahagi.
Selain mempersiapkan jadwal balapan, pemilik Susumu Fujita dan Yahagi juga tengah menyiapkan rencana besar untuk masa depan Forever Young sebagai kuda pejantan (stallion). Mereka berencana membuka peluang sindikasi internasional agar Forever Young dapat berkontribusi pada pengembangan genetik kuda balap dunia.
“Kami belum siap mengumumkan detailnya. Tapi kami ingin membuka peluang bagi investor dan penggemar di seluruh dunia untuk menjadi bagian dari perjalanan Forever Young,” ucap Yahagi.
Dengan tiga kemenangan di ajang Breeders’ Cup dan reputasi global yang terus menanjak, Yoshito Yahagi kini menempatkan dirinya di antara pelatih paling berpengaruh dalam sejarah balap kuda modern.
Namun bagi sang pelatih, kisah Forever Young belum berakhir. “Ini baru permulaan. Akan ada lebih banyak lagi yang datang dari Forever Young".
(Sumber: bloodhorse.com)
Install SARGA.CO News
sarga.co