

SARGA.CO - Pengurus Pusat PORDASI bersama Kementerian Pertanian dan pakar internasional dari WOAH (Organisasi Kesehatan Hewan Dunia) bertemu di Bali pada Jumat, 9 Mei 2025, untuk membahas langkah strategis pembentukan Equine Disease Free Zone (EDFZ) di Jawa-Bali.
Pertemuan ini melibatkan berbagai pihak penting, termasuk Independent Animal Health Consultant WOAH, Susanne Munstermann, Direktur Kesehatan Hewan Kementan Imron Suandy, serta perwakilan Balai Besar Veteriner Denpasar dan Badan Karantina Indonesia.
ujar Susanne dikutip dari laman Pordasi.id, Selasa 20 Mei 2025.
Ia menekankan pentingnya pengakuan bebas African Horse Sickness (AHS) sebagai syarat mutlak WOAH dan Uni Eropa, termasuk pemantauan patogen selama 24 bulan. Susanne juga mendorong perluasan pengawasan terhadap penyakit lain seperti EHV, Hendra, Nipah, dan WNV.
Pemerintah merespons cepat. Imron Suandy menegaskan komitmen memulai komunikasi diplomatik dengan WOAH, Uni Eropa, dan FEI. PP PORDASI juga menyatakan dukungan penuh untuk mewujudkan zona ini.
SARGA.CO
Pertemuan ini menghasilkan beberapa langkah konkret, yakni
pemetaan populasi kuda di Jawa-Bali, peningkatan kapasitas laboratorium, penyusunan rencana pemantauan berkelanjutan, serta identifikasi pendanaan dan pembagian tugas antarlembaga.
Langkah ini merupakan kelanjutan dari MoU antara Ketua Umum PP PORDASI Aryo Djojohadikusumo dan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman pada Januari 2025 lalu, yang sepakat menjadikan zona bebas penyakit sebagai syarat utama Indonesia menjadi tuan rumah kejuaraan equestrian internasional.
Dari lintasan balap ke layar anime dan game.
Baca SelengkapnyaSmart Falcon adalah nama yang disegani di lintasan pacuan, terutama di kategori dirt racing.
Baca SelengkapnyaKejuaran ini juga menjadi yang pertama kali menggelar pertandingan pada malam hari
Baca SelengkapnyaAda satu keunggulan penglihatan kuda dibandingkan manusia
Baca SelengkapnyaInstall SARGA.CO News
sarga.co