

SARGA.CO - Olahraga berkuda telah dikenal sejak abad ke-5 SM, ketika para ksatria Yunani mengandalkan kuda untuk berperang. Di abad ke-2 SM, tradisi berkuda mulai bergeser menjadi hiburan, seperti balapan kuda dan atraksi sirkus. Kebiasaan ini kemudian menyebar ke Eropa dan berkembang pesat di Abad Pertengahan.
Memasuki abad ke-19, olahraga ini semakin terstruktur. Kompetisi mulai diadakan secara formal, seperti jumping, polo, dan 3-day event. Momen penting datang pada tahun 1912, ketika equestrian resmi masuk Olimpiade Stockholm dengan dua nomor: dressage dan eventing.
Popularitasnya terus melonjak, dan pada Olimpiade Helsinki 1952, nomor show jumping pun resmi ditambahkan.
Seiring berkembangnya zaman, equestrian pun ikut bertransformasi. Pada era 1990-an, fokus mulai diperluas, tak hanya pada kompetisi, tapi juga perlindungan terhadap kuda dan keselamatan atlet.
Organisasi seperti Federasi Equestrian Internasional (FEI) pun lahir, bekerja sama dengan pemerintah dan lembaga nirlaba demi meningkatkan standar kesejahteraan dalam olahraga ini.
Equestrian tak hanya soal menunggang kuda, ini adalah seni, strategi, dan kekompakan. Ada tiga cabang utama dalam olahraga ini:
Sering disebut sebagai ballet-nya olahraga berkuda, dressage menampilkan gerakan halus dan presisi tinggi antara kuda dan penunggangnya. Penilaian dilakukan berdasarkan keseimbangan, kehalusan gerakan, hingga kepatuhan kuda terhadap instruksi.
Jenis ini merupakan gabungan dari dressage, jumping, dan cross-country. Atlet dan kuda ditantang untuk tampil di lintasan tertutup maupun terbuka, menguji kekuatan, ketahanan, dan kerja sama dalam kondisi ekstrem. Eventing sering disebut sebagai cabang paling menantang di equestrian.
Dalam show jumping, atlet harus memacu kudanya untuk melompati berbagai rintangan dalam waktu secepat mungkin. Setiap kesalahan—seperti menjatuhkan palang atau melewati waktu batas—akan dikenai hukuman poin. Keberanian dan refleks jadi kunci kemenangan.
Di Indonesia, equestrian kini bukan sekadar olahraga elite. Cabang ini telah menjadi andalan nasional di kancah internasional. Atlet-atlet Tanah Air rutin mengikuti berbagai kejuaraan, bahkan tak jarang menyumbangkan medali di ajang besar seperti SEA Games.
Dengan kombinasi seni, strategi, dan kekuatan fisik, equestrian bukan hanya olahraga, ini adalah kolaborasi harmonis antara manusia dan kuda.
Berikut detail 18 kelas yang akan dipertandingkan pada Indonesia Derby 2025, 27 Juli mendatang.
Baca SelengkapnyaMenanti sang kuda legenda peraih triple crown.
Baca SelengkapnyaInstall SARGA.CO News
sarga.co