SARGA.CO - Dalam lintasan sejarah pacuan kuda Indonesia, ada satu nama yang selalu disebut dengan penuh hormat: Cempaka. Seekor kuda betina berwarna merah dari Jawa Timur yang berhasil menorehkan catatan emas sebagai kuda lokal pertama yang menjuarai Indonesia Derby, tepatnya pada tahun 1976. Sebuah pencapaian di era ketika dominasi kuda-kuda berdarah blasteran.
Pada masa itu, dua edisi sebelumnya—Indonesia Derby 1974 dan 1975—dimenangkan oleh kuda-kuda G1 (blasteran). Karena itu, kemenangan Cempaka terasa seperti sebuah kejutan besar sekaligus kebanggaan bagi dunia pacuan kuda lokal.
“Satu-satunya kuda jenis lokal pertama yang menang Indonesia Derby,” ujar Wahono AT, trainer senior, dalam tayangan YouTube Baharna TV.
Sebuah penegasan bahwa prestasi Cempaka bukan sekadar kemenangan, melainkan simbol bahwa kuda lokal pun mampu bersaing di arena tertinggi.
Cempaka lahir dari pejantan Boy Blimbing dan indukan Melati. Tidak banyak yang memprediksi Cempaka akan menjadi juara di kelas tertinggi. Namun performanya di lintasan berkata lain. Berdasarkan catatan waktu, Cempaka mampu berlari 400 meter dalam 25,7 detik, sebuah kecepatan yang menunjukkan kualitas atletis luar biasa dari seekor kuda lokal pada masanya.
Pada Indonesia Derby 1976, Cempaka ditunggangi joki B. Pantow, didampingi oleh pelatih Mas Slamet. Cempaka adalah representasi dari kerja keras Stal Pamulang, membuka jalan dan memberi inspirasi bagi perkembangan pacuan kuda lokal di Indonesia kala itu.
Install SARGA.CO News
sarga.co