

SARGA.CO - Sorotan dunia pacuan kuda Indonesia tertuju ke Lapangan Pacuan Kubu Gadang, Payakumbuh, Sumatera Barat. Ajang bergengsi Indonesia’s Horse Racing Cup II resmi digelar pada Minggu, 28 September 2025.
Sebagai bagian dari rangkaian The Race of Rising Stars, race kali ini menghadirkan 13 kelas pacuan. Pertandingan terbagi dalam tiga kategori utama, di antaranya Kelompok Umur, Kelompok Ketinggian, serta Pacuan Tradisional Draf Bogie yang membuat Indonesia’s Horse Racing Cup II semakin istimewa.
Seluruh aksi tersebut terekam di lintasan Kubu Gadang yang memiliki panjang 900 meter dengan lebar 12 meter. Di trek inilah, ratusan penonton akan menyaksikan 67 ekor kuda terbaik yang siap berpacu memperebutkan total hadiah Rp425 juta di kelas-kelas prestisius.
Di kategori Kelompok Umur, hadir deretan race bergengsi. Sorotan utama jatuh pada Kelas 3 Tahun Calon Derby Divisi I berjarak 1.400 meter dengan hadiah Rp85 juta dan Kelas 3 Tahun Remaja Divisi I dengan jarak 1.200 meter berhadiah Rp75 juta.
Sementara itu, kategori Kelompok Ketinggian menawarkan tensi cepat dan intens. Dengan hadirnya race Kelas E Terbuka berjarak 1.200 meter berhadiah Rp20 juta, penonton diajak merasakan adrenalin di sepanjang lintasan.
Tak kalah ditunggu, kategori Pacuan Tradisional atau Draf Bogie. Di kategori ini menghadirkan tiga race ikonik, di antaranya Kelas Draf Bogie Baru berjarak 2.400 meter, Kelas Draf Bogie Usang Baru dengan jarak 3.200 meter, dan Kelas Draf Bogie Usang Lamo berjarak 3.200 meter.
Lebih dari sekadar adu cepat, Draf Bogie menjadi simbol kuat bagaimana olahraga pacuan kuda di Minangkabau tetap berakar pada tradisi.
Tentunya, tradisi berkuda tersebut tak lepas dari asal-usul namanya. Kata “Draf” merujuk pada kereta atau alat penarik, sementara “Bogie” adalah gerobak roda dua dari kayu.
Awalnya, Draf Bogie merupakan bagian dari kehidupan petani dan pedagang. Seiring waktu, tradisi ini berkembang menjadi hiburan rakyat saat pesta panen. Hingga pada akhirnya masuk ke ajang pacuan kuda resmi.
Dalam race tradisional ini, kuda berlari sambil menarik bogie kayu yang ditumpangi oleh joki. Lintasan bisa mencapai 3.200 meter, menjadikan kekuatan dan daya tahan kuda lebih diutamakan daripada kecepatan sprint.
Di samping itu, arena Pacuan Kubu Gadang semakin semarak dengan hadirnya Horseback Archery (HBA) Show, cabang olahraga berkuda yang menonjolkan ketangkasan dan akurasi. Dalam atraksi ini, para atlet harus memanah target dengan tepat sembari menunggang kuda yang berlari di lintasan.
Kehadiran HBA Show dan Kelas Draf Bogie di Indonesia’s Horse Racing Cup II bertujuan untuk mengenalkan masyarakat terkait cabang olahraga berkuda selain pacuan kuda itu sendiri. Dengan begitu, keseluruhan cabang olahraga berkuda semakin dikenal luas dan diharapkan menjadi kebanggaan bersama.
Bagi penonton yang hadir langsung, SARGA.CO menyediakan dua kategori tiket. Tiket Tribun seharga Rp50.000 sudah termasuk racebook (selama persediaan masih ada). Sedangkan tiket Regular seharga Rp10.000, racebook dijual terpisah seharga Rp30.000. Namun harga tiket Regular sudah termasuk air mineral.
Penonton yang membawa anak dengan tinggi di bawah 100 cm mendapat diskon 50 persen untuk kategori tiket Tribun, yang hanya tersedia secara On the Spot.
Selain kategori tiket berbayar, tersedia pula spot menonton pacuan kuda secara gratis di area sekitar UMKM. Dengan begitu, masyarakat tetap bisa menikmati suasana dan kemeriahan acara.
Akses menuju Lapangan Pacuan Kuda Kubu Gadang Payakumbuh, Sumatera Barat cukup mudah karena dapat ditempuh dengan berbagai moda transportasi.
Bagi yang menggunakan bus, perjalanan bisa dimulai dari Terminal Koto Nan Ampek, Payakumbuh. Kemudian dilanjutkan dengan mobil atau motor melalui Jalan Anggrek dan Jalan Pekanbaru, sebelum menempuh sekitar 15 menit perjalanan menuju lokasi.
Sementara itu, bagi yang datang dari luar daerah menggunakan pesawat, perjalanan dimulai dari Bandara Internasional Minangkabau. Selanjutnya, melakukan perjalanan darat menggunakan mobil melalui Tol Padang–Sicincin.
Setelah itu, keluar menuju Jalan Raya Padang–Bukittinggi, hingga tiba di lapangan setelah sekitar dua jam perjalanan.
Alternatif lain, bagi pengunjung yang membawa kendaraan pribadi dari Kota Padang, rutenya melalui Jalan Belakang Olo menuju Jalan Lintas Barat Sumatera. Kemudian masuk menuju Tol Padang–Sicincin dan melanjutkan perjalanan ke Jalan Raya Padang–Bukittinggi dengan waktu tempuh kurang lebih dua jam.
Untuk pengalaman yang lebih berkesan, pengunjung juga bisa menuju Lapangan Pacuan Kuda Kubu Gadang dari pusat Kota Payakumbuh menggunakan bendi, transportasi tradisional khas Minangkabau yang menambah sentuhan budaya dalam perjalanan.
Nuansa inilah yang membuat Indonesia’s Horse Racing Cup II 2025 hadir sebagai perayaan epik yang menyatukan olahraga, sportivitas, dan tradisi lokal dalam satu lintasan.
Ditunjuknya Payakumbuh sebagai tuan rumah kembali menegaskan posisinya sebagai salah satu pusat pacuan kuda nasional, tempat di mana sejarah dan modernitas berpacu berdampingan. Siapkah Anda untuk menjadi saksi lahirnya bintang baru di lintasan Tanah Air?
Install SARGA.CO News
sarga.co