SARGA.CO - Momen bersejarah tercipta di Lapangan Pacuan Kuda Rihi Eti Prailiu, Waingapu, ketika Ketua Umum PP Pordasi, Aryo PS Djojohadikusumo, menjejakkan kaki untuk pertama kalinya di Nusa Tenggara Timur (NTT) guna menyaksikan langsung Pacuan Kuda Tradisional NTT / Piala Pangdam IX Udayana 2025 pada Minggu, 25 Oktober 2025.
Kehadirannya disambut hangat ribuan penonton, pelaku, dan pecinta olahraga berkuda setempat, menciptakan atmosfer yang penuh semangat dan kebanggaan.
“Ini adalah kehormatan besar bagi kami di NTT. Kehadiran Ketua Umum PP Pordasi Bapak Aryo PS Djojohadikusumo menjadi simbol sinergi antara pusat dan daerah dalam mengembangkan olahraga berkuda di NTT,” ujar Jerry Manafe, Ketua Pengprov Pordasi NTT dikutip dari laman Pordasi.id, Senin 27 Oktober 2025.
Aryo PS Djojohadikusumo mengaku kagum atas antusiasme para peserta dan penonton yang memadati tribun serta area pacuan. Menurutnya, pacuan kuda tradisional tidak sekadar kompetisi, tetapi juga menjadi simbol persatuan masyarakat NTT.
"Luar biasa melihat semangat ini. PP Pordasi dan Pemerintah hadir dengan program pengembangan olahraga berkuda khususnya di wilayah NTT. Alhamdulillah, laporan dari Dandim Sumba Timur menyebutkan 106 pemuda asli Sumba Timur berhasil lolos seleksi menjadi Prajurit Kavaleri 2025," ungkap Aryo.
Pacuan Kuda Tradisional NTT / Piala Pangdam IX Udayana 2025 merupakan kolaborasi apik antara Pemerintah Kabupaten Sumba Timur, Pengcab Pordasi Sumba Timur, dan Kodim 1601/Sumba Timur, yang dipimpin langsung oleh Letkol Inf. Dobby Noviyanto.
Kejuaraan ini melibatkan 786 ekor kuda dari berbagai wilayah NTT, menjalani babak penyisihan pada 14–23 Oktober 2025. Para peserta terbaik kemudian melaju ke babak final pada 25 Oktober, bertanding dalam 15 kelas berdasarkan kelompok umur kuda.
Bupati Sumba Timur, Umbu Lili Pekuwali, menekankan pacuan kuda tradisional adalah warisan budaya NTT yang telah ada jauh sebelum lomba modern. Menurutnya, kegiatan ini bukan hanya ajang olahraga, tetapi juga peluang ekonomi bagi masyarakat.
“Beternak kuda adalah bagian dari budaya kami. Kejuaraan ini membantu bibit-bibit kuda unggulan terjual dengan harga baik, sekaligus memberi peluang bagi UMKM lokal. Tahun depan, kami berharap Pacuan Kuda Tradisional Sumba Timur bisa digelar minimal tiga kali setahun. Kami mendorong peternak untuk menjaga dan meningkatkan kualitas kuda mereka,” ujar Umbu Lili.
Dengan kehadiran Ketua Umum PP Pordasi dan antusiasme ribuan penonton, Pacuan Kuda Tradisional NTT / Piala Pangdam IX Udayana 2025 bukan hanya menjadi ajang olahraga, tetapi juga merayakan budaya, semangat lokal, dan potensi generasi muda Sumba Timur.
Install SARGA.CO News
sarga.co