SARGA.CO - Seekor kuda dari Timur jauh melintasi garis finis di Del Mar Racetrack di California lebih dulu. Forever Young, kuda jantan asal Jepang berumur 4 tahun, menyalip dengan langkah terakhir penuh tenaga. Di balik deru napasnya, sejarah baru lahir. Untuk pertama kalinya, kuda yang dilatih di Jepang menjuarai Breeders’ Cup Classic, lomba senilai US$ 7 juta yang telah menjadi ajang puncak pacuan dunia selama 4 dekade lebih.
Kemenangan itu bukan sekadar cepat. Itu adalah simbol tekad lintas samudra. Forever Young, yang ditangani oleh pelatih Yoshito Yahagi dan ditunggangi joki Ryusei Sakai, menuntaskan balapan dalam waktu 2 menit 00,19 detik, hanya unggul setengah panjang dari pesaing terdekatnya, Sierra Leone, sang juara bertahan tahun lalu.
Kemenangan itu hanya satu dari banyak kisah luar biasa di balik Breeders’ Cup 2025 — ajang yang kini tak sekadar lomba, melainkan perayaan global balap kuda. Mengutip laman Americasbestracing.net berikut adalah fakta lainnya:
Kemenangan Forever Young menghapus mitos bahwa Breeders’ Cup Classic terlalu “domestik.” Setelah bertahun-tahun mencoba, Jepang akhirnya memecahkan dominasi Amerika dalam balapan paling bergengsi itu. Dalam 42 edisi sebelumnya, belum pernah ada kuda Asia yang menang.
Forever Young juga sukses melakukan balas dendam dengan cara yang manis pada rival Amerika setelah sang pendatang baru itu finis ketiga di Kentucky Derby dengan hanya selisih hidung dari Mystik Dan dan Sierra Leone.
“Fierceness dan Sierra Leone akan pensiun, jadi ini adalah kesempatan terakhir melawan kedua orang ini bersama-sama,” kata pemilik Forever Young, Susume Fujita. “Ini juga impian saya untuk mengalahkan kedua kuda ini, jadi ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan.”
Biasanya, pemenang Classic otomatis dianggap kandidat utama untuk gelar Horse of the Year. Data menunjukkan, 16 dari 41 pemenang kejuaran ini selalu terpilih sebagai Kuda Terbaik. Namun jangan berharap tradisi itu akan berjalan pada tahun ini.
Meski tampil impresif, Forever Young hanya tampil sekali di Amerika musim ini. Beberapa analis menyebut peluangnya tipis untuk meraih gelar Horse of The Year. Tradisi ini tentunya akan berperan besar mengingat pesaingnya, Sovereignty telah memenangkan Kentucky Derby, Belmont Stakes, dan DraftKings Travers Stakes meski mundur dari perlombaan Breeder's Cup Classis karena sakit. Sebuah ironi. Kuda ini menaklukkan negeri orang, tapi tak dinobatkan sebagai yang terbaik.
Dengan sifatnya yang tertutup dan mendalam, lintasan tempat Sierra Leone berkompetisi tidak berpihak untuk karakter kuda dengan gaya lari tertentu. Pelatih Chad Brown yakin apa yang dikenal sebagai bias lintasan merugikan juara bertahannya.
"Saya tidak ingin meremehkan sang pemenang, tetapi kecepatanlah yang menentukan sepanjang hari," kata Brown setelah Sierra Leone finis kedua. "Saya sangat bangga dengan usaha kuda saya, begitu berani berlari melawan bias dan hampir sampai di sana. Dengar, dia dan Forever Young memiliki hubungan dekat dan mereka memiliki persaingan yang luar biasa sejak Derby. Ini adalah hari Forever Young untuk menemukan lingkaran pemenang dan salut untuk mereka. Mereka telah melakukan pekerjaan yang sangat baik untuk membawa kuda ini kembali dan dia benar-benar berjuang."
Kejuaraan Breeders's Cup Classic menjadi lomba yang mustahil untuk dimenangkan Contrary Thingking. Dalam dua start terakhir, kuda yang dipasang untuk menjadi penentu kecepatan bagi Sierra Leone agar bisa berlari kencang ini finish di posisi yang tidak menggembirakan. Sebaliknya, Contrary Thingking menjadi penyebab dari insiden yang membuat Mindframe kehilangan jokinya di Jockey Club Gold Cup.
Kuda dari Spendthrift Farm ini menunjukkan jati dirinya sebagai kuda jantan muda yang memiliki segalanya. Juara kelas 2 tahun dan favorti Kentucky Derby awal 2026 ini menujukan kecerdasan yang luar biasa ditunjang dengan atribut fisiknya.
Ted Noffey tampil sebagai juara di Saratoga, Keeneland, dan Del Mar dengan joki tetap John Velazquez.
“Dia beradaptasi di sini seperti anak berusia 5 tahun yang sudah lama berlari. Dia menjalani semuanya dengan tenang,” ujar Pelatih Hall of Fame, Todd Pletcher
Breeders’ Cup bukan sekadar satu lomba. Selama dua hari, 14 race digelar dengan total hadiah mencapai lebih dari US$ 34 juta. Dari kuda muda hingga sprinter turf, setiap kelas menampilkan intensitas khas akhir musim yang membuat publik taruhan dan penggemar tak beranjak dari layar.
Antusiasme tahun ini begitu besar. Menurut America’s Best Racing, total nilai taruhan sepanjang akhir pekan mencapai US$ 180,03 juta, angka tertinggi ketiga dalam sejarah Breeders’ Cup. Angka tersebut sedikit lebih tinggi dari tahun lalu sebesar US$ 179,21 juta.
Sementara rekor taruhan terbesar sepanjang masa diukir di kejuaraan Keeneland pada tahun 2022 dengan nilai US$ 189.060.373. Publik global kembali membuktikan balapan ini tak lagi milik satu bangsa.
Irad Ortiz Jr. kembali menunjukkan alasan dirinya dipandang sebagai joki andalan ketika uang besar dipertaruhkan dengan mengulangi kemenangannya sebagai pemenang Bill Shoemaker Award. Penghargaan ini diberikan kepada penunggang terkemuka selama pelaksanaan Breeders' Cup dua hari berdasarkan poin yang dikumpulkan melalui 14 balapan. Ia juga menang untuk keenam kalinya dalam delapan tahun terakhir.
"Ini salah satu akhir pekan favorit saya sepanjang tahun, jadi rasanya senang bisa meraih trofi karena Anda memiliki minggu yang baik di balapan terbaik tahun ini," kata Ortiz
Pelatih George Weaver juga mencatat sejarah pribadinya. Ia meraih kemenangan pertamanya di ajang ini lewat Cy Fair, kuda betina kecil yang berlari secepat kilat untuk menjuarai Juvenile Turf Sprint. Cy Fair juga menjadi kuda betina kedua sepanjang sejarah yang memenangkan lomba tersebut.
Install SARGA.CO News
sarga.co