SARGA.CO - Di dunia pacuan terdapat satu nama kuda yang selalu diingat karena kecepatannya terdengar seperti mitos. Kuda legendaris itu bernama Secretariat. Jantan berwarna chestnut memiliki tubuh berotot sempurna dan sorot mata yang seolah tahu bahwa dirinya ditakdirkan untuk membuat sejarah.
Setiap kali cuplikan Belmont Stakes tahun 1973 diputar, para penonton yang sudah mengetahui hasil masih akan ikut menahan napas.
“Secretariat berlari seperti mesin yang luar biasa!” teriak komentator CBS, Chic Anderson, saat kuda itu melesat meninggalkan lawannya.
Di garis finis, jaraknya dengan pemenang kedua sungguh mencengangkan. Secretariat unggul 31 panjang kuda dari pesaing terdekatnya di kejuaraan itu.
Secretariat lahir pada 30 Maret 1970 di The Meadow Farm, Virginia. Pemiliknya, Penny Chenery, awalnya hanya berusaha menyelamatkan peternakan keluarganya yang hampir bangkrut. Ia bahkan mendapat Secretariat dari hasil lempar koin.
Namun siapa yang bisa menyangka. Keberuntungan itu akan mengubah sejarah pacuan selamanya. Penny hany amencatat satu kata di buku catatan kelahiran kuda itu, “Wow.”
Sejak muda, Secretariat sudah punya aura bintang. Tubuh proporsional, postur gagah, dan ada sesuatu dalam caranya berlari yang membuat orang terpana.
Bersama pelatih Lucien Laurin dan joki Ron Turcotte, Secretariat mendominasi musim balap 1973. Ia memecahkan rekor di Kentucky Derby dengan waktu 1:59.40 sekaligus menempatkannya sebagai kuda pertama yang finis di bawah dua menit.
Dua minggu kemudian, ia menjuarai Preakness Stakes dengan kecepatan menakjubkan. Puncaknya, di kejuaraan Belmont Stakes, ia menutup Triple Crown dengan kemenangan paling fenomenal dalam sejarah pacuan kuda modern.
Namun kisah paling luar biasa justru muncul setelah kematiannya. Pada 4 Oktober 1989, Secretariat harus disuntik mati karena menderita laminitis, penyakit parah pada jaringan di dalam kuku. Dokter hewan yang melakukan autopsi, Dr. Thomas Swerczek dari University of Kentucky, awalnya hanya ingin memastikan penyebab kematian. Tapi saat ia membuka dada Secretariat, ia dan rekan-rekannya terdiam.
“Jantungnya tidak terlalu besar,” kata Dr. Swerczek pelan dikutip dari laman issuu.com, “(Tapi) ini adalah jantung terbesar yang pernah saya lihat.”
Jantung Secretariat berbobot sekitar 22 pon atau 10 kilogram — hampir dua setengah kali ukuran jantung kuda normal. Tak ada kelainan, tak ada kerusakan, hanya organ sempurna dalam ukuran raksasa.
Dr. Swerczek yang telah melakukan ribuan autopsi selama kariernya, menyebut Secretariat sebagai “spesimen paling sempurna yang pernah saya lihat.”
Penemuan ini menjawab pertanyaan yang selama ini membuat penasaran dunia balap. Bagaimana seekor kuda bisa berlari secepat dan selama itu tanpa kehilangan tenaga? Jawabannya ternyata terlatak pada jantungnya.
Dengan kapasitas darah dan oksigen luar biasa, Secretariat mampu mempertahankan kecepatan tinggi tanpa kelelahan—sebuah “mesin biologis” yang hampir mustahil diciptakan ulang.
Teori tentang “X-Factor” pun muncul, dipopulerkan oleh peneliti Marianna Haun, yang percaya gen jantung besar diwariskan lewat kromosom X dari induk betina. Dan memang, banyak keturunan betina Secretariat yang menghasilkan kuda-kuda juara. Namun, seperti yang sering dikatakan para pengamat, “tak akan ada lagi yang seperti dia.”
Menariknya, di balik momen besar itu, Dr. Swerczek tengah menghadapi tragedi pribadi. Anaknya mengalami kecelakaan parah dan koma. Ia meninggalkan rumah sakit untuk menjalankan autopsi pada kuda yang ia kagumi sejak lama. Tak ada foto, tak ada skala berat, hanya rasa hormat mendalam.
“Saya tidak ingin merusak keindahannya. Saya melakukan semuanya seolah sedang operasi, bukan autopsi,” ujarnya kepada Equestrian Directory pada 2020.
Setelah kejadian itu, Dr. Swerczek mendedikasikan hidupnya meneliti laminitis dan gangguan reproduksi pada kuda. Ia menemukan bahwa perubahan cuaca ekstrem dan racun alami di padang rumput mungkin berperan dalam penyakit seperti yang menewaskan Secretariat. Risetnya membantu banyak peternakan di Kentucky mencegah kasus serupa.
Secretariat bukan hanya legenda di lintasan, tapi juga misteri ilmiah yang mengubah cara dunia memahami performa seekor kuda. Ia berlari bukan hanya dengan tenaga, tapi dengan sesuatu yang lebih besar—secara harfiah dan emosional—sebuah jantung dua kali lipat lebih besar dari kuda mana pun.
“Dia bukan seekor kuda,” kata pejabat pacuan New York, Bennett Liebman. “Dia Secretariat.”
Install SARGA.CO News
sarga.co